Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemenristek Kembangkan Alat Rapid Test dan PCR Berbasis Virus Lokal

Kompas.com - 04/05/2020, 09:44 WIB
Dani Prabowo,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional (Kemenristek/BRIN) tengah mengembangkan alat uji rapid test dan polymerase chain reaction (PCR) berbasis virus lokal atau transmisi lokal terkait penularan virus corona.

Pengembangan kedua test kit tersebut dilakukan bersama konsorsium kesehatan yang telah dibentuk sebelumnya.

"Tentunya kelebihan baik PCR test kit yang dibuat di Indonesia adalah karena semua pengembangannya menggunakan virus yang local transmition," kata Menristek/Kepala BRIN Bambang Brodjonegoro di Graha BNPB, Jakarta, Minggu (3/5/2020).

Baca juga: Mei Ini, Pemerintah Produksi 10.000 Kit untuk Rapid Test Covid-19 dan 50.000 Kit PCR

Menurut dia, alat rapid test dan PCR test yang selama ini digunakan untuk mendeteksi seseorang terjangkit Covid-19 atau tidak merupakan produk impor.

Sehingga, basis data yang digunakan untuk mendeteksi penularan itu masih menggunakan data virus yang berasal dari negara asal alat tes tersebut.

Untuk alat rapid test, Bambang menambahkan, saat ini sedang dalam tahap produksi.

Pada 8 Mei mendatang, diharapkan rapid test yang dikembangkan oleh konsorsium Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Universitas Gajah Mada, Universitas Airlangga, dan PT Dharma itu produksinya sudah mencapai 10.000 unit.

"Seperti rapid test lainnya, tentu ada tingkat akurasi yang berada di bawah yang bersifat PCR test kit," kata dia.

Baca juga: Lembaga Eijkman Memulai Upaya Pembuatan Vaksin Covid-19

Sementara itu, Litbangkes Kemenkes dan Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Institute, selain alat rapid test juga mengembangkan alat PCR test yang berbasis virus lokal.

"Salah satu pengembangannya kira-kira akhir Juni 2020, kita sudah memproduksi bio sensor yang menggunakan microchip, lalu akan dihasilkan tiga bulan dari sekarang," kata dia.

"Tapi paling tidak, reagennya kita bisa mengurangi kebutuhan impor khusus reagen yang akan digunakan untuk rapid test tersebut," imbuh Bambang.

Pengembangan alat PCR test juga dilakukan oleh konsorsium BPPT dan PT Biofarma yang sejauh ini telah menghasilkan sepuluh unit untuk proses validasi dan registrasi.

Baca juga: Kehabisan Reagen PCR, Sampel Pasien di Gorontalo Harus Kembali Dikirim ke Jakarta

Untuk pengembangan ini, imbuh dia, ditargetkan pada akhir Mei 2020 sudah dapat memproduksi 50.000 unit.

"Test kit ini sangat diperlukan karena pemerintah perlu tes masif dan untuk mewujudkannya butuh PCR maupun rapid test kit dalam jumlah yang masif," kata Bambang Brodjonegoro.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

Nasional
PKB: Semua Partai Terima Penetapan Prabowo-Gibran, kecuali yang Gugat ke PTUN

PKB: Semua Partai Terima Penetapan Prabowo-Gibran, kecuali yang Gugat ke PTUN

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com