Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi: Perang Dagang Saja Sudah Pusing, Sekarang Muncul Corona...

Kompas.com - 04/03/2020, 11:09 WIB
Ihsanuddin,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo menyebut tantangan yang dihadapi Indonesia dalam beberapa waktu ke depan tidak mudah.

Sebab, belum selesai persoalan perang dagang antara Amerika dan China yang berdampak global, kini sudah muncul kembali masalah lain terkait virus corona (covid-19).

"Dulu kita berpikir selesaikan satu saja sudah pusing, urusan perang dagang. Perang dagang belum bisa diselesaikan, sekarang muncul virus corona covid-19 yang itu menambah sulitnya ekonomi dunia," kata Jokowi saat membuka Rapat Kerja Kementerian Perdagangan Tahun 2020, Rabu (4/3/2020). 

Baca juga: Setelah Penularan Virus Corona Berstatus Kejadian Luar Biasa...

Jokowi mengakui bahwa munculnya Corona juga akan berdampak pada ekonomi di Indonesia.

Apalagi setelah diketahui ada dua orang di Indonesia yang sudah dinyatakan positif terjangkit virus tersebut.

"Dampaknya akan kita rasakan betul baik dari sisi penurunan aktivitas ekonomi, melambatnya kinerja di berbagai sektor, baik pariwisata, perdagangan dan investasi," kata dia.

Baca juga: Pengumuman Mendadak Jokowi yang Kejutkan Pasien Positif Corona...

Oleh karena itu, Jokowi meminta jajaran Kementerian Perdagangan tidak bekerja rutinitas. Harus ada terobosan-terobosan yang dilakukan.

Misalnya terkait impor, Jokowi mengingatkan jangan ada lagi aturan yang menghambat.

"Tolong betul-betul dilihat kebijakan impor, jangan lagi ada yang menghambat karena menyangkut bahan baku industri," kata dia.

Hal yang sama juga berlaku bagi kebijakan ekspor. Jokowi meminta pengusaha dalam negeri tak dipersulit jika ingin mengekspor hasil produksinya ke luar.

Apalagi setelah sejumlah industri di China tak berproduksi karena corona, Jokowi menilai kondisi itu harusnya dimanfaatkan industri dalam negeri.

"Saya senang laporan purchasing manager index naik. Dari tiongkok belok ke kita, China anjlok jadi 35 persen, kita di atas 50 persen. Pembelokan artinya kapasitas produksi kita harus bertambah," kata dia.

Baca juga: Pasien Baru Tahu Mengidap Covid-19 Setelah Diumumkan Presiden Jokowi

Jokowi optimistis jika bisa melakukan terobosan, maka ekonomi Indonesia bisa menghadapi dampak tekanan virus corona.

"Meskipun ada tekanan yang sangat berat seperti ini, kita harus bisa selesaikan persoalan-persoalan yang ada. Tetap fokus bekerja, menjaga optimisme, dan mencari jalan keluar dari setiap titik-titik yang menjadikan kesulitan kita," kata Presiden.

Presiden Joko Widodo bersama Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto mengumumkan kasus pertama positif Corona di Indonesia, di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (2/3/2020).KOMPAS.com/Ihsanuddin Presiden Joko Widodo bersama Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto mengumumkan kasus pertama positif Corona di Indonesia, di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (2/3/2020).

Sebelumnya, pemerintah telah menetapkan kasus penyebaran virus corona atau Covid-19 sebagai kejadian luar biasa (KLB).

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal Jokowi Jadi Tembok Tebal antara Prabowo-Megawati, Sekjen PDI-P: Arah Politik Partai Ranah Ketua Umum

Soal Jokowi Jadi Tembok Tebal antara Prabowo-Megawati, Sekjen PDI-P: Arah Politik Partai Ranah Ketua Umum

Nasional
TNI-Polri Bahas Penyalahgunaan Pelat Nomor Kendaraan yang Marak Terjadi Akhir-akhir Ini

TNI-Polri Bahas Penyalahgunaan Pelat Nomor Kendaraan yang Marak Terjadi Akhir-akhir Ini

Nasional
Andi Gani Ungkap Alasan Ditunjuk jadi Penasehat Kapolri Bidang Ketenagakerjaan

Andi Gani Ungkap Alasan Ditunjuk jadi Penasehat Kapolri Bidang Ketenagakerjaan

Nasional
PKB Siap Bikin Poros Tandingan Hadapi Ridwan Kamil di Pilkada Jabar

PKB Siap Bikin Poros Tandingan Hadapi Ridwan Kamil di Pilkada Jabar

Nasional
Hari Pendidikan Nasional, Serikat Guru Soroti Kekerasan di Ponpes

Hari Pendidikan Nasional, Serikat Guru Soroti Kekerasan di Ponpes

Nasional
Bukan Staf Ahli, Andi Gani Ditunjuk Jadi Penasehat Kapolri Bidang Ketenagakerjaan

Bukan Staf Ahli, Andi Gani Ditunjuk Jadi Penasehat Kapolri Bidang Ketenagakerjaan

Nasional
Anies Belum Daftar ke PKB untuk Diusung dalam Pilkada DKI 2024

Anies Belum Daftar ke PKB untuk Diusung dalam Pilkada DKI 2024

Nasional
PAN Persoalkan Selisih 2 Suara tapi Minta PSU di 5 TPS, Hakim MK: Mungkin Enggak Setengah Suara?

PAN Persoalkan Selisih 2 Suara tapi Minta PSU di 5 TPS, Hakim MK: Mungkin Enggak Setengah Suara?

Nasional
Kuasa Hukum KPU Belum Paham Isi Gugatan PDI-P di PTUN

Kuasa Hukum KPU Belum Paham Isi Gugatan PDI-P di PTUN

Nasional
KPK Sita Pabrik Kelapa Sawit Bupati Nonaktif Labuhan Batu, Nilainya Rp 15 M

KPK Sita Pabrik Kelapa Sawit Bupati Nonaktif Labuhan Batu, Nilainya Rp 15 M

Nasional
Sidang Praperadilan Tersangka TPPU Panji Gumilang Berlanjut Pekan Depan, Vonis Dibacakan 14 Mei

Sidang Praperadilan Tersangka TPPU Panji Gumilang Berlanjut Pekan Depan, Vonis Dibacakan 14 Mei

Nasional
Hukuman Yusrizki Muliawan di Kasus Korupsi BTS 4G Diperberat Jadi 4 Tahun Penjara

Hukuman Yusrizki Muliawan di Kasus Korupsi BTS 4G Diperberat Jadi 4 Tahun Penjara

Nasional
Airin dan Ahmed Zaki Dekati PKB untuk Pilkada 2024

Airin dan Ahmed Zaki Dekati PKB untuk Pilkada 2024

Nasional
Anggota DPR Diduga Terima THR dari Kementan, KPK: Bisa Suap, Bisa Gratifikasi

Anggota DPR Diduga Terima THR dari Kementan, KPK: Bisa Suap, Bisa Gratifikasi

Nasional
Mendagri Serahkan Data Pemilih Potensial Pilkada 2024, Jumlahnya 207,1 Juta

Mendagri Serahkan Data Pemilih Potensial Pilkada 2024, Jumlahnya 207,1 Juta

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com