Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Helikopter Super Puma Dikerahkan Cari TKI Korban Kapal Tenggelam di Bengkalis

Kompas.com - 24/01/2020, 10:48 WIB
Achmad Nasrudin Yahya,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pangkalan TNI AU Lanud Roesmin Nurjadin Pekanbaru mengerahkan helikopter Super Puma H-3216 guna membantu pencarian korban yang masih belum ditemukan pada kecelakaan kapal pompong kayu di perairan Tanjung Medang, Kabupaten Bengkalis, Kamis (23/1/2020).

"Kami memberikan dukungan dengan mengerahkan satu helikopter Super Puma H-3216 sesuai dengan permintaan Kakansar dan saat ini helikopter sudah berada di lokasi untuk melakukan pencarian dan pertolongan melalui udara," ujar Kepala Dinas Operasi (Kadisops) Lanud Roesmin Nurjadin Kolonel Pnb Jajang Setiawan dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Jumat (24/1/2020).

Kapal pompong kayu bermuatan 20 orang tenaga kerja Indonesia (TKI) dikabarkan tenggelam di Perairan Tanjung Medang, Kabupaten Bengkalis, Kamis (23/1/2020).

Baca juga: Kapal Pengangkut TKI ke Malaysia Tenggelam di Riau, 10 Orang Hilang

Sejauh ini, petugas gabungan telah menemukan 10 orang yang hilang, satu di antaranya dinyatakan meninggal dunia.

Jajang menyampaikan, pengerahan helikopter Super Puma dilakukan setelah pihaknya mendapatkan perintah dari Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Yuyu Sutiana dan mendapatkan izin dari Komandan Lanud Roesmin Nurjadin Pekanbaru Marsma TNI Ronny Irianto Moningka.

Dia mengatakan, pengerahan ini dalam rangka menjalankan misi pencarian dan pertolongan agar dapat menemukan korban yang masih di lokasi kecelakaan.

Ia berharap masih ada korban yang selamat sehingga segera mendapat pertolongan.

Adapun personel yang diberangkatkan bersama helikopter Super Puma terdiri dari tiga anggota Paskhas dan dua orang dari kantor Basarnas Pekanbaru.

Baca juga: 25 TKI Ilegal Terlantar di Pantai Bakau Nongsa Diselamatkan Polisi

Jajang mengatakan, sejauh ini instruksi pimpinan operasi dilakukan selama satu hari.

Namun, apabila masih dibutuhkan, akan ada koordinasi antara BNPP dan Mabes TNI AU, mengingat baru satu orang korban yang ditemukan hingga Kamis (23/1/2020).

Sementara itu, 9 korban lainnya hilang. "Kemungkinan operasi diperpanjang, akan kita lihat perkembangan ke depannya," kata Jajang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Sinyal Kepemimpinan Lemah

Usul Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Sinyal Kepemimpinan Lemah

Nasional
Dubes Palestina Sindir Joe Biden yang Bersimpati Dekat Pemilu

Dubes Palestina Sindir Joe Biden yang Bersimpati Dekat Pemilu

Nasional
Di Hadapan Relawan, Ganjar: Politik Itu Ada Moral, Fatsun dan Etika

Di Hadapan Relawan, Ganjar: Politik Itu Ada Moral, Fatsun dan Etika

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com