Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 29/04/2020, 06:08 WIB
Achmad Nasrudin Yahya,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Duta besar (Dubes) Indonesia untuk China Djauhari Oratmangun meminta masyarakat tidak membandingkan penanganan virus corona di Indonesia dengan negara lain, seperti China, yang kini mulai berangsur membaik.

"Satu yang mungkin perlu kami sampaikan, jangan bandingkan Indonesia dengan negara-negara lain karena Indonesia kondisinya beda, tatanan masyarakatnya beda," ujar Djauhari dalam diskusi online Jakarta Defence Studies, Selasa (28/4/2020).

Baca juga: Wabah Virus Corona di China Mereda, 1.700 WNI Masih Bertahan

Djauhari menyebut Pemerintah Indonesia telah mengambil keputusan tepat dengan mendorong masyarakat berdisiplin secara bersama-sama, guna memutus mata rantai penyebaran corona.

Selain itu pemerintah juga menerapkan kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB).

"Keputusan pemerintah sudah tepat, tinggal kita semua melaksanakan secara disiplin kalau dilakukan secara bersama-sama maka rantai itu bisa kita tutup dan kurvanya bisa landai lagi," kata dia.

Baca juga: Lockdown Dicabut, Warga Hubei Hirup Udara Bebas

Di sisi lain, Djauhari juga memberikan sejumlah catatan atas keberhasilan China meredam penyebaran corona yang tak lepas dari respons penuh pemerintahnya.

Ia mengatakan, penanganan lugas dari pemerintah setempat juga dibuktikan dengan pembangunan rumah sakit darurat.

Selain itu, penanganan Covid-19 juga menjadi prioritas nasional dan Presiden Xi Jinping langsung bergerak dengan membantu tim pengendali Covid-19.

"Ada USD 150 miliar yang dihabiskan untuk ini. Lalu transparansi dan coordinated action dan terakhir itu soal power science dan technology yaitu menyusun obat-obatan, vaksin dan lain-lain," kata Djauhari.

Baca juga: Meski Lockdown Dicabut, Penduduk Hubei Belum Bebas Sepenuhnya

Diberitakan, pada Rabu (25/03/2020), di provinsi Hubei, China, pemerintah setempat mulai membebaskan 60 juta warganya dari lockdown akibat penyebaran wabah virus corona yang berpusat di Wuhan, Hubei, China.

Hal itu menyiratkan tanda bahwa pemerintah China mulai percaya diri dalam tindakan mereka mengatasi wabah virus corona.

Ibu kota provinsi Hubei, kota Wuhan adalah kota paling terdampak. Untuk itu, kota tersebut masih ditutup dan baru akan dibuka pada 8 April mendatang. Meski begitu, transportasi publik sudah mulai beroperasional di sana.

Pembukaan terhadap kota yang dikunci adalah sinyal paling baru dari pemerintah China yang telah 'menjinakkan' wabah virus corona.

Di seluruh Eropa dan AS, kasus infeksi baru terus meningkat, persediaan medis hampir habis dan banyak rumah sakit kewalahan.

Pejabat pemerintah di seluruh dunia juga memerintahkan warganya untuk tinggal di rumah, seperti halnya China terhadap Hubei di awal wabah merebak.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Soal Info Palsu Doa Bersama Prabowo-Gibran di Lapangan TNI, TKN: Ada yang Hobi Menyerang

Soal Info Palsu Doa Bersama Prabowo-Gibran di Lapangan TNI, TKN: Ada yang Hobi Menyerang

Nasional
Minta Peringkat Daya Saing Indonesia Naik, Jokowi: Singapura di Rangking 4

Minta Peringkat Daya Saing Indonesia Naik, Jokowi: Singapura di Rangking 4

Nasional
TKN Prabowo: Hoaks dan Fitnah Tak Usah Dijawab, Kata Mas Gibran 'Senyumin Saja'

TKN Prabowo: Hoaks dan Fitnah Tak Usah Dijawab, Kata Mas Gibran "Senyumin Saja"

Nasional
Ganjar: Siapa Pun Capres Terpilih Harus Berkantor di IKN, apalagi Saya

Ganjar: Siapa Pun Capres Terpilih Harus Berkantor di IKN, apalagi Saya

Nasional
KPK Jadwalkan Ulang Pemeriksaan Wamenkumham sebagai Tersangka

KPK Jadwalkan Ulang Pemeriksaan Wamenkumham sebagai Tersangka

Nasional
Soal Pengganti Eddy Hiarej, Menkumham: Urusan Presiden

Soal Pengganti Eddy Hiarej, Menkumham: Urusan Presiden

Nasional
Ceramah Jangan Golput di Kampus, Mahfud: Saya Tidak Kampanye

Ceramah Jangan Golput di Kampus, Mahfud: Saya Tidak Kampanye

Nasional
Jokowi Resmi Berhentikan Eddy Hiariej Sebagai Wamenkumham

Jokowi Resmi Berhentikan Eddy Hiariej Sebagai Wamenkumham

Nasional
Tak Setuju Gubernur Jakarta Ditunjuk Presiden, Mendagri: Kita Hormati Prinsip Demokrasi

Tak Setuju Gubernur Jakarta Ditunjuk Presiden, Mendagri: Kita Hormati Prinsip Demokrasi

Nasional
Kata Polri soal Firli Bahuri Tak Ditahan meski Sudah 2 Kali Diperiksa sebagai Tersangka

Kata Polri soal Firli Bahuri Tak Ditahan meski Sudah 2 Kali Diperiksa sebagai Tersangka

Nasional
Pengacara SYL Sebut Elite Parpol Terlibat Proyek Kementan yang Terkait Pemerasan Firli

Pengacara SYL Sebut Elite Parpol Terlibat Proyek Kementan yang Terkait Pemerasan Firli

Nasional
Ganjar Mengaku Mulai Didekati Investor dan Negara Sahabat Bicarakan IKN

Ganjar Mengaku Mulai Didekati Investor dan Negara Sahabat Bicarakan IKN

Nasional
Spekulasi Kampanye Ganjar Dibuntuti Jokowi: Dibantah Presiden, Disambut TPN

Spekulasi Kampanye Ganjar Dibuntuti Jokowi: Dibantah Presiden, Disambut TPN

Nasional
Jokowi Soroti Investor Asing Kabur dari Indonesia karena Alotnya Pembebasan Lahan

Jokowi Soroti Investor Asing Kabur dari Indonesia karena Alotnya Pembebasan Lahan

Nasional
Mendagri: DPR yang Usulkan Gubernur Jakarta Ditunjuk Presiden, Alasannya Apa?

Mendagri: DPR yang Usulkan Gubernur Jakarta Ditunjuk Presiden, Alasannya Apa?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com