Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pakar Epidemiologi Ragukan Skenario Pembukaan Ekonomi Pascapandemi

Kompas.com - 11/05/2020, 14:46 WIB
Achmad Nasrudin Yahya,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pakar epidemiologi dari Universitas Padjajaran, Panji Fortuna Hadisoemarto, meragukan akurasi skenario pemulihan ekonomi pascapandemi Covid-19 yang dikaji Kementerian Koordinator (Kemenko) Perekonomian.

Hal itu diungkapkannya menyusul adanya kajian awal dengan membuka kembali operasional industri dan jasa bisnis ke bisnis (B2B) pada 1 Juni 2020 sebagai fase pertama.

"Menurut saya belum waktunya. Karena begini, kita masih punya status aktif di luar sana, maka kita masih punya sumber penularan yang banyak," ujar Panji dalam konferensi pers Koalisi Warga untuk Covid-19, Senin (11/5/2020).

Baca juga: Wapres Pastikan Pemerintah Punya Program Pulihkan Kondisi Ekonomi Pascawabah Covid-19

Panji mengibaratkan kondisi kasus virus corona di Indonesia seperti api dan bensin.

Menurut dia, masih terjadinya penularan tak ubahnya sebagai kobaran api. Sedangkan bensin dari kobaran api itu adalah orang-orang rentan terjangkit virus corona.

Oleh sebab itu, fakta saat ini bahwa masih banyak terjadi penularan yang dialami orang rentan.

Sebaliknya, kondisi tersebut akan semakin beresiko apabila pemerintah memaksa membuka kembali roda ekonomi.

"Kalau itu (ekonomi dibuka), berarti aktivitas sosial berjalan normal seperti sebelum pandemi, kita belum aman sampai jumlah kasus aktif itu sangat sedikit," kata dia.

Baca juga: Menko PMK: Krisis Ekonomi 1998 Tak Separah Sekarang

Panji menjelaskan, terdapat faktor yang menguatkan skenario pemulihan tersebut belum ideal dijalankan.

Pertama, saat ini masih banyak kasus positif virus corona yang tak terdeteksi masih lalu-lalang. Kemudian, adanya kasus Orang Tanpa Gejala (OTG).

Jika dipaksakan membuka dunia perekonomian kembali, maka tidak menutup kemungkinan risiko penyebaran virus corona semakin luas.

"Jadi menurut saya masih sangat beresiko untuk kembalikan aktivitas ke level normal," kata dia.

Baca juga: Pemerintah Diingatkan untuk Jaga Psikologis Pelaku Ekonomi

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Nasional
Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Nasional
Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Nasional
Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Nasional
Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di 'Presidential Club'

Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di "Presidential Club"

Nasional
Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk 'Presidential Club', Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk "Presidential Club", Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Nasional
Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Nasional
Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com