Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Ukur Konsistensi Pemerintah, Mensos Minta Survei Bansos Dibuat Lagi

Kompas.com - 23/07/2020, 19:36 WIB
Maria Arimbi Haryas Prabawanti,
Anggara Wikan Prasetya

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Menteri Sosial (Mensos) Juliari P BatuBara mengatakan, Pusat Penelitian dan Pengembangan Kesejahteraan Sosial (Puslitbangkesos) perlu membuat survei lagi terkait penerapan bantuan sosial (bansos) setelah Covid-19.

"Karena survei tersebut berguna untuk mengukur kekonsistenan kami," kata dia dalam keterangan tertulis.

Mensos menyampaikan pernyataan itu pada Seminar Eksekutif Hasil Penelitian Bantuan Sosial Covid-19," Kamis (23/07/2020).

Lebih lanjut, ia mengatakan, untuk mendapatkan survei yang baik, harus dilakukan secara berkala dengan melihat trennya, bukan hasil satu survei saja.

Baca juga: Realisasi Anggaran Capai 63,42 Persen, Kemensos Dorong Perputaran Ekonomi

"Saat Covid-19 ini, kemapanan dan kemandirian ekonomi sedang diuji, sehingga survei yang dilakukan ini semuanya untuk membuatkan suatu koridor," jelasnya.

Meski demikian, ia mengaku, memang tidak mungkin dalam satu program bisa meng-cover semua responden.

Seminar Hasil Riset Bansos Covid-19 

Survei penelitian yang diprakarsai Kementerian Sosial (Kmensos) tersebut bertujuan untuk merangsang penyusunan kebijakan publik bidang kesejahteraan sosial, khususnya dalam penanganan pandemi Covid-19 yang mengacu pada hasil riset atau data faktual.

Selain itu, survei juga bertujuan menyampaikan hasil penelitian terkait masalah sosial kekinian yang telah diselenggarakan Puslitbangkesos kepada unit tehnis terkait.

Adapun, pemaparan hasil penelitian tersebut diwakili tim Peneliti Puslitbangkesos Hari Harjanto yang berjudul Implementasi Mekanisme Penyaluran Bantuan Sosial Sembako di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek).

Selain itu, pemaparan juga diwakili Badrun Susantyo dengan judul Bantuan Sosial Tunai Bagi Keluarga Terdampak Covid-19.

Baca juga: Kemensos Bagikan 508.077 BST ke Banten, Daerah dengan Banyak Pekerja Dirumahkan

Dalam acara tersebut, Menteri Juliari juga berterima kasih atas saran yang diberikan para pembahas yang terdiri dari Lembaga Lingkar Madani Indonesia yang diwakili Ray Rangkuti, Lembaga Survei Alvara yangdiwakili oleh Hasanuddin Ali.

Tak lupa ia juga berterima kasih atas kritik membangun dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia yang diwakili Rusli Cahyadi dan Lembaga Sosiologi Universitas Indonesia yang diwakili Ida Ruwaida Noor.

"Ini menjadi mekanisme kontrol terhadap kinerja kami di pemerintahan.” kata Mensos.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Nasional
Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com