Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengamat: Koalisi Belum Tentu Berujung Jatah Menteri bagi Kader

Kompas.com - 18/10/2019, 08:29 WIB
Christoforus Ristianto,
Fabian Januarius Kuwado

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pendiri lembaga Kedai Kopi Hendri Satrio memperkirakan, penjajakan perluasan koalisi pendukung Joko Widodo-Ma'ruf Amin masih bersifat dinamis.

Menurut dia, hasil dari penjajakan koalisi belum tentu berujung kursi menteri bagi kader parpol yang kini ada di luar pendukung Jokowi.

"Penjajakan koalisi masih dinamis. Tapi perlu diingat, penjajakan itu belum tentu berujung pada kursi menteri bagi kader parpol yang saat ini di luar koalisi pemerintah," ujar Hendri saat dihubungi, Jumat (18/10/2019).

Baca juga: Berkuasa Tentukan Arah Politik Gerindra, Prabowo Belum Buka Suara...

Pengajar Komunikasi Politik Universitas Paramadina ini memperkirakan, untuk parpol yang kini sedang menjajaki koalisi, Partai Gerindra misalnya, Jokowi akan memberikan kursi menteri kepada orang dekat Prabowo Subianto atau Prabowo sendiri, bukan kader Gerindra.

Demikian pula Partai Demokrat yang disebut-sebut sedang menjalin penjajakan dengan koalisi Jokowi.

"Bisa saja tetap dikasih (menteri), tetapi bukan kader Gerindra, melainkan Prabowo. Partai Demokrat mungkin juga akan dirangkul, tetapi belum tentu kader Demokrat (yang jadi menteri)," imbuh Hendri.

Ia meyakini, meskipun ada penjajakan dari parpol luar koalisi pemerintah kini, Jokowi tetap memilih menteri yang bukan hanya berdasarkan pada pandangan elite politik saja.

Apalagi, memilih menteri yang tepat sebenarnya bisa menjadi momentum pemerintahan Jokowi periode 2019-2024 untuk meraih kepercayaan masyarakat.

"Menteri-menterinya harus diterima masyarakat dan bisa meningkatkan kepercayaan pada pemerintahannya," ujar Hendri.

"Unjuk rasa mahasiswa September 2019 lalu yang menolak RUU bermasalah menunjukkan ketidakpuasan publik pada Jokowi. Nah, Jokowi perlu memperhitungkan betul, penjajakan koalisi tak harus berujung pada kursi menteri, jika menteri mayoritas dari parpol, kepercayaan masyarakat susah ditingkatkan," lanjut dia.

Diketahui, salah satu parpol yang disebut-sebut hendak bergabung ke koalisi Jokowi, yaitu Partai Gerindra.

Baca juga: Pengamat: Faktor Megawati, Kemungkinan Demokrat Masuk Kabinet Kecil

Partai Gerindra sudah menyerahkan mandat kepada Prabowo Subianto sebagai Ketua Dewan Pembina sekaligus Ketua Umum untuk menentukan sikap politik partai dalam lima tahun ke depan.

Dengan demikian, Prabowo memegang kewenangan penuh untuk menentukan apakah Partai Gerindra akan bergabung dengan koalisi parpol pendukung pemerintahan Joko Widodo-Ma'ruf Amin atau tetap menjadi oposisi.

Kendati demikian, Prabowo belum memutuskan sikap politiknya secara tegas soal wacana koalisi atau oposisi. 

 

Kompas TV Tentu menjadi sorotan bila akhirnya Partai Gerindra merapat ke pemerintah. Sebelumnya Prabowo Subianto bersama Partai Gerindra kerap menjadi rival pemerintahan Jokowi. Keduanya berkompetisi di ajang Pilpres politik baik Pemilu 2014 maupun 2019. Tak hanya itu walau pdi-p memenangi Pemilu, koalisi oposisi besutan Gerindra kerap bersikap kritis terhadap kebijakan pemerintaham Jokowi di parlemen.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak ada Rencana Bikin Ormas, Apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak ada Rencana Bikin Ormas, Apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Nasional
Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Nasional
Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com