Keterangan resmi pemerintah mengungkap semua nama pembajak yang tewas.
Namun, diketahui bahwa pimpinan pembajak adalah Imran bin Mubammad Zein. Ia berhasil ditangkap dan kemudian dihukum mati pada 28 Maret 1983.
Pemerintah juga menyebutkan pilot dan seorang pasukan komando mengalami luka-luka.
Selang beberapa hari, pilot bernama Kapten Herman Rante dan anggota Koppasandha bernama Achmad Kirang menjadi korban tewas dalam operasi tersebut.
Keduanya menderita luka tembak, dan gagal diselamatkan meski sudah dibawa ke rumah sakit.
Baca juga: Kisah John Lie, Hantu Selat Malaka, Pahlawan Penyelundup Senjata...
Operasi pembebasan itu membuat pesawat Woyla dilubangi sejumlah peluru. Pesawat itu diperbaiki di Thailand dan kemudian dibawa ke Indonesia.
Lewat operasi itu, 36 orang yang berada 4 hari di pesawat, setelah beberapa penumpang lain dilepaskan pembajak, berhasil diselamatkan.
Keberhasilan operasi ini tak hanya melambungkan perjalanan karier Sintong Pandjaitan selaku pimpinan lapangan, melainkan juga Letjen LB Moerdani yang saat itu merupakan Kepala Pusat Intelijen Strategis.
Reputasi Koppasandha diakui. