JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto membantah tudingan kubu Bambang Soesatyo (Bamsoet) yang menyebut tiga menteri Presiden Joko Widodo (Jokowi) menekan kader daerah untuk memenangkannya.
"Tidak ada, yang punya suara kan DPD tingkat I dan tingkat II," ujar Airlangga menghadiri Pendidikan Politik Partai Golkar di Hotel Merlynn Park, Jakarta, Kamis (28/11/2019).
Selain itu, Airlangga juga membantah tudingan lain bahwa Rapat Pleno tak membahas tata cara Musyawarah nasipnal (Munas) pada 4-6 Desember nanti.
"Ya, kan itu domain daripada Munas, kemarin sudah dibahas," katanya.
Baca juga: 3 Menteri Jokowi Disebut Desak Kader Golkar Dukung Airlangga
Sebelumnya, tiga menteri Jokowi disebut-sebut ikut campur tangan dalam pemilihan ketua umum Golkar dengan menekan sejumlah kader supaya mendukung Airlangga Hartarto.
Hal tersebut diungkapkan Fungsionaris DPP Partai Golkar Syamsul Rizal. Menurut Rizal, ketiga menteri tersebut menekan pengurus DPD I, DPD II, dan kepala daerah.
"Jadi ada pembantu (menteri) Presiden, saya enggak mau sebut nama, tapi ada tiga pembantu Presiden yang telepom DPD I, DPD II, dan kepala-kepala daerah untuk pilih Airlangga," ujar Rizal usai Rapat Pleno di Kantor DPP Golkar, Rabu (27/11/2019).
Dia menyebut ketiga menteri itu berasal dari satu kader Golkar, akademisi, dan satu lainnya berasal dari partai lain.
Baca juga: Eks Caleg Hanura Diduga Masuk Kepanitiaan Munas Golkar, Sekjen: Sedang Saya Cek
Dari ketiga menteri tersebut, Rizal menyebut Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno turut andil mengintervensi kader daerah.
Menurutnya, para menteri tersebut berpihak pada Airlangga.
Ia mempertanyakan kapasitas ketiga menteri tersebut dalam persiapan Munas Golkar.
Di sisi lain, Rizal memandang, ketiga menteri itu tengah mencari legitimasi politik ke Jokowi. Musababnya, ketiganya tidak mempunyai kekuatan politik.
"Biar Presiden itu percaya mereka punya kekuatan politik, padahal sebenarnya enggak," ungkap Rizal.