JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek-BRIN) Bambang Brodjonegoro berupaya melakukan sinergi dalam proses penelitian untuk keperluan penanganan dan pencegahan virus corona (Covid-19).
Hal itu, kata dia, harus dilakukan karena anggaran penelitian Kemenristek-BRIN terbatas.
"Karenanya dengan dana yang kami miliki untuk kegiatan riset maka kami juga tidak berhenti untuk mencari mitra industri yang nantinya akan memproduksi hasil inovasi tersebut dalam jumlah besar," kata Bambang dalam video conference, Senin (18/5/2020).
Baca juga: Kemenkes Pastikan Pemeriksaan Sampel Covid-19 Tetap Dilakukan Selama Libur Lebaran
Bambang menjelaskan, sinergi itu dilakukan sejak hulu penelitian.
Sedangkan proses produksi yang dihasilkan dari penelitian akan dilakukan industri.
"Kita harapkan ada yang menyerapnya mungkin dalam konteks sekarang, bisa jadi rumah sakit dan fasilitas kesehatan," ungkapnya.
Menurut Bambang, penelitian keperluan penanganan dan pencegahan Covid-19 akan bermanfaat mengurangi impor alat kesehatan.
Pasalnya, kata dia, ketergantungan impor alat kesehatan di Indonesia mencapai lebih dari 90 persen.
"Dengan ketergantungan yang luar biasa besar maka posisi negara kita dalam kondisi pandemi menjadi agak turun level kenapa? karena kondisi Pandemi baik alat kesehatan maupun obat itu dalam kondisi high demand, semua membutuhkannya," ujar Bambang.
Baca juga: Covid-19 di Swedia, Angka Kematian April Tertinggi dalam Sebulan Sejak 1993
Diketahui, sebanyak 134 proposal riset berhasil mendapat pendanaan tahap pertama dari Program Konsorsium Riset dan Inovasi Covid-19 senilai total Rp 60,6 miliar.
Menurut Ketua Konsorsium Riset dan Inovasi Covid-19 Ali Ghufron Mukti, proposal yang masuk tadinya lebih dari 200 proposal riset dari berbagai unsur.
Hanya saja, yang berhasil mendapatkan pendanaan jumlahnya 134 proposal. Sedangkan proposal yang belum berhasil itu masih bisa mengikuti untuk tahap kedua, dengan dukungan dana total Rp 30 miliar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.