Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mencermati Tes Covid-19, Uji Spesimen yang Sedikit hingga Tingkat Positif yang Tinggi

Kompas.com - 03/04/2020, 05:49 WIB
Bayu Galih,
Dian Erika Nugraheny

Tim Redaksi

Sedikitnya jumlah spesimen yang diperiksa per hari juga dianggap tidak cukup. Sebab, ini memperlihatkan angka kasus positif Covid-19 yang ada saat ini didapatkan dari pemeriksaan yang dinilai belum optimal.

Ini artinya masih banyak orang yang bisa saja sudah terinfeksi virus corona, namun masih berkeliaran bebas dan belum mendapatkan penanganan, termasuk belum dites.

Sebagai perbandingan, jumlah kasus positif yang melonjak di Amerika Serikat misalnya, didapatkan dari hasil tes yang juga semakin banyak dilakukan.

Baca juga: RSPI Sulianti Saroso Berterima Kasih atas Partisipasi Masyarakat Perangi Covid-19

Dilansir dari situs The Covid Tracking Project, hingga 2 April 2020 terdapat 214,039 kasus positif dari 1,179,589 tes yang dilakukan. Dengan demikian, positivity rate di AS sebesar 18,1 persen.

Lalu bagaimana jika Indonesia dengan jumlah tes yang dilakukan mencapai 1 juta kali, namun memiliki positivity rate sebesar sekitar 23,3 persen? Jumlahnya tentu memprihatinkan.

Tak terima data harian

Pemerintah kini diminta lebih transparan dalam menjelaskan perkembangan data spesimen yang diperiksa, sekaligus meminta kejelasan terkait teknis penerapan metode pemeriksaan bagi pasien yang terduga terjangkit Covid-19.

Menanggapi hal ini, Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Virus Corona Achmad Yurianto mengatakan, pihaknya tidak mengetahui secara pasti berapa jumlah spesimen dari pasien terduga Covid-19 yang diperiksa dalam sehari.

"Saya tidak tahu. Laboratorium pemeriksaannya ada 38 di seluruh Indonesia. Dari seluruh laboratorium itu apakah bersamaan pemeriksaanya, " ujar Yuri ketika dikonfirmasi Kompas.com, Rabu (1/4/2020).

Baca juga: Pemerintah Sebut Tidak Punya Data Pemeriksaan Harian dari Spesimen Covid-19

Menurut Yuri, total pemeriksaan spesimen tidak dilaporkan kepada dirinya.

"Yang saya ketahui yang (hasilnya) positif (Covid-19) saja. Untuk lebih jelasnya mungkin bisa ke Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbang) Kemenkes," kata dia.

Yuri juga menampik anggapan bahwa pemerintah tidak maksimal dalam melakukan pemeriksaan spesimen. Sebab, pada awalnya Balitbangkes hanya bekerja sendirian untuk memeriksa spesimen yang ada di Indonesia.

"Awalnya kan hanya Balitbangkes yang memeriksa sendirian sampai beberapa lama, lalu mulai bertambah lagi yang lain. Ada laporannya tapi tidak semua dilaporkan ke saya," tuturnya.

Sementara itu, terkait dugaan bahwa pemerintah sengaja menyampaikan perkembangan data yang bersifat konstan, Yuri mempersilakan masyarakat menilai.

"Silakan saja menduga-duga, kan memang dasarnya curiga. Sebanyak 38 laboratorium itu apakah bareng-bareng (bersama-sama) mulai pemeriksaannya?" kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polri: Hingga April 2024, 1.158 Tersangka Judi Online Berhasil Ditangkap

Polri: Hingga April 2024, 1.158 Tersangka Judi Online Berhasil Ditangkap

Nasional
Ganjar Bilang PDI-P Bakal Oposisi, Gerindra Tetap Ajak Semua Kekuatan

Ganjar Bilang PDI-P Bakal Oposisi, Gerindra Tetap Ajak Semua Kekuatan

Nasional
Nasdem Resmi Dukung Prabowo-Gibran, Elite PKS dan PKB Bertemu

Nasdem Resmi Dukung Prabowo-Gibran, Elite PKS dan PKB Bertemu

Nasional
Ahmad Ali Akui Temui Prabowo untuk Cari Dukungan Maju Pilkada Sulteng

Ahmad Ali Akui Temui Prabowo untuk Cari Dukungan Maju Pilkada Sulteng

Nasional
PSI Daftarkan 10 Sengketa Pileg ke MK, Anwar Usman Dilarang Mengadili

PSI Daftarkan 10 Sengketa Pileg ke MK, Anwar Usman Dilarang Mengadili

Nasional
Golkar Lebih Ingin Ridwan Kamil Maju Pilkada Jabar

Golkar Lebih Ingin Ridwan Kamil Maju Pilkada Jabar

Nasional
Polri Lanjutkan Tugas Satgas Pengamanan untuk Prabowo

Polri Lanjutkan Tugas Satgas Pengamanan untuk Prabowo

Nasional
Menhan AS Telepon Prabowo Usai Penetapan KPU, Sampaikan Pesan Biden dan Apresiasi Bantuan Udara di Gaza

Menhan AS Telepon Prabowo Usai Penetapan KPU, Sampaikan Pesan Biden dan Apresiasi Bantuan Udara di Gaza

Nasional
Terima Nasdem, Prabowo: Surya Paloh Termasuk yang Paling Pertama Beri Selamat

Terima Nasdem, Prabowo: Surya Paloh Termasuk yang Paling Pertama Beri Selamat

Nasional
Partai Pendukung Prabowo-Gibran Syukuran Mei 2024, Nasdem dan PKB Diundang

Partai Pendukung Prabowo-Gibran Syukuran Mei 2024, Nasdem dan PKB Diundang

Nasional
MKMK: Hakim MK Guntur Hamzah Tak Terbukti Langgar Etik

MKMK: Hakim MK Guntur Hamzah Tak Terbukti Langgar Etik

Nasional
Ratusan Bidan Pendidik Tuntut Kejelasan, Lulus Tes PPPK tapi Dibatalkan

Ratusan Bidan Pendidik Tuntut Kejelasan, Lulus Tes PPPK tapi Dibatalkan

Nasional
Surya Paloh Ungkap Alasan Nasdem Tak Jadi Oposisi Pemerintahan Prabowo

Surya Paloh Ungkap Alasan Nasdem Tak Jadi Oposisi Pemerintahan Prabowo

Nasional
Golkar: Belum Ada Pernyataan Resmi Pak Jokowi Keluar dari PDI-P, Kami Enggak Mau 'Ge-er'

Golkar: Belum Ada Pernyataan Resmi Pak Jokowi Keluar dari PDI-P, Kami Enggak Mau "Ge-er"

Nasional
Politeknik KP Sidoarjo Buka Pendaftaran, Kuota Masyarakat Umum 80 Persen

Politeknik KP Sidoarjo Buka Pendaftaran, Kuota Masyarakat Umum 80 Persen

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com