Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lewat Pertemuan Virtual, KBRI Pantau Kondisi WNI di AS

Kompas.com - 03/06/2020, 11:59 WIB
Devina Halim,
Fabian Januarius Kuwado

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Washington DC melakukan pertemuan secara virtual dengan berbagai kalangan warga negara Indonesia (WNI) di Amerika Serikat.

Pertemuan itu dilakukan demi memastikan keamanan para WNI di tengah aksi demonstrasi akibat kematian seorang warga negara AS bernama George Floyd karena dianiaya polisi setempat.

Menurut Kuasa Usaha Ad-Interim/Wakil Duta Besar RI untuk AS Iwan Freddy Hari Susanto, pertemuan virtual dilakukan dengan mempertimbangkan jumlah WNI serta lokasi mereka yang tersebar.

"Jumlah WNI yang bermukim di AS sangat besar, yakni lebih dari 142.000 orang. Mereka juga tersebar di berbagai wilayah dan kota di AS, termasuk di kota-kota kecil. Kita perlu menjangkau mereka secara lebih luas," kata Iwan melalui keterangan tertulis, Rabu (3/6/2020).

Baca juga: Hari Ke-7 Demo George Floyd: Penjarahan Masih Terjadi, WNI Tetap Aman

Perwakilan tokoh masyarakat, pemuka agama, organisasi masyarakat, mahasiswa, hingga pegiat seni turut menghadiri pertemuan tersebut.

Menurut Iwan, langkah tersebut dinilai cukup efektif.

"Kemitraan dan sinergi dengan para tokoh masyarakat, pemuka agama dan ketua ormas, yang umumnya memiliki grup-grup WA sebagai sarana komunikasi rutin antar anggota mereka, terbukti sangat membantu mengetahui setiap perkembangan yang terjadi di tengah masyarakat," tutur dia.

Tidak hanya di Washington DC, seluruh kantor perwakilan Indonesia di AS melakukan hal tersebut, termasuk Konsulat Jenderal RI (KJRI) di Los Angeles, San Fransisco, Chicago, New York dan Houston.

Iwan mengatakan, pihak KBRI serta KJRI juga memberikan imbauan secara masif agar para WNI tetap tenang.

Kemudian, para WNI di AS juga diminta tidak keluar rumah kecuali untuk keperluan mendesak, mematuhi peraturan dari otoritas setempat, serta mengontak kantor perwakilan Indonesia apabila membutuhkan bantuan.

Baca juga: Apa yang Terjadi dalam 30 Menit Momen Terakhir Hidup George Floyd?

DIberitakan, George Floyd tewas usai leher bagian belakangnya ditindih dengan lutut oleh polisi bernama Derek Chauvin, ketika tiarap sedang diamankan.

Laporan penyelidikan menyebut Floyd ditindih selama 8 menit 46 detik.

Meski pria kulit hitam itu telah berteriak meminta tolong karena tidak bisa bernafas, Chauvin tak menghiraukan, sehingga berujung pada kematian.

Floyd sebelumnya diamankan polisi atas tuduhan melakukan transaksi dengan uang palsu.

Tewasnya seorang kulit hitam di tangan polisi kulit putih ini pun memantik demonstrasi besar-besaran di Amerika Serikat (AS) dengan mengangkat isu rasialisme.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Di Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional, Fahira Idris Sebut Indonesia Perlu Jadi Negara Tangguh Bencana

Di Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional, Fahira Idris Sebut Indonesia Perlu Jadi Negara Tangguh Bencana

Nasional
297 Sengketa Pileg 2024, KPU Siapkan Bukti Hadapi Sidang di MK

297 Sengketa Pileg 2024, KPU Siapkan Bukti Hadapi Sidang di MK

Nasional
Meski Anggap Jokowi Bukan Lagi Kader, Ini Alasan PDI-P Tak Tarik Menterinya dari Kabinet

Meski Anggap Jokowi Bukan Lagi Kader, Ini Alasan PDI-P Tak Tarik Menterinya dari Kabinet

Nasional
Rancangan Peraturan KPU, Calon Kepala Daerah Daftar Pilkada 2024 Tak Perlu Lampirkan Tim Kampanye

Rancangan Peraturan KPU, Calon Kepala Daerah Daftar Pilkada 2024 Tak Perlu Lampirkan Tim Kampanye

Nasional
Nasdem dan PKB Dukung Prabowo-Gibran, PAN Sebut Jatah Kursi Menteri Parpol Koalisi Tak Terganggu

Nasdem dan PKB Dukung Prabowo-Gibran, PAN Sebut Jatah Kursi Menteri Parpol Koalisi Tak Terganggu

Nasional
Bilang Jokowi Sangat Nyaman, PAN Janjikan Jabatan Berpengaruh

Bilang Jokowi Sangat Nyaman, PAN Janjikan Jabatan Berpengaruh

Nasional
KPU Godok Aturan Baru Calon Kepala Daerah Pakai Ijazah Luar Negeri

KPU Godok Aturan Baru Calon Kepala Daerah Pakai Ijazah Luar Negeri

Nasional
Status Perkawinan Prabowo-Titiek Tertulis 'Pernah', Apa Maknanya?

Status Perkawinan Prabowo-Titiek Tertulis "Pernah", Apa Maknanya?

Nasional
Wamenhan Terima Kunjungan Panglima AU Singapura, Bahas Area Latihan Militer

Wamenhan Terima Kunjungan Panglima AU Singapura, Bahas Area Latihan Militer

Nasional
Pengamat: Anies Ditinggal Semua Partai Pengusungnya, Terancam Tak Punya Jabatan Apa Pun

Pengamat: Anies Ditinggal Semua Partai Pengusungnya, Terancam Tak Punya Jabatan Apa Pun

Nasional
Pilkada 2024: Usia Calon Gubernur Minimum 30 Tahun, Bupati/Wali Kota 25 Tahun

Pilkada 2024: Usia Calon Gubernur Minimum 30 Tahun, Bupati/Wali Kota 25 Tahun

Nasional
Menlu Sebut Judi 'Online' Jadi Kejahatan Transnasional, Mengatasinya Perlu Kerja Sama Antarnegara

Menlu Sebut Judi "Online" Jadi Kejahatan Transnasional, Mengatasinya Perlu Kerja Sama Antarnegara

Nasional
PDI-P Percaya Diri Hadapi Pilkada 2024, Klaim Tak Terdampak Jokowi 'Effect'

PDI-P Percaya Diri Hadapi Pilkada 2024, Klaim Tak Terdampak Jokowi "Effect"

Nasional
Harap Kemelut Nurul Ghufron dan Dewas Segera Selesai, Nawawi: KPK Bisa Fokus pada Kerja Berkualitas

Harap Kemelut Nurul Ghufron dan Dewas Segera Selesai, Nawawi: KPK Bisa Fokus pada Kerja Berkualitas

Nasional
Hasto Ungkap Jokowi Susun Skenario 3 Periode sejak Menang Pilpres 2019

Hasto Ungkap Jokowi Susun Skenario 3 Periode sejak Menang Pilpres 2019

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com