Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Dr Saptadi Yuliarto, M.Kes, Sp.A(K)
Tim Satgas Covid-19 RSUD dr. Saiful Anwar Malang

Tim Satgas Covid-19 RSUD dr. Saiful Anwar Malang | Staf Divisi Emergensi dan Rawat Intensif Anak, Departemen Ilmu Kesehatan Anak, FK Universitas Brawijaya Malang

Perjuangan di Era Covid-19, Semangat Kewilayahan demi Kepentingan Nasional

Kompas.com - 05/05/2020, 15:44 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Apalagi distribusi dokter tidak merata di setiap daerah dan adanya risiko kelelahan (exhausted) dalam menangani pasien. Begitu pula, jumlah obat, alat pelindung diri (APD), dan mesin ventilator jumlahnya sangat terbatas. Seluruh hal tersebut akan membawa Indonesia pada kondisi chaos atau karut-marut.

Bila dicermati, salah satu dari sekian masalah adalah ketidaksiapan fasilitas kesehatan. Saat rumah sakit (RS) rujukan daerah atau pusat "dipaksa oleh keadaan" dan "secara naluriah" mempersiapkan diri untuk menerima pasien Covid-19, fasilitas kesehatan lain terkesan gelagapan untuk bertransformasi menjadi layanan kesehatan Covid-19.

Hal ini wajar karena begitu banyak sumber daya yang harus ditambah dan diubah, antara lain: ruang isolasi, APD, sarana diagnostik mikrobiologi dan radiologi, tenaga ahli, tenaga kesehatan yang "berani", alur dan protokol pelayanan, dan berbagai sistem RS lainnya.

Baca juga: Wabah Covid-19, Mendagri Minta Pemda Tangani Sektor Kesehatan dan Ekonomi secara Bersamaan

Rasa gelagapan ini selanjutnya berubah menjadi sikap yang bervariasi: ada yang berani maju, ada yang terkesan takut, dan ada pula yang menarik diri dari kancah layanan kesehatan Covid-19.

Dampaknya, sebagian besar beban layanan pasien bertumpu pada RS rujukan. Padahal dalam 1 provinsi, hanya terdapat 1-2 RS rujukan utama, yang sebelum era pandemi pun sudah kewalahan menerima pasien.

Saat ini, 132 RS di seluruh Indonesia telah ditunjuk oleh Kementerian Kesehatan sebagai RS rujukan, ditambah lagi beberapa RS daerah yang ditunjuk oleh gubernur tiap provinsi. Apakah ini menyelesaikan masalah?

Jawabannya kembali tergantung dari seberapa banyak ruang isolasi dan tenaga yang mampu disiapkan oleh masing-masing RS. Dengan jumlah pasien yang dirawat saat ini sebesar 8.471, dan asumsi bahwa tiap RS mampu menyediakan 10 ruang isolasi, dibutuhkan 850 RS di seluruh Indonesia dengan kemampuan yang setara.

Atau sebaliknya, bila RS yang tersedia tidak sampai sejumlah tersebut, artinya setiap RS harus menyediakan ruang isolasi lebih dari 10. Lagi-lagi dengan catatan, kemampuan tiap RS harus setara. Sebuah pilihan yang sulit.

Aktivasi Sistem Kewilayahan: Regionalisasi Sistem Rujukan RS

Kendala ini dapat disiasati dengan melakukan regionalisasi pelayanan RS, setingkat kota, kabupaten, atau gabungan beberapa wilayah tertentu. Prinsipnya adalah pembentukan satelit-satelit pelayanan lingkup kecil dalam 1 provinsi.

Tiap sistem satelit terdiri atas 1 RS besar sebagai rujukan untuk beberapa RS atau fasilitas kesehatan yang lebih kecil. RS yang dijadikan rujukan tidak perlu dibatasi pada RS pemerintah, asalkan mampu secara paripurna memberikan pelayanan Covid-19.

Beberapa sistem satelit tersebut akan bergabung dalam satu sistem yang lebih besar, dengan RS rujukan utama provinsi sebagai pusatnya. Model ini analogis dengan sistem tata surya, yaitu tiap sistem bintang saling berhubungan membentuk galaksi.

Baca juga: Pandemi Covid-19: Ahli Ingatkan Tunda Bawa Anak ke Rumah Sakit, Kecuali Gejala Darurat Berikut...

Pembentukan sistem satelit ini dapat mengurangi beban RS rujukan utama, sehingga RS rujukan utama provinsi atau pusat bisa berkonsentrasi menangani kasus-kasus kompleks dan sub-spesialistik, atau mengembangkan teknik diagnostik dan terapeutik baru.

Andaikan tiap provinsi minimal bisa membentuk 4-5 sistem satelit, beban RS rujukan utama akan berkurang 75-80 persen.

Keuntungan lain adalah jarak transportasi pasien tidak terlalu jauh, mempersingkat waktu pasien untuk mendapatkan penanganan emergensi, mencegah penyebaran virus ke luar daerah, dan mempermudah pelacakan kasus pada daerah yang lebih sempit.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Deretan Mobil Mewah yang Disita di Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Deretan Mobil Mewah yang Disita di Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Nasional
[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com