Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Dian Permata
Peneliti

Peneliti Sindikasi Pemilu dan Demokrasi (SPD). Founder Institut Riset Indonesia

Hadapi Pagebluk Covid-19, Beruntungnya Indonesia Punya Rakyat Baik Hati...

Kompas.com - 16/05/2020, 16:38 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Pernyataan ini sekaligus menguatkan serta mengonfirmasi bahwa masyarakat diminta turut beserta aktif menangani pandemi—entah karena efek langsung wabah ini seperti ancaman kesehatan kehilangan atau mata pencaharian.

Caranya bisa dengan ikut berpartisipasi menjadi relawan, donatur, atau ikut lembaga kemanusian, atau lainnya. Bentuknya pun boleh dari membagikan masker, hand sanitizer, sembako, atau kegiatan lain.

Rumah Sandiuno Indonesia—Rumah Siaga, boleh dijadikan contoh kecilnya. Keduanya mulai bergerak jauh-jauh hari membantu masyarakat yang terkena dampak pandemi.

Bahkan, lembaga ini menginisiasi kampanye agar tidak takut donor darah di masa pandemi Covid-19. Hasilnya, kampanye itu diikuti institusi lain dan terbilang cukup membantu PMI menambah stok jumlah kantung darah yang kian menipis.

Tak mau dicap ketinggalan kereta, walhasil, pemerintah juga buat hal serupa. Namanya, Relawan Indonesie Bersatu (RIB).

DOK PRIBADI/DIAN PERMATA Tren peringkat modal sosial Indonesia dalam Legatum Prosperity Index

Karena itulah, dalam laporan Legatum Prosperity Index 2019, Indonesia berada di peringkat kelima di dunia untuk kategori modal sosial (social capital)—menjadi salah satu dari 12 pilar yang digunakan. 

Di dalam elemen ini sosial kapital terdapat lima elemen, yakni Personal and Family Relationships, Social Networks, Interpersonal Trust, Institutional Trust, serta Civic and Social Participation (partisipasi sipil dan sosial).

Untuk elemen partisipasi sipil dan sosial, Indonesia boleh dibilang jagoan. Empat tahun terakhir beruntun menduduki posisi tiga besar.

DOK PRIBADI/DIAN PERMATA Tren peringkat partisipasi sipil dan sosial dalam Legatum Prosperity Index

Indeks ini menggunakan 12 pilar, yaitu economic quality, education, enterprise conditions, governance, health, investment environments, living environment, market access and infrastructure, natural environment, personal freedom, safety and security, dan social capital.

Penyusunannya menggunakan 65 elemen dan 294 indikator. Gallup dan Idea adalah segelintir lembaga yang terlibat dalam pembuatan indeks ini.

DOK PRIBADI/DIAN PERMATA Poin Indonesia per Indikator Legatum Prosperity Index

Dari data Legatum Prosperity Index di atas, tergambar secara periodik bahwa Indonesia dianugerahi warga negara yang memiliki tingkat kepedulian relatif tinggi dibandingkan negara lain untuk urusan kepedulian sesama manusia.

Kesadaran itu dapat dilihat dengan kasat mata saat masa pandemi Covid-19. Beragam cerita soal kemanusian yang menguras air mata dan simpati seliweran di lini masa media sosial atau di grup percakapan.

Mungkin ini juga tidak dapat dilepaskan dari buah pemikiran para pendiri bangsa mengenai karakter bangsa Indonesia.

Hanya saja, meski kualitas manusia Indonesia dalam hal partisipasi dalam kegiatan sosial terlihat ciamik dalam CAF Index dan Legatum Prosperity Index, pemerintah tidak boleh abai soal kewajibannya terhadap warga Negara. Ini jelas diamanatkan dalam konstitusi.

Karena, ada sinisme bahwa tingginya minat masyarakat Indonesia untuk urusan kepedulian ini lantaran lambannya respons pemerintah dalam menyikapi fenomena wabah ini. Hadir atau tidak pemerintah, mereka tetap turun ke lapangan.

Entah karena berbelit rantai komunikasi atau banyaknya ranjau administrasi yang menghalangi, partai politik pun kena semprit publik. Banyak orang menanyakan keberadaan partai politik, bahkan sampai membuat stiker di media sosial bernada sarkasme.

Isi stiker, menyindir partai politik hanya membutuhkan publik pada saat proses elektoral. Habis itu, tidak diperlukan.

Situasi ini dapat disederhanakan. Meminjam istilah anak millenial, pemerintah dan partai politik “Gak gercep (gerak cepat)!”  

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com