JAKARTA, KOMPAS.com - Spesialis Imunisasi Unicef Indonesia, Kenny Peetosutan mengatakan, ada potensi kembali merebaknya berbagai penyakit jika tingkat cakupan imunisasi untuk anak rendah.
Namun, hal tersebut bisa terjadi jika tingkat cakupan bertahan dalam kondisi rendah dalam waktu yang lama.
"Bila cakupan imunisasi rendah dalam waktu yang cukup lama, ada kemungkinan penyakit-penyakit yang bisa dicegah (oleh imunisasi) itu muncul kembali ke permukaan," ujar Kenny dalam talkshow daring bersama Satgas Penanganan Covid-19 yang ditayangkan di saluran YouTube BNPB, Senin (31/8/2020).
Baca juga: Yuri: Vaksin Covid-19 untuk Memutus Penularan, Bukan untuk Imunisasi
Penyakit yang dimaksud antara lain campak, polio, difteri hingga TBC.
Menurut Kenny, jenis penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi adalah berbagai penyakit yang proses penularannya secara cepat.
Sehingga, dikhawatirkan bila nantinya bisa menjadi wabah di tengah situasi pandemi.
"Menangani wabah di masa pandemi ini sangat sulit. Jadi akan menjadi beban ganda baik buat si anak maupun orangtua," kata Kenny.
Pada Juli 2020, Unicef Indonesia bersama Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melalukan survei daring terhadap 12.000 responden di Indonesia.
Survei ini bertujuan mengetahui persepsi para orangtua yang punya anak yang berusia di bawah dua tahun terhadap imunisasi di masa pandemi.
Baca juga: Menkes: Implikasi Vaksinasi Covid-19 Tak Hanya Anggaran, tetapi Juga Politis
Menurut Kenny, dari 12.000 responden tersebut, hanya 7.000 responden yang mengisi poin-poin survei secara lengkap.
"Hasilnya menunjukkan banyak dari responden yang sebenarnya paham tentang manfaat imunisasi," tuturnya.
"Kemudian, sekitar 60 persen dari responden ingin tetap melakukan imunisasi untuk anaknya meski sedang pandemi," kata Kenny.
Merujuk kepada hasil tersebut, Unicef Indonesia menyarankan fasilitas kesehatan dan para orangtua memperhatikan protokol kesehatan untuk imunisasi.
Antara lain, pembatasan jumlah peserta imunisasi, menjaga jarak selama proses imunisasi, menerapkan janji temu sebelum jadwal imunisasi.
"Selain itu, protokol memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan juga perlu diterapkan. Semua layanan kesehatan harus memperhatikan itu," kata Kenny.
Baca juga: WHO dan UNICEF Ingatkan Bahaya Turunnya Imunisasi karena Corona