Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jelang Hari Lahir OPM, Wapres Sebut Aparat Waspadai Pergerakan KKB

Kompas.com - 28/11/2019, 19:45 WIB
Deti Mega Purnamasari,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden Ma'ruf Amin menegaskan bahwa gerakan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) perlu diwaspadai jelang hari lahirnya Organisasi Papua Merdeka (OPM) 1 Desember 2019.

"Kita terus mewaspadai gerakan KKB, karena itu kita siagakan (aparat) untuk melindungi," kata Ma'ruf di Istana Wakil Presiden, Kamis (27/11/2019).

Ma'ruf mengatakan, aparat penting disiagakan untuk memberikan perlindungan kepada masyarakat.

"Sifatnya pendekatan, memberikan perlindungan pada masyarakat," kata dia.

Baca juga: Jelang HUT OPM, Keberadaan Egianus Kogoya Terdeteksi

Sementara itu, terkait permintaan Majelis Rakyat Papua (MRP) agar pemerintah mengurangi aparat keamanan di Papua, Ma'ruf mengatakan penarikan akan dilakukan apabila kondisi sudah kondusif.

"Kalau kondisinya sudah kondusif pasti ditarik. Itu sementara saja, mengatasi keadaan saja," kata dia.

Dalam pertemuan dengan MRP, Ma'ruf juga memastikan bahwa pemerintah hanya mencoba mengendalikan keadaan dengan penempatan aparat keamanan di Papua.

"Pemerintah tidak merasa melakukan dengan cara kekerasan. Cuma bagaimana mengendalikan keadaan," kata Ma'ruf.

Oleh karena itu, pihaknya pun akan terus mencoba melakukan upaya-upaya pembangunan yang lebih soft, termasuk pendekatan sosial, pendidikan dan keagamannya.

Caranya adalah dengan mengedepankan dialog.

Sementara itu, Ketua Pokja Adat MRP Demas Tokoro menyatakan bahwa 1 Desember bukanlah hari ulang tahun OPM.

"Kalau kembali pada sejarah masa lalu itu sendiri, punya pengibaran bendera yang diberikan oleh Belanda dan diberikan ruang untuk orang Papua menyatakan dirinya sebagai sebuah bangsa. Bukan hari ulang tahun. Itu perlu dipahami," kata dia.

Baca juga: 4 Fakta Jelang HUT OPM di Papua, Egianus Kogoya Terlacak hingga Kunjungan Kapolri dan Panglima TNI

Adapun terkait dengan permintaannya mengurangi aparat dari Papua, Demas mengatakan bahwa pada prinsipnya ketika terjadi persoalan di Papua, aparat tidak cocok dengan masyarakat.

"Kalau ada persoalan di sana, mereka (aparat) tidak cocok dengan kami. Karena pendekatan sosiologis bisa dilakukan, budaya bisa dilakukan, kemanusiaan, dan mental spiritual, itu penting untuk orang Papua," kata dia.

Oleh karena itu, kata dia, antara masyarakat Papua dan pemerintah pusat harus duduk bersama untuk mencari cara mengatasi persoalan, ketegangan, atau gesekan sosial yang terjadi selama ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com