Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Serba-serbi Sertijab Menko PMK: Muhadjir Telepon Puan Maharani, Cerita Menteri Bandel, hingga Patung Soekarno di Meksiko...

Kompas.com - 25/10/2019, 07:42 WIB
Dylan Aprialdo Rachman,
Icha Rastika

Tim Redaksi

Kemudian, Puan menjelaskan ke Muhadjir bahwa tantangan Menko PMK ke depan pasti berat.

Apalagi, prioritas Presiden Jokowi di periode keduanya fokus membangun sumber daya manusia (SDM) yang unggul.

"Dan semua hal terkait SDM unggul itu ada di Menko PMK koordinasinya, Menkonya harus memang pernah dan tahu bagaimana caranya menjalankan tugas membawahi 8 kementerian yang ada di Kemenko PMK. Pak Muhadjir bilang, 'oh enggeh, Bu'," ujar Puan.

"Terus ya sudah, omongan lanjutannya rahasia, itu saja yang saya buka," canda Puan disambut tawa mantan para pegawainya di Kemenko PMK.

2. Cerita ibu yang kagumi Megawati

Dalam pidatonya, Muhadjir juga teringat dengan cerita ibu kandungnya yang mengagumi sosok Presiden ke-5 Indonesia sekaligus ibu Puan, Megawati Soekarnoputri.

"Kenangan saya paling istimewa adalah pertama saya bersalaman dengan Bu Mega, ibunya Bu Puan. Dan saya mencium tangan beliau (Megawati). Padahal saya orang Muhammadiyah dan enggak ada tradisi itu," kata Muhadjir.

"Saya lakukan itu. Kenapa? Karena saya ingat betul waktu saya masih kecil, Bu Mega pernah tinggal di Madiun, Wisma AURI, di TNI AU sekarang," sambung Muhadjir.

Pada masa itu, kata Muhadjir, Megawati merupakan ibu rumah tangga yang memiliki kharisma sebagai pemimpin.

Baca juga: Jadi Menko PMK, Muhadjir Teringat Kenangan Ibunya yang Kagumi Megawati

Menurut mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) tersebut, banyak orang saat itu yang rela berangkat dari luar Madiun untuk melihat sosok Megawati.

"Salah satunya ibu saya. Ibu saya itu dari rumah saya tidak di Kota Madiun, masih perlu naik kereta 20 kilometer. Ramai-ramai hanya untuk lihat Ibu Mega saja. Ibu saya tidak kepikiran untuk salaman. Jadi hanya cuma melihat karena Bu Mega mau belanja gitu," kata Muhadjir.

Dengan melihat sosok Megawati saja, kata Muhadjir, ibunya sudah sangat senang. Sang ibu pun menceritakan hal tersebut ke Muhadjir.

"Begitu saya bisa salaman, saya merasa mewakili ibu almarhumah saya. Karena itu, kami punya hubungan dekat dengan beliau, sering kami undang ke kampus, pas saya masih rektor. Dan terakhir beliau saya mohon untuk resmikan rumah sakit yang kami desain khusus untuk diresmikan oleh Ibu Megawati," kata dia.

Karena itu pula, ketika bertugas sebagai Mendikbud dan bekerja di bawah koordinasi Puan Maharani, Muhadjir mengaku senang.


3. Menteri "bandel"

Di sisi lain, Puan menceritakan kenangannya selama bertugas sebagai Menko PMK. Ia menekankan, posisinya sebagai seorang Menko mengharuskan dirinya mengutamakan koordinasi dan sinkronisasi.

"Apalagi kalau di dalam gedung ini jalan sendiri-sendiri. Jadi awalnya ini para deputinya, staf ahli, staf khusus mungkin paham kalau saya datang pertama itu, pasti dikira menkonya cerewet dan detail," kata Puan.

Tak jarang, ia juga menggelar rapat hingga malam hari. Hingga jam 12 malam pun, Puan masih kerap mengirimkan pesan ke jajarannya jika ada masalah yang harus segera ditangani.

"Menko dalam satu hari bisa bicara kesehatan, bicara sosial, bicara pendidikan, bicara olahraga, itu ganti-ganti terus. Kadang kalau banyak pikiran bisa blank," kata dia.

Tantangan kedua sebagai Menko PMK, lanjut Puan, menghadapi menteri-menteri yang "bandel".

Baca juga: Puan Cerita soal Menteri yang Bandel ke Muhadjir...

Kemenko PMK membawahi sejumlah kementerian teknis, seperti Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Kesehatan, Kementerian Pemuda dan Olahraga, Kementerian Agama, hingga Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.

"Menterinya 'bandel', ada yang enggak datang rapat. Kita enggak mungkin memutus satu permasalahan kalau menterinya enggak datang. Pak Muhadjir juga pengalaman, kalau Pak Muhadjir misal enggak datang rapat 2 kali, saya telepon, Pak kemana? Kok sudah saya undang dua kali enggak datang ini enggak bisa kita putusi loh, Pak," cerita Puan.

Meski demikian, Puan kadang memaklumi bahwa menteri teknis pernah tak ikut rapat lantaran juga mengurusi masalah sesuai bidang kementeriannya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

Nasional
PKB: Semua Partai Terima Penetapan Prabowo-Gibran, kecuali yang Gugat ke PTUN

PKB: Semua Partai Terima Penetapan Prabowo-Gibran, kecuali yang Gugat ke PTUN

Nasional
Ukir Sejarah, Walkot Surabaya Terima Penghargaan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

Ukir Sejarah, Walkot Surabaya Terima Penghargaan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

BrandzView
Jokowi dan Gibran Disebut Bukan Bagian PDI-P, Kaesang: Saya Enggak Ikut Urusi Dapurnya

Jokowi dan Gibran Disebut Bukan Bagian PDI-P, Kaesang: Saya Enggak Ikut Urusi Dapurnya

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com