Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jenderal Hoegeng dan Sosok Polisi Pelayan Masyarakat

Kompas.com - 14/07/2020, 16:40 WIB
Ardito Ramadhan,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com- Jenderal Polisi (Purn) Hoegeng Imam Santoso dikenang sebagai sosok Kapolri yang jujur, sederhana, dan berintegritas.

Tak heran bila Hoegang dianggap sebagai sosok yang harus menjadi teladan bagi seluruh personil Korps Bhayangkara.

Lewat autobiografinya yang berjudul "Hoegeng, Polisi Idaman dan Kenyataan", Hoegeng menyatakan, kehadiran seorang polisi semestinya menciptakan ketentraman di tengah masyarakat.

"Saya membayangkan, sebagaimana diajarkan di Akademi dan Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian, bahwa kehadiran soerang atau sejumlah polisi justru mendatangkan rasa tenteram pada masyarakat sekitarnya," kata Hoegeng.

Baca juga: Kisah Kesederhanaan Hoegeng, Menolak Pengawalan dan Mobil Dinas

Hoegeng mengatakan, hanya para penjahat atau orang yang berniat jahat yang semestinya takut dan was-was terhadap kehadiran polisi.

Sebab, kata Hoegeng, pada dasarnya seorang polisi adalah pelayan masyarakat untuk menegakkan ketertiban dan keamanan umum di mana pun ia berada.

"Apalagi kalau sedang mengenakan seragam polisi maka kewajiban resminya itu menjadi kongkret di tengah masyarakat: masyarakat berhak menuntut ketertiban dan ketenteraman padanya," kata Heogeng.

Menurut Hoegeng, ketika berada di tengah masyarakat, polisi tetaplah polisi tanpa memandang kedudukan dan pangkatnya.

Bagi Hoegeng, seorang jenderal polisi tak berbeda dengan seorang petugas polisi di lapangan, hanya kewajiban dan tanggungjawabnya yang lebih besar.

Oleh karena itu, Hoegeng tak pernah merasa malu saat turun tangan mengambilalih tugas seorang polisi yang sedang tidak berada di tempat.

"Misalnya jika di suatu prapatan terjadi kemacetan lalu lintas maka kadangkala dengan baju dinas Kapolri saya akan menjalankan tugas seorang polisi lalu lintas di jalanraya! Saya melakukannya dengan ikhlas," ujar dia.

Baca juga: Mengenang Jenderal Hoegeng, Kapolri Jujur dan Teladan Bhayangkara...

Hal itu Hoegeng lalukan sebagai contoh tentang kecintaan polisi akan tugasnya sekaligus memberi peringatan secara halus kepada polisi yang lalai dan malas.

Dalam kesehariannya sebagai Kapolri, Hoegeng pun tetap menunjukkan dirinya sebagai seorang polisi biasa.

Setiap hari, ia tiba di kantornya pada pukul 07.00 pagi ketika banyak staf dan bawahannya justru belum tiba di kantor.

Hoegeng pun tidak menempuh rute yang sama dalam perjalanan ke kantor agar mendapat gambaran susasana kehidupan sekaligus menginspeksi kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan tugas kepolisian.

"Dengan demikian maka saya tahu kondisi jalan raya, kepadatan lalu lintas, tapi juga kesiagaan polisi lalu lintasnya," kata Heogeng.

Baca juga: Cerita Jenderal Hoegeng Lolos dari Fitnah Berkat Catatan Harian

Hoegeng melanjutkan, setiap hari-hari besar, para pimpinan Porli pun turun ke pusat-pusat keramaian untuk menunjukkan tanggungjawab Polri dalam memelihara ketertiban dan keamanan umum.

Hoegeng juga menolak fasilitas pengamanan khusus di rumahnya demi menciptakan kesan bahwa rumah seorang polisi adalah tempat mengadu masyarakat.

"Saya tak ingin rumah saya nampak angker, atau membuat risi (segan) orang yang ingin datang. Kalau demikian, maka saya merasa tak enak, sebab merasa terisolasi atau mengisolasi diri," kata Hoegeng.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo Berterima Kasih ke PBNU karena Komitmen Dukung Pemerintahan ke Depan

Prabowo Berterima Kasih ke PBNU karena Komitmen Dukung Pemerintahan ke Depan

Nasional
Gus Yahya: Tak Ada Peran yang Lebih Tepat bagi PBNU Selain Bantu Pemerintah

Gus Yahya: Tak Ada Peran yang Lebih Tepat bagi PBNU Selain Bantu Pemerintah

Nasional
Gus Yahya: Ini Halal Bihalal Keluarga, Prabowo-Gibran Anggota Keluarga NU

Gus Yahya: Ini Halal Bihalal Keluarga, Prabowo-Gibran Anggota Keluarga NU

Nasional
Data Penyelidikan SYL Diduga Bocor, KPK Akan Periksa Internal Setelah Febri Diansyah dkk Bersaksi di Sidang

Data Penyelidikan SYL Diduga Bocor, KPK Akan Periksa Internal Setelah Febri Diansyah dkk Bersaksi di Sidang

Nasional
Prabowo Tiba di Acara Halal Bihalal PBNU, Diantar Gibran Masuk Gedung

Prabowo Tiba di Acara Halal Bihalal PBNU, Diantar Gibran Masuk Gedung

Nasional
Gerindra Tegaskan Prabowo Belum Susun Kabinet, Minta Pendukung Tak Bingung

Gerindra Tegaskan Prabowo Belum Susun Kabinet, Minta Pendukung Tak Bingung

Nasional
Hadiri Halal Bihalal PBNU, Gibran Disambut Gus Yahya dan Gus Ipul

Hadiri Halal Bihalal PBNU, Gibran Disambut Gus Yahya dan Gus Ipul

Nasional
Gempa Garut, Tenda Pengungsian Didirikan di Halaman RS Sumedang

Gempa Garut, Tenda Pengungsian Didirikan di Halaman RS Sumedang

Nasional
Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

Nasional
9 Kabupaten dan 1 Kota  Terdampak Gempa M 6,2 di Garut

9 Kabupaten dan 1 Kota Terdampak Gempa M 6,2 di Garut

Nasional
KPK Sebut Dokter yang Tangani Gus Muhdlor Akui Salah Terbitkan Surat 'Dirawat Sampai Sembuh'

KPK Sebut Dokter yang Tangani Gus Muhdlor Akui Salah Terbitkan Surat "Dirawat Sampai Sembuh"

Nasional
BNPB: Tim Reaksi Cepat Lakukan Pendataan dan Monitoring Usai Gempa di Garut

BNPB: Tim Reaksi Cepat Lakukan Pendataan dan Monitoring Usai Gempa di Garut

Nasional
BNPB: Gempa M 6,2 di Garut Rusak Tempat Ibadah, Sekolah, dan Faskes

BNPB: Gempa M 6,2 di Garut Rusak Tempat Ibadah, Sekolah, dan Faskes

Nasional
PBNU Gelar Karpet Merah Sambut Prabowo-Gibran

PBNU Gelar Karpet Merah Sambut Prabowo-Gibran

Nasional
KPK Nonaktifkan Dua Rutan Buntut Pecat 66 Pegawai yang Terlibat Pungli

KPK Nonaktifkan Dua Rutan Buntut Pecat 66 Pegawai yang Terlibat Pungli

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com