Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mencermati Tes Covid-19, Uji Spesimen yang Sedikit hingga Tingkat Positif yang Tinggi

Kompas.com - 03/04/2020, 05:49 WIB
Bayu Galih,
Dian Erika Nugraheny

Tim Redaksi

Kompas.com kemudian berusaha menelusuri data harian yang diunggah di https://infeksiemerging.kemkes.go.id/.

Sehingga untuk mengetahui berapa spesimen yang diperiksa per hari, harus dilakukan secara mandiri dengan mengurangkan antara jumlah terbaru dengan jumlah total spesimen yang dipantau pada hari sebelumnya.

Dari penelusuran, tercatat perkembangan pemeriksaan harian spesimen sebagai berikut:

- Hingga 27 Maret: terdapat 5.775 orang yang diperiksa

- Hingga 28 Maret: terdapat 6.266 orang yang diperiksa

- Hingga 29 Maret: terdapat 6.534 orang yang diperiksa

- Hingga 30 Maret: terdapat 6.663 orang yang diperiksa

- Hingga 31 Maret: terdapat 6.777 orang yang diperiksa

- Hingga 1 April: terdapat 7.193 orang yang diperiksa

Baca juga: UPDATE: Tambah 113, Kasus Covid-19 di Indonesia Kini Ada 1.790 Pasien

Jumlah spesimen per hari yang diperiksa didapat dengan melihat selisih tiap hari:

* 27 Maret - 28 Maret: 491 spesimen yang diperiksa

* 28 Maret - 29 Maret: 268 spesimen yang diperiksa

* 29 Maret - 30 Maret: 129 spesimen yang diperiksa

* 30 Maret - 31 Maret: 114 spesimen yang diperiksa

* 31 Maret - 1 April: 416 spesimen yang diperiksa

Baca juga: UPDATE: Pasien Covid-19 Meninggal di Indonesia 170 Orang, Bertambah 13

Jika dibandingkan dengan penambahan kasus baru pada tanggal tersebut akan terlihat:

28 Maret: 109 kasus baru dari 491 spesimen (22,1 persen)

29 Maret: 130 kasus baru dari 268 spesimen (48,5 persen)

30 Maret: 129 kasus baru dari 129 spesimen (100 persen)

31 Maret: 114 kasus baru dari 114 spesimen (100 persen)

1 April:  149 kasus baru dari 416 spesimen (35,8 persen)

Baca juga: Mendagri Keluarkan Surat Edaran soal Pencegahan dan Penanganan Covid-19 bagi TKI, Begini Bunyinya

Dengan demikian, positivity rate 100 persen memang terjadi pada update yang diumumkan pemerintah pada 30 Maret dan 31 Maret.

Adapun, dari lima hari itu maka bisa didapatkan rata-rata positivity rate sebesar 61,28 persen.

Tentu sulit untuk mendapatkan positivity rate secara real time. Kendala itu disebabkan karena data 7.193 spesimen yang diperiksa berdasarkan yang didapat hingga 1 April 2020. Sedangkan, 1.790 kasus positif terbaru berdasarkan data hingga 2 April 2020.

Jika dibandingkan periode yang sama pada 1 April 2020 yang mencatat 1.677 kasus positif, maka dari 7.193 spesimen didapatkan positivity rate sebesar 23,3 persen.

Tentu dengan catatan, positivity rate tinggi itu didapat karena selama ini pasien yang dites hanyalah pasien yang dianggap memperlihatkan gejala Covid-19.

Selain itu, mereka yang dites merupakan pasien dalam pengawasan yang merupakan hasil contact tracing dari kasus positif yang telah ditemukan.

Angka dari tingkat positif ini bisa diturunkan dengan syarat akses tes yang lebih terbuka.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

Nasional
[POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

[POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

Nasional
Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Nasional
Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Nasional
Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Nasional
Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Nasional
Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com