Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Pernyataan Megawati Pernah Bantu Prabowo, Ini Tanggapan Gerindra

Kompas.com - 05/12/2019, 07:47 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Fabian Januarius Kuwado

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Andre Rosiade menilai, pernyataan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri soal Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto baru-baru ini, tidak perlu direspons negatif dan berlebihan.

Menurut Andre, pernyataan Megawati bukan untuk merendahkan pribadi Prabowo.

"Enggak (tidak merendahkan). Bu Mega mungkin menjelaskan bahwa pernah membantu Pak Prabowo pulang kembali ke Indonesia. Tak usah direspons (negatif). Sekarang saatnya bekerja bukan nyinyir karena pemilu sudah selesai," ujar Andre di Kompleks Parlemen, Senayan, Rabu (4/12/2019).

Baca juga: Cerita Megawati Selamatkan Prabowo yang Telantar Tak Punya Kewarganegaraan

Andre juga menegaskan bahwa Megawati dan Prabowo masih tetap bersahabat hingga saat ini sehingga tidak mungkin seseorang merendahkan sahabatnya sendiri.

Andre lantas menceritakan soal bantuan yang pernah diberikan Megawati saat Prabowo sulit masuk kembali ke Indonesia.

Bantuan yang diberikan sekitar tahun 200-an tersebut diberikan melalui almarhum Taufiq Kiemas (suami Megawati)

"Yang membantu kepulangan Pak Prabowo kembali ke Indonesia memang Pak Taufiq Kiemas yang berkomunikasi dengan Pak Prabowo dan disampaikan waktu Bu Mega menjadi Wakil Presiden dan saat itu Presidennya almarhum Gus Dur," papar Andre.

Baca juga: Ketua DPP PKS: Pernyataan Megawati Seperti Merendahkan Derajat Prabowo

Atas bantuan itu, lanjut Andre, Prabowo juga sudah menyampaikan ucapan terima kasih secara terbuka.

Diberitakan sebelumnya, Megawati Soekarnoputri menceritakan mengenai persahabatannya dengan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto yang telah terjalin sejak lama.

Menurut dia, persahabatannya dengan Prabowo merupakan bentuk mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila.

Sebab, meskipun kerap berbeda kubu politik, tetapi keduanya tetap menjalin hubungan baik.

"Kenapa Pak Prabowo, sampai orang bingung kok saya bisa sobatan sama Prabowo Subianto? Memangnya kenapa? Karena kalau buat saya, itu Pancasila saya," ujar Megawati dalam acara Presedential Lecture Internalisasi dan Pembumian Pancasila di Istana Negara Jakarta, Selasa (3/12/2019).

Dalam acara yang turut dihadiri Prabowo itu, Megawati bercerita bagaimana ia menyelamatkan mantan Danjen Kopassus itu dari stateless atau tanpa kewarganegaraan.

Itu terjadi saat Megawati menjabat sebagai Presiden ke-5 RI pada 2001-2004 lalu.

Baca juga: Setelah Bertemu Megawati, Prabowo Undang Ketum PPP ke Kertanegara

Namun, ia tak menyebutkan waktu pastinya. Ia juga tak menjelaskan permasalahan apa yang membuat status kewarganegaraan Prabowo bermasalah.

Ketua Umum PDI-P ini hanya menceritakan bahwa saat itu ia berang kepada Menteri Luar Negeri dan Panglima TNI karena Prabowo dibiarkan tidak memiliki kewarganegaraan.

"Dulu saya ambil beliau keleleran (telantar), saya marah sebagai Presiden. Siapa yang buang beliau stateless? Saya marah pada Menlu, saya marah pada Panglima. Apa pun juga beliau manusia Indonesia, pulang beri dia itu tanggung jawab," ucap Megawati. 

 

Kompas TV

Apa yang menjadi pemicu sehingga Ketua Dewan Pengarah BPIP Megawati Soekarnoputri mengajak pendukung khilafah untuk datang ke DPR? Apakah Front Pembela Islam atau FPI siap bertemu dengan anggota dewan?

Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila atu BPIP Megawati Soekarnoputri meminta kelompok pendukung khilafah untuk datang secara baik-baik ke fraksi PDI Perjuangan di DPR. Hal ini untuk mengetahui aspirasi para kelompok pendukung khilafah terkait munculnya isu berdirinya paham ini di tengah Pancasila. Megawati Soekarnoputri meminta kelompok pendukung ideologi khilafah untuk datang ke DPR. Megawati mengaku ingin mendengar apa keinginan para pendukung khilafah.

Salah satu yang tengah disorot terkait isu khilafah adalah proses perpanjangan Surat Keterangan Terdaftar atau SKT dari Front Pembela Islam atau FPI. Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian mengatakan bahwa perpanjangan SKT FPI memakan waktu lama karena ada masalah dalam AD/ART ormas itu. Menurut Tito, di dalam visi misi FPI ada kata khilafah islamiyah dan NKRI bersyariah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

Nasional
PKB: Semua Partai Terima Penetapan Prabowo-Gibran, kecuali yang Gugat ke PTUN

PKB: Semua Partai Terima Penetapan Prabowo-Gibran, kecuali yang Gugat ke PTUN

Nasional
Ukir Sejarah, Walkot Surabaya Terima Penghargaan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

Ukir Sejarah, Walkot Surabaya Terima Penghargaan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

BrandzView
Jokowi dan Gibran Disebut Bukan Bagian PDI-P, Kaesang: Saya Enggak Ikut Urusi Dapurnya

Jokowi dan Gibran Disebut Bukan Bagian PDI-P, Kaesang: Saya Enggak Ikut Urusi Dapurnya

Nasional
Helikopter Panther dan KRI Diponegoro Latihan Pengiriman Barang di Laut Mediterania

Helikopter Panther dan KRI Diponegoro Latihan Pengiriman Barang di Laut Mediterania

Nasional
Kaesang Sebut PSI Sudah Kantongi Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta

Kaesang Sebut PSI Sudah Kantongi Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta

Nasional
Hasto: Di Tengah Panah 'Money Politic' dan 'Abuse of Power', PDI-P Masih Mampu Jadi Nomor 1

Hasto: Di Tengah Panah "Money Politic" dan "Abuse of Power", PDI-P Masih Mampu Jadi Nomor 1

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com