Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia Dinilai Kehilangan Golden Time Antisipasi Penyebaran Covid-19

Kompas.com - 13/07/2020, 18:01 WIB
Irfan Kamil,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Ketua Jurnalis Bencana dan Krisis (JBK) Ahmad Arif menilai, Indonesia kehilangan golden time atau momentum terbaik dalam menangani pandemi Covid-19.

"Kita kehilangan golden time dalam menangani pandemi ini, Januari, Februari malah denial, penyangkalan tehadap risiko," kata Arif, Senin (13/7/20202).

Arif mengatakan, selain terlambat dalam antisipasi, kemampuan untuk melakukan tes juga dinilai belum baik.

"Kasus ditemukan pada Maret, ini sebenarnya bukan kasus pertama kalau dari kajian beberapa epidemolog," ujar Ahmad Arif.

"Ini adalah kasus pertama yang ditemukan dan dilaporkan, sebelumnya sudah diduga ada, tapi waktu itu kemampuan tes masih bermasalah," kata dia.

Baca juga: Gugus Tugas: Tantangan Indonesia, Tekan Lonjakan Kasus Covid-19

Menurut Arif, banyaknya tenaga kesehatan yang meninggal, selain karena wabahnya sudah meluas, juga akibat tenaga kesehatan tidak menyadari dirinya terpapar.

"Dan Maret, seiring banyak meninggalnya tenaga kesehatan saat itu, sebenarnya karena wabah sudah beredar cukup luas di masyarakat. Banyak tenaga kesehatan yang tidak tahu dia tertular dari pasien yang sebenarnya (positif) sudah banyak," kata Arif.

Sorotan new normal

Kemudian, Arif menyoroti kebijakan perintah yang saat ini sudah mencanangkan kebijakan new normal. Dalam sejumlah pernyataan, pejabat Indonesia terlihat mendorong masyarakat untuk mulai beraktivitas meski dengan menerapkan protokol kesehatan.

Akan tetapi, menurut dia, masih banyak kalangan masyarakat banyak yang abai terhadap protokol kesehatan, karena menganggap kampanye new normal diinterpretasikan sebagai kondisi yang sudah normal.

Baca juga: Kerap Diucapkan Jokowi, Frasa New Normal Kini Direvisi Pemerintah...

"Kasus semakin meningkat dan kita dihadapkan pada situasi yang seolah-olah sudah normal dan kewaspadaan masyarakat jauh berkurang. Di banyak daerah, (terlihat) bagaimana protokol kesehatan diabaikan,” kata Arif.

"Kampanye new normal sukses disuarakan pemerintah, di sisi yang lain melemahkan kesiapsiagaan masyarakat," tutur wartawan Harian Kompas ini.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Nasional
Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com