Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perubahan Pendekatan Jokowi dalam Memperteguh Kedaulatan di Natuna

Kompas.com - 09/01/2020, 10:18 WIB
Fabian Januarius Kuwado,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

"Ini yang bakal didukung pemerintah. Ini kita sudah habis banyak dan harus bermanfaat bagi Bapak Ibu dan Saudara semuanya," kata Jokowi.

Jokowi juga berkesempatan membagikan sertifikat lahan kepada 102 warga Natuna.

Kepada para penerima sertifikat, Presiden mengatakan sertifikat tanah itu membuktikan bahwa Natuna adalah wilayah NKRI.

"Kenapa saya hari ini ingin menyerahkan sertifikat tanah ini? Supaya kita semua tahu bahawa Natuna adalah Tanah Air Indonesia," kata Jokowi di hadapan warga yang hadir di Kantor Bupati Natuna.

Jokowi mengatakan sertifikat tanah itu adalah bukti hukum atas hak tanah yang dimiliki oleh masyarakat Natuna.

"Jadi, simbol pemberian sertifikat ini menunjukkan bahwa bukti hak hukum atas lahan tanah telah dipegang oleh masyarakat Natuna," tegas dia.

Baca juga: Serahkan Sertifikat Tanah Warga, Jokowi: Natuna adalah Tanah Air Indonesia

Istana: tak ada gunanya perang

Salah satu hal yang paling kentara soal perubahan pendekatan kali ini, yakni menteri-menteri yang dibawa Jokowi ke Natuna.

Selain Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, Menteri yang diikutkan Presiden kali ini, yakni KKP Edhy Prabowo, Menteri ESDM Arifin Tasrif, Wakil Menteri ATR/ BPN Surya Tjandra dan Kepala KSP Moeldoko.

"Memang salah satu agenda besar Presiden Jokowi di periode kedua ini adalah mendorong pembangunan ekonomi semaksimal mungkin. Pembangunan manusia turut di dalamnya," ujar Juru Bicara Presiden, Dini Shanti Purwono kepada Kompas.com, Rabu (8/1/2019).

Dini menyebut, pembangunan ekonomi dan manusia di Natuna jauh lebih penting dibanding hanya mengedepankan kekuatan militer.

Sebab, masyarakat adalah salah satu elemen terpenting dalam upaya menjaga kedaulatan. Itulah pesan yang ingin disampaikan Presiden dalam kunjungannya ke Natuna kali ini.

"Tak ada gunanya perang yang hanya akan menyengsarakan rakyat dan belum tentu efektif pula," ujar Dini.

Baca juga: Presiden Berharap Sumber Daya di Natuna Dimanfaatkan untuk Rakyat

 

Tidak hanya sekadar memamerkan kekuatan militer, namun meningkatkan perekonomian warga di Natuna dengan membuka seluas-luasnya akses pemanfaatan sumber daya alam dinilai jauh lebih penting.

Pemerintah berkeyakinan bahwa cara membangun kesadaran masyarakat akan kedaulatan dengan pendekatan peningkatan perekonomian akan lebih efektif menyelesaikan persoalan.

"Kalau di masyarakat tumbuh kesadaran akan kedaulatan, mereka akan lebih aware apabila ada aktivitas dari pihak luar di area Indonesia. Mereka bisa memberikan informasi ke otoritas," ujar Dini.

"Jadi, masyarakat bisa bersama-sama pemerintah menjaga area itu. Tentunya dengan peran utama dari pemerintah, masyarakat hanya menjadi unsur pertahanan di dalamnya," lanjut dia.

Secara kongkret, pembukaan akses masyarakat Natuna terhadap ekonomi itu diyakini akan berdampak pada pengurangan aktivitas nelayan asing di perairan perbatasan Indonesia.

"Intinya, apabila banyak nelayan Indonesia yang beraktivitas di ZEE, maka ruang pihak luar untuk merambah di area kita akan semakin kecil," lanjut Dini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

“Oposisi” Masyarakat Sipil

“Oposisi” Masyarakat Sipil

Nasional
Soal Pernyataan Prabowo, Pengamat: Ada Potensi 1-2 Partai Setia pada Jalur Oposisi

Soal Pernyataan Prabowo, Pengamat: Ada Potensi 1-2 Partai Setia pada Jalur Oposisi

Nasional
Pakar Nilai Ide KPU soal Caleg Terpilih Dilantik Usai Kalah Pilkada Inkonstitusional

Pakar Nilai Ide KPU soal Caleg Terpilih Dilantik Usai Kalah Pilkada Inkonstitusional

Nasional
Pakar Pertanyakan KPU, Mengapa Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada

Pakar Pertanyakan KPU, Mengapa Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada

Nasional
Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Ogah Kerja Sama, Gerindra: Upaya Rangkul Partai Lain Terus Dilakukan

Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Ogah Kerja Sama, Gerindra: Upaya Rangkul Partai Lain Terus Dilakukan

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Nasional
Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Nasional
Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com