Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terdakwa Mengaku Sepakat dengan Orang Kepercayaan Dhamantra soal Fee Rp 3,5 Miliar

Kompas.com - 05/12/2019, 19:55 WIB
Dylan Aprialdo Rachman,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Terdakwa kasus dugaan suap terkait kuota impor bawang putih Dody Wahyudi mengonfirmasi adanya kesepakatan fee sebesar Rp 3,5 miliar dengan orang kepercayaan mantan anggota Komisi VI DPR I Nyoman Dhamantra, Mirawati Basri.

Fee tersebut, kata Dody, terkait pengurusan kuota impor bawang putih. Dody mengaku ia membantu terdakwa lainnya, pemilik PT Cahaya Sakti Agro (CSA) Chandry Suanda alias Afung untuk mengurus kuota impor bawang putih.

Sebab, Dody menawarkan jalur lain untuk mengurus kuota impor bawang putih, yakni lewat Nyoman Dhamantra dan Mirawati Basri.

Baca juga: Jaksa KPK Telusuri Pertemuan Nyoman Dhamantra dengan Pihak Lain Terkait Impor Bawang Putih

Hal itu diakui Dody saat diperiksa sebagai terdakwa bersama terdakwa lainnya, yakni Afung dan Zulfikar.

"Iya itu untuk uang muka, saat itu," kata Dody di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Kamis (5/12/2019).

Atas kesepakatan itu, ia menemui Afung untuk membahas pengurusan fee Rp 3,5 miliar tersebut. Namun, kata Dody, Afung baru ingin membayar setelah Surat Persetujuan Impor (SPI) dari Kementerian Perdagangan sudah terbit.

Dody pun berkoordinasi dengan temannya, Zulfikar atas pengurusan fee tersebut. Menurut Dody, Zulfikar bersedia memberikan talangan Rp 2 miliar.

"Jadi saya sampaikan Rp 2 miliar itu ditalangin Pak Zulfikar dulu. Pak Zulfikar kan yang mempertemukan saya dengan Bu Mirawati, jadi saya bahasanya ke Pak Afung, bilang dari Pak Zulfikar dulu," katanya.

"Kalau pertemuan, saya selalu sama Pak Zulfikar kalau ketemu Bu Mirawati dan Pak Elviyanto (orang dekat Nyoman Dhamantra). Karena saya enggak punya nomor telepon Bu Mira dan Pak Elviyanto," sambung Dody.

Menurut Dody, beberapa waktu kemudian, Elviyanto meminta agar uang Rp 2 miliar ditransfer terlebih dahulu. Meski demikian, Dody tak menjelaskan secara spesifik ke rekening siapa uang tersebut ditransfer.

Sementara itu, Dody menyiapkan rekening bersama di bank BCA untuk menyimpan sisa uang sebesar Rp 1,5 miliar.

"Betul di rekening bersama. Waktu itu Bu Mira cuma sampaikan ini nanti ditransfer ke orang saya," ujar dia.

Pada perkara ini, Nyoman Dhamantra, Mirawati Basri dan Elviyanto masih berstatus sebagai tersangka.

Di sisi lain, Afung, Dody Wahyudi dan Zulfikar didakwa bersama-sama menyuap I Nyoman Dhamantra sekitar Rp 3,5 miliar.

Dalam surat dakwaan, Dhamantra disebut menerima commitment fee sebesar Rp 2 miliar lewat transfer rekening.

Uang itu merupakan fee atas pengurusan kuota impor bawang putih di Kementerian Perdagangan yang diajukan oleh Chandry Suanda selaku Direktur PT Cahaya Sakti Agro (CSA). Chandry dibantu terdakwa Dody Wahyudi dan Zulfikar.

Baca juga: Penyidikan Selesai, I Nyoman Dhamantra Segera Disidang

Di sisi lain, Dody Wahyudi telah membuat rekening bersama di Bank BCA untuk memasukkan uang sebesar Rp 1,5 miliar.

Uang Rp 1,5 miliar itu merupakan sisa dari nilai total commitment fee yang disepakati bersama Dhamantra, yaitu Rp 3,5 miliar.

Sisa commitment fee tersebut nantinya akan diserahkan apabila Surat Persetujuan Impor (SPI) dari Kementerian Perdagangan untuk pihak Chandry sudah terbit.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com