China, kata dia, berhasil karena mereka merupakan negara yang disiplin untuk tetap berada di rumah.
Ekonomi mereka juga sangat siap dan kuat sehingga bisa melaksanakan praktik isolasi itu.
Baca juga: JK Minta Masjid dan Mushala Dibersihkan dengan Cairan Disinfektan
Meskipun demikian, ia menilai Indonesia juga pasti bisa melakukannya asalkan kesiapan ekonomi dan banyak hal lainnya harus sangat mumpuni.
"Kalau diinstruksikan pasti bisa (Indonesia lockdown), tapi memang harus siap ekonominya, siap macam-macamnya," kata dia.
Seperti deret ukur
Jusuf Kalla juga mengatakan, perkembangan wabah virus corona ini seperti deret ukur.
Artinya, apabila satu orang terkena virus, maka akan menyebar ke tiga orang lainnya. Tiga orang lain terinfeksi, maka mereka juga menularkan lagi kepada tiga orang lainnya.
"Artinya cepat sekali. Satu kali tiga. Jadi cepat sekali. Ini harus kita potong dengan segala persiapan," ujar Kalla.
Baca juga: Waspada Covid-19, JK Imbau DKM Jaga Kebersihan Masjid
Saat ini di Indonesia pasien Covid-19 semakin hari semakin bertambah.
Kalla menilai hal tersebut pasti terjadi dengan perhitungan deret ukur tersebut.
Kendati demikian Kalla berharap kasus Covid-19 yang muncul di Indonesia tidak menyebar seperti di China yang merupakan negara asal, Korea Selatan, Iran, atau negara-negara lainnya.
"Mudah-mudahan tidak terjadi seperti di Korea, Iran. Kita mempersiapkan yang terjelek," ujar Kalla di Perpustakaan Nasional, Jakarta, Rabu (4/3/2020) lalu.
Jusuf Kalla mengatakan, saat ini pemerintah telah melakukan penanganan yang maksimal sesuai prosedur, setelah munculnya pasien Covid-19.
Baca juga: Editors Letter untuk 6 Kasus Corona, Peran JK dan Ibu Susanna
Indonesia telah mengonfirmasi kasus pertama virus corona yang diumumkan langsung oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Senin (2/3/2020).
Sejak diumumkan pertama kali, sejauh ini sudah terdapat 34 kasus pasien positif virus corona di Indonesia.
Tiga dari 34 pasien tersebut dinyatakan sembuh dan diperbolehkan pulang.
Sementara, satu orang dinyatakan meninggal dunia yakni pasien 25.
Selain itu, ada dua pasien yang masih harus menunggu hasil uji laboratorium kedua.
Pasien itu, yakni pasien 03 dan pasien 10. Jika hasil tes kedua dinyatakan negatif, maka kedua pasien diperbolehkan pulang.