Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menlu Retno Serahkan Dua WNI yang Disandera Abu Sayyaf kepada Keluarga

Kompas.com - 26/12/2019, 17:09 WIB
Haryanti Puspa Sari,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi menggelar serah-terima dua Warga Negara Indonesia (WNI) yang berhasil dibebaskan dari penyanderaan kelompok Abu Sayyaf di Filipina.

Dua orang itu yaitu Maharudin Lunani dan Samiun Maneu.

Keduanya diantar oleh Duta Besar Indonesia untuk Filipina, Sinyo Harry Sarundajang, dan dihadiri oleh keluarga Maharudin dan Samiun.

"Hari ini kami bisa sebentar lagi secara resmi akan menyerah-terimakan Pak Maharudin dan Pak Samiun untuk kembali bersama keluarga," ujar Retno Marsudi di Gedung Pancasila Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Kamis (26/12/2019).

"Setelah 90 hari terakhir mereka dalam kecemasan dan kebimbangan selama berada di atau menjadi sandera di Filipina," kata Retno.

Baca juga: Mahfud MD Sebut Pemerintah Terus Berupaya Bebaskan 1 WNI yang Disandera Abu Sayyaf

Retno menjelaskan, upaya pembebasan dua WNI ini dilakukan atas kerja sama antara Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Filipina.

Ia menceritakan, Presiden Joko Widodo sudah menyampaikan kepada Presiden Filipina Rodrigo Duterte agar memberikan perhatian terhadap tiga WNI yang disandera kelompok Abu Sayyaf.

"Pada saat itu presiden Duterte langsung menyampaikan komitmen untuk membantu sekuat tenaga. Pada waktu yang sama saya juga bicara dengan Menhan Filipina untuk menyampaikan permintaan yang sama," ujar Retno.

Retno mengatakan, hasil pembicaraan Jokowi dan Duterte kemudian ditindaklanjuti di bawah koordinasi Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD yang melibatkan Kementerian Luar Negeri dan pihak dari Filipina.

"Kami dari pihak Indonesia juga melakukan komunikasi dan kerja sama yang intensif dengan dengan pihak Western Mindanao Command (militer Filipina) atau kita sebut Wesmincom, jadi komunikasi intensif, kita lakukan sejak saat itu dan pada akhirnya dua dari tiga sandera dapat dibebaskan dengan selamat," tuturnya.

Baca juga: Prabowo Akan Bertemu Menhan Filipina Bahas Pembebasan WNI Sandera Abu Sayyaf

Retno mengatakan, pembebasan dua WNI meninggalkan duka, karena satu prajurit militer Filipina gugur dalam proses pembebasan.

"Saya sudah melakukan pembicaraan langsung dengan Wesmincom untuk menyampaikan ucapan duka cita atas nama Pemerintah Indonesia," ucapnya.

Lebih lanjut, Retno mengatakan, pemerintah saat ini tengah berupaya membebaskan satu WNI yang masih disandera kelompok Abu Sayyaf yaitu Muhammad Farhan.

Retno mengatakan, Pemerintah Indonesia meminta kepada Filipina agar pembebasan dapat dilakukan dengan aman.

"Menteri pertahanan Filipina mengatakan akan bekerja sekeras mungkin untuk pembebasan tersebut," kata Retno Marsudi.

Baca juga: Polisi Pastikan Pemerintah Berusaha Bebaskan 1 WNI yang Masih Disandera Abu Sayyaf

Tiga orang WNI diculik ketika mencari ikan di perairan Lahad Datu, Malaysia, pada September 2019.

Ketiganya adalah Maharudin Lunani (48) dan anaknya, Muhammad Farhan (27), serta kru kapal Samiun Maneu (27).

Mereka berasal dari Baubau dan Wakatobi, Sulawesi Tenggara.

Penyanderaan ketiganya diketahui melalui rekaman video di laman Facebook. Dalam penculikan itu, penyandera meminta tebusan sebesar Rp 8 miliar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com