“Kalau ternyata harus terbuka, maka kedua tokoh ingin menunjukkan pro dan dekat dengan pemerintah. Nah, keduanya sama-sama pendukung pemerintah, jadi mana yang lebih dekat itu yang akan menang,” ujar dia.
Politisi Senior Partai Golkar, Fahmi Idris, mengatakan Airlangga dan Bamsoet sama-sama memiliki konsep dan kemampuan untuk memajukan Golkar.
Ia tak menampik bahwa tokoh yang memiliki kedekatan dengan presiden berpeluang lebih besar untuk terpilih sebagai pemimpin partai politik.
“Pada umumnya siapa saja, bukan hanya di Golkar, tapi di partai manapun, calon-calon ketua kalau cukup dekat dengan presiden, itu punya kesempatan untuk menang,” katanya.
Fahmi mengaku tidak setuju dengan jalan aklamasi dalam menentukan Ketua Umum Partai Golkar 2019-2024.
“Biarkan saja siapa memilih calonnya dan bebas saja. Saya yang kurang setuju tapi kan saya tidak bisa menentang,” ujar dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.