JAKARTA, KOMPAS.com - Hasil survei Radio Republik Indonesia (RRI) bersama lembaga survei Indo Barometer menunjukkan tingginya tingkat kekhawatiran masyarakat terhadap wabah virus corona atau Covid-19, yakni mencapai 68 persen.
"Itu lebih kepada sugesti mereka seperti penularannya sangat mudah, kemudian virus corona dapat menyebabkan kematian, kemudian belum ada obatnya," ujar Peneliti Indo Barometer Asep Saepudin ketika dihubungi Kompas.com, Jumat (20/3/2020).
Adapun kekhawatiran publik atas respons mengenai pemberitaan corona terbagi dua, yakni 21,3 persen sangat takut dan 46,7 persen cukup khawatir.
Baca juga: UPDATE: 25 Orang Meninggal akibat Covid-19, Tingkat Kematian 8 Persen
Dengan begitu, akumulasi kekhawatiran publik sebesar 68 persen.
Sedangkan respons tidak terlalu khawatir sebesar 30,2 persen dan tidak khawatir sama sekali sebesar 1,8 persen.
Artinya, akumulasi persentase masyarakat yang tidak khawatir sebesar 32 persen.
Baca juga: UPDATE: Total Pasien Covid-19 di Indonesia Kini 308 Kasus
Asep menjelaskan, publik yang tidak khawatir atas isu virus corona karena sudah mengetahui tata cara pencegahannya dengan kadar kesadaran mencapai 32,8 persen.
Kemudian menjaga kebersihan dan kesehatan 28,9 persen, jumlah yang tertular masih sedikit 19,5 persen, dan lokasi jauh dari wilayah berdampak 7,8 persen.
Lalu berserah diri kepada Tuhan 7 persen dan aktivitas sehari-hari tidak bersentuhan dengan banyak orang 3,9 persen.
Baca juga: MUI Minta Masyarakat Tak Anggap Remeh Penyebaran Virus Corona
Asep juga mengatakan bahwa masyarakat telah sadar dan paham bagaimana mencegah penyebaran virus corona.
"Misalnya mencuci tangan dengan benar, membatasi kontak dengan kerumunan, meningkatkan daya tahan tubuh," ungkap dia.
Adapun wilayah pelaksanaan survei ini meliputi tujuh provinsi, yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, DKI Jakarta, Banten, Sumatera Utara, dan Sulawesi Selatan.
Baca juga: 7 Arahan Terbaru Jokowi untuk Penanganan Covid-19
Tujuh wilayah itu setara dengan 64,9 persen populasi nasional.
Adapun waktu pengumpulan data berlangsung sejak 10 hingga 16 Maret 2020.
Metode penarikan sampel yang digunakan adalah kuota dan purposive sampling.
Baca juga: Pemerintah Koreksi Data, Ada 308 Kasus Positif Covid-19 hingga 19 Maret
Jumlah sampel sebesar 400 responden tersebar secara proporsional dengan margin of error sebesar ± 4.90 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen.
Sementara, responden adalah warga negara Indonesia (WNI) yang berusia minimal 17 tahun atau sudah menikah yang bertempat tinggal di wilayah survei.
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara via telepon seluler menggunakan kuesioner.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.