Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penembakan Polisi di Poso: Ditembak dari Belakang, Dua Pelaku Tewas, Pelaku dari Kelompok MIT

Kompas.com - 16/04/2020, 07:28 WIB
Devina Halim,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Ali Kalora kembali beraksi pada Rabu (15/4/2020) pagi di Poso, Sulawesi Tengah.

Kelompok teroris tersebut sedang diburu oleh polisi selama bertahun-tahun.

Masa kerja satuan tugas (satgas) yang dibentuk polisi untuk memburu kelompok tersebut, Satgas Tinombala, telah diperpanjang berkali-kali.

Perpanjangan terakhir terjadi di bulan Desember 2019 untuk enam bulan berikutnya.

Baca juga: Begini Kronologi Dua Teroris Tembak Polisi di Poso Versi Polri

Baru-baru ini, anggota kelompok tersebut menembak polisi yang bertugas mengamankan sebuah bank di Poso.

Berikut fakta-fakta terkait peristiwa tersebut seperti dirangkum Kompas.com:

1. Ditembak dari belakang

Berdasarkan kronologi yang dibeberkan Polri, kedua pelaku menyambangi bank tempat anggota kepolisian tersebut bertugas.

Karena anggota kepolisian yang dicari tidak ada, kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Divisi Humas Polri Brigjen (Pol) Argo Yuwono, keduanya meninggalkan bank tersebut.

"Sebelumnya itu sudah ada pelaku ini datang ke bank itu mencari anggota. Ternyata enggak ada, dua OTK (orang tidak dikenal) ini kemudian kembali, keluar dari lokasi bank," ucap Argo melalui siaran langsung di akun Instagram Polres Jakbar, Rabu.

Beberapa saat kemudian, seorang polisi tiba di bank dengan menggunakan sepeda motor.

Kedua pelaku kembali memasuki area bank dengan berboncengan di sepeda motor.

Salah satu pelaku melepaskan tembakan dari arah belakang polisi yang baru membuka helmnya itu.

"Kemudian dua orang itu (pelaku) ini datang dengan menggunakan motor juga dan langsung menembak anggota dari belakang. Yang terkena adalah di dada sebelah kanan,” ujar dia. 

Baca juga: Kedua Teroris yang Tembak Polisi di Poso Merupakan DPO

Menurut Argo, pelaku juga sempat memukul dan mencoba untuk merebut senjata polisi tersebut.

Para pelaku kemudian melarikan diri setelah mendengar teriakan anggota kepolisian yang lain.

2. Dua pelaku tewas

Beberapa jam setelah kejadian, polisi berhasil meringkus kedua pelaku.

Namun, Kabid Humas Polda Sulteng Kombes Didik Supranoto mengatakan, keduanya dilumpuhkan polisi hingga tewas karena mencoba melawan saat ditangkap.

"Mereka tertangkap dan masih melakukan perlawanan sehingga pihak kepolisian melumpuhkan hingga mereka meninggal dunia,” ujar Didik ketika dihubungi wartawan, Rabu.

3. Berstatus DPO

Ternyata, kedua anggota MIT tersebut telah berstatus sebagai buron polisi. 

Baca juga: Dua Teroris Penembak Polisi di Poso Sempat Melawan Sebelum Dilumpuhkan hingga Tewas

Identitas keduanya diketahui terdiri dari Muis Fahron alias Abdullah dan Ali alias Darwin Gobel.

4. Korban stabil

Akibat peristiwa tersebut, seorang anggota polisi mengalami luka tembak.

Kini, anggota kepolisian tersebut dirawat di rumah sakit. "Sekarang dirawat di rumah sakit Poso, dan mau dirujuk ke Rumah Sakit Bhayangkara. Kondisinya masih stabil,” ucap Didik.

5. Kejar anggota MIT lain

Lebih lanjut, menurut Didik, polisi akan terus memburu anggota kelompok MIT lainnya.

Kendati demikian, ia mengaku belum memiliki data tentang berapa jumlah anggota kelompok MIT yang masih buron.

"Iya tetap kita lakukan pengejaran. Nanti saya cek lagi (jumlah DPO anggota MIT),” ucap Didik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com