Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 30/12/2019, 09:07 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Kasus penyiraman air keras terhadap penyidik Korupsi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan akhirnya menemukan titik terang di penghujung tahun 2019.

Polri telah menangkap dua anggota polisi aktif berinisial RM dan RB di Cimanggis, Depok, Jawa Barat, pada Kamis (26/12/2019) malam.

Keduanya diduga sebagai penyerang terhadap Novel.

Pengungkapan ini terjadi di masa kepemimpinan Komjen Listyo Sigit Prabowo sebagai Kepala Badan Reserse Kriminal (Kabareskrim) Polri.

Polisi mengklaim telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) atau pra-rekontruksi sebanyak 7 kali dan memeriksa sebanyak 73 orang saksi.

Meski telah lama dinanti, ternyata penangkapan dua pelaku tersebut tak selalu mendapat tanggapan positif.

Baca juga: Beragam Respons soal Penangkapan Penyerang Novel Baswedan...

Terungkapnya kasus yang sudah dua tahun berjalan alot itu menuai berbagai reaksi dari sejumlah pihak.

Ada yang mengapresiasi, namun tak sedikit juga yang mengendus ada hal yang belum sepenuhnya tuntas dalam pengungkapan kasus ini.

Berikut berbagai reaksi terkait penangkapan dua pelaku penyiraman air keras terhadap Novel Baswedan:

1. Tim advokasi merasa janggal

Tim Advokasi Novel Baswedan mencatat setidaknya terdapat tiga kejanggalan dalam penangkapan penyerang Novel tersebut.

Salah satunya adalah perbedaan informasi mengenai pelaku yang ditangkap atau menyerahkan diri.

Anggota Tim Advokasi Novel Baswedan Alghiffari Aqsa pun mendesak polisi untuk mengungkap motif pelaku apabila keduanya memang menyerahkan diri.

Baca juga: Kejanggalan Penangkapan Penyerang Novel Baswedan Menurut Tim Advokasi

"Kepolisian harus mengungkap motif pelaku tiba-tiba menyerahkan diri, apabila benar bukan ditangkap. Dan juga harus dipastikan bahwa yang bersangkutan bukanlah orang yang "pasang badan" untuk menutupi pelaku yang perannya lebih besar," kata Alghiffari dalam siaran pers, Jumat (27/12/2019).

Kejanggalan lainnya adalah penangkapan tersebut seolah-olah hal baru.

Maka dari itu, Alghiffari meminta polisi menjelaskan keterkaitan kedua pelaku dengan sketsa wajah yang pernah dirilis aparat.

 

2. Kejanggalan motif menurut Novel

Novel melihat ada hal yang aneh terkait motif kedua pelaku tersebut.

Sebab, salah satu tersangka, RB, sempat melontarkan ketidaksukaannya pada Novel dan menganggapnya pengkhianat sehingga nekat menyerang penyidik KPK itu.

"Saya seharusnya mengapresiasi kerja Polri, tapi keterlaluan bila disebut bahwa penyerangan hanya sebagai dendam pribadi sendiri dan tidak terkait dengan hal lain, apakah itu tidak lucu dan aneh?" ucap Novel, seperti dikutip Antara, Jumat.

Kendati demikian, Novel enggan berkomentar lebih jauh terkait proses investigasi yang berlangsung.

Baca juga: Novel: Keterlaluan kalau Disebut Motif Penyerangan Hanya Dendam Pribadi

Ia pun mengaku menunggu proses selanjutnya.

 

3. Kapolri prihatin anggotanya terlibat

Kapolri Jenderal Pol Idham Azis mengaku prihatin dengan penangkapan dua penyerang Novel, sebab keduanya merupakan anggota polisi aktif.

"Sebagai pimpinan Polri saya mengapresiasi pelaksanaan tugas dan kinerja namun di balik itu saya juga prihatin karena ternyata pelakunya anggota Polri," kata Idham di Auditorium PTIK, Sabtu (28/12/2019).

Idham pun meminta publik memberi waktu bagi penyidik untuk melakukan proses penyidikan.

Ia sekaligus meminta agar asas praduga tak bersalah diterapkan selama proses penyidikan berlangsung.

Baca juga: Kapolri: Saya Prihatin, Ternyata Penyerang Novel Anggota Polri

 

4. Diapresiasi Ketua KPK

Apresiasi mengalir dari Ketua KPK Firli Bahuri terkait penangkapan tersebut.

"Saya selaku pimpinan ketua KPK menyampaikan penghargaan setinggi-tingginya di bawah nakhoda Bapak Kapolri Jenderal Idham Azis saya menyampaikan sukses dan selamat kepada seluruh jajaran kepolisian," kata Firli di Gedung Merah Putih KPK, Jumat.

Menurut Firli, penangkapan tersebut adalah jawaban yang telah lama ditunggu masyarakat Indonesia.

Baca juga: Polri Tangkap Penyerang Novel, Ketua KPK: Ini adalah Jawaban yang Ditunggu

 

5. Anggota Komisi III anggap polisi tepati janji  

Anggota Komisi III DPR dari Fraksi PPP Arsul Sani menilai, Polri menepati janji yang diungkapkan saat Rapat Kerja bersama Komisi III pada November yang lalu terkait perkembangan terbaru kasus Novel.

