"Kita kehilangan golden time dalam menangani pandemi ini, Januari, Februari malah denial, penyangkalan tehadap risiko," kata Arif, Senin (13/7/20202).
Arif mengatakan, selain terlambat dalam antisipasi, kemampuan untuk melakukan tes juga dinilai belum baik.
"Kasus ditemukan pada Maret, ini sebenarnya bukan kasus pertama kalau dari kajian beberapa epidemolog," ujar Ahmad Arif.
"Ini adalah kasus pertama yang ditemukan dan dilaporkan, sebelumnya sudah diduga ada, tapi waktu itu kemampuan tes masih bermasalah," kata dia.
Menurut Arif, banyaknya tenaga kesehatan yang meninggal, selain karena wabahnya sudah meluas, juga akibat tenaga kesehatan tidak menyadari dirinya terpapar.
"Dan Maret, seiring banyak meninggalnya tenaga kesehatan saat itu, sebenarnya karena wabah sudah beredar cukup luas di masyarakat. Banyak tenaga kesehatan yang tidak tahu dia tertular dari pasien yang sebenarnya (positif) sudah banyak," kata Arif.
Sorotan new normal
Kemudian, Arif menyoroti kebijakan perintah yang saat ini sudah mencanangkan kebijakan new normal. Dalam sejumlah pernyataan, pejabat Indonesia terlihat mendorong masyarakat untuk mulai beraktivitas meski dengan menerapkan protokol kesehatan.
Akan tetapi, menurut dia, masih banyak kalangan masyarakat banyak yang abai terhadap protokol kesehatan, karena menganggap kampanye new normal diinterpretasikan sebagai kondisi yang sudah normal.
"Kasus semakin meningkat dan kita dihadapkan pada situasi yang seolah-olah sudah normal dan kewaspadaan masyarakat jauh berkurang. Di banyak daerah, (terlihat) bagaimana protokol kesehatan diabaikan,” kata Arif.
"Kampanye new normal sukses disuarakan pemerintah, di sisi yang lain melemahkan kesiapsiagaan masyarakat," tutur wartawan Harian Kompas ini.
Di sisi lain, kata Arif, LaporCovid19 dalam surveinya mengungkapkan banyaknya masyarakat yang abai terhadap Covid-19 karena faktor ekonomi.
"Di Jakarta, 200 responden karena tekanan ekonomi yang demikian keras sementara insentif tidak memadai membuat mereka rela tertular asal ekonominya tidak terganggu," ucap Arif.
Arif juga menilai, adanya sebagian masyarakat yang abai terhadap penerapan protokol kesehatan akibat kegagalan pemerintah dalam menjamin ekonomi kepada rakyatnya.
"Konsekuensi akibat kegagalan memberikan jaminan ekonomi terhadap masyarakat sehingga mereka relatif abai dengan risiko itu sendiri," tutur Arif.
https://nasional.kompas.com/read/2020/07/13/18011841/indonesia-dinilai-kehilangan-golden-time-antisipasi-penyebaran-covid-19