JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo menganugerahkan gelar pahlawan kepada enam tokoh. Upacara penganugerahan gelar pahlawan itu digelar di Istana Negara, Jakarta, Jumat (8/11/2019) siang.
Penganugerahan gelar pahlawan itu tertuang dalam Keputusan Presiden Nomor 120 TK Tahun 2019 tanggal 7 November 2019 tentang Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional.
Semua plakat tanda jasa dan penghargaan gelar pahlawan nasional diberikan oleh Presiden Jokowi kepada para ahli waris.
Wakil Ketua Dewan Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan Negara Jimly Asshiddiqie mengatakan, enam tokoh tersebut merupakan penyaringan dari 20 nama yang diajukan Kementerian Sosial.
Menurut Jimly, keenam tokoh dipilih karena dianggap telah berjasa di bidang mereka masing-masing.
Baca juga: Jokowi Beri Gelar Pahlawan Nasional ke 6 Tokoh Ini
Berikut profil dan kiprah singkat 6 tokoh yang baru saja dianugerahi gelar pahlawan:
Ketika medianya dibredel pemerintah Belanda, Ruhana berinisiatif mendirikan surat kabar, bernama Sunting Melayu, yang tercatat sebagai salah satu surat kabar perempuan pertama di Indonesia.
Ruhana lahir di Kota Gadang, Kabupaten Agam, Sumatera Barat. Roehana adalah kakak tiri dari Sutan Sjahrir, bibi penyair Chairil Anwar, dan sepupu H Agus Salim.
Baca juga: Mengenang Ruhana Kuddus, dari Jurnalis Perempuan Pertama hingga Pahlawan Nasional
Sultan Himayatuddin Muhammad Saidi tokoh dari Sulawesi Tenggara. Ia merupakan pejuang gerilyawan yang menentang penjajahan Belanda di wilayah Kesultanan Buton.
Semasa berkuasa, Sultan Buton ke-20 (1752-1755) dan ke-23 (1760-1763), Himayatuddin menghabiskan waktunya untuk menentang dan melawan kekuasaan pemerintah Belanda.
Kesuksesannya mengusir kaum penjajah di tanah Buton, pihak Kesultanan Buton menobatkan dirinya sebagai "Oputa Yi Koo".
Dalam bahasa masyarakat setempat, gelar tersebut bermakna raja atau penguasa yang bergerliya melawan penjajah di dalam hutan.
Prof M Sardjito tokoh dari Yogyakarta adalah Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada (UGM). Ia adalah seorang dokter.
Sardjito juga rektor UGM pertama. Namanya lantas diabadikan sebagai nama rumah sakit di Yogyakarta, Rumah Sakit Umum Dr Sardjito.
Baca juga: Untuk Kedua Kalinya, Prof. Sardjito Diusulkan sebagai Pahlawan Nasional