"Pada Raker pengawasan masa sidang lalu pada bukan November, saya menanyakan perkembangan kasus Novel Baswedan ini, dan Kapolri menyampaikan bahwa sebelum akhir tahun akan ada pengungkapan baru yang mengarah pada pelakunya," kata Arsul saat dihubungi Kompas.com, Minggu (29/12/2019).

"Dan ini dipenuhi dengan menyampaikan tersangka pelaku penyiraman terhadap Novel tersebut," lanjut dia.

Baca juga: Anggota Komisi III: Polri Tepati Janji Ungkap Pelaku Kasus Novel Baswedan Sebelum Akhir Tahun

Arsul pun meminta Bareskrim Polri mengusut kasus tersebut secara mendalam.

Lebih lanjut, ia mengatakan, Komisi III akan mengawasi proses hukum kasus Novel tersebut.

 

6. Penyidikan harus transparan

Apresiasi juga dilontarkan anggota Komisi III DPR dari Fraksi Nasdem Taufik Basari.

Namun, Taufik meminta Polri menangani kasus penyiraman air keras tersebut secara profesional dan akuntabel.

Ia juga meminta, Kabareskrim Irjen Listyo Sigit Prabowo menyampaikan perkembangan kasus tersebut kepada DPR secara berkala.

"Dan secara transparan baik kepada publik melalui media massa maupun kepada Komisi III DPR RI," kata Taufik saat dihubungi Kompas.com, Minggu.

Baca juga: Polri Diminta Tangani Dua Penyerang Novel Baswedan secara Transparan

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Kasus Korupsi BTS 4G, Kejagung Periksa Stafsus Johnny G Plate dam 2 Dirjen Kominfo

Kasus Korupsi BTS 4G, Kejagung Periksa Stafsus Johnny G Plate dam 2 Dirjen Kominfo

Nasional
Tanggal 7 Juni Memperingati Hari Apa?

Tanggal 7 Juni Memperingati Hari Apa?

Nasional
PAN Klaim Banyak yang Inginkan Duet Airlangga-Zulhas, tapi Pilpres Harus Menang

PAN Klaim Banyak yang Inginkan Duet Airlangga-Zulhas, tapi Pilpres Harus Menang

Nasional
Ingkar Revisi Aturan soal Caleg Perempuan, KPU Dianggap Bohongi Publik

Ingkar Revisi Aturan soal Caleg Perempuan, KPU Dianggap Bohongi Publik

Nasional
Soal Desakan Demokrat, Tim Anies Bicara Tekanan yang Dihadapi Koalisi

Soal Desakan Demokrat, Tim Anies Bicara Tekanan yang Dihadapi Koalisi

Nasional
Tak Revisi Aturan yang Ancam Caleg Perempuan, KPU Dianggap Lebih Patuhi DPR daripada UU

Tak Revisi Aturan yang Ancam Caleg Perempuan, KPU Dianggap Lebih Patuhi DPR daripada UU

Nasional
Banyak Polemik, Menag Susun Izin Pendirian Rumah Ibadah Cukup Rekomendasi Kemenag

Banyak Polemik, Menag Susun Izin Pendirian Rumah Ibadah Cukup Rekomendasi Kemenag

Nasional
Prabowo dan Menhan Jerman Bahas Kerja Sama Pengadaan Kapal Selam AL

Prabowo dan Menhan Jerman Bahas Kerja Sama Pengadaan Kapal Selam AL

Nasional
Prabowo Banyak Dipilih Warga NU Jadi Capres, PDI-P: Survei Bukan Patokan

Prabowo Banyak Dipilih Warga NU Jadi Capres, PDI-P: Survei Bukan Patokan

Nasional
Terima Deputi PM Australia, Wapres Minta Kerja Sama Ekonomi Dimaksimalkan

Terima Deputi PM Australia, Wapres Minta Kerja Sama Ekonomi Dimaksimalkan

Nasional
Bertemu PAN, Gerindra Akui Erick Thohir Masuk Radar Cawapres Prabowo

Bertemu PAN, Gerindra Akui Erick Thohir Masuk Radar Cawapres Prabowo

Nasional
Polemik Gereja di Binjai, Menag Sediakan Kantor Kemenag Setempat Jadi Tempat Ibadah Sementara

Polemik Gereja di Binjai, Menag Sediakan Kantor Kemenag Setempat Jadi Tempat Ibadah Sementara

Nasional
Soal Pengganti Menkominfo, Nasdem: Hak Prerogatif Presiden, Kita Tak Pernah Cawe-cawe

Soal Pengganti Menkominfo, Nasdem: Hak Prerogatif Presiden, Kita Tak Pernah Cawe-cawe

Nasional
Bagikan Bonus SEA Games, Jokowi: Jangan Dipakai Beli Barang Mewah

Bagikan Bonus SEA Games, Jokowi: Jangan Dipakai Beli Barang Mewah

Nasional
Jokowi Lempar Pujian ke Atlet-atlet 'Pencetak Sejarah' di SEA Games 2023

Jokowi Lempar Pujian ke Atlet-atlet 'Pencetak Sejarah' di SEA Games 2023

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com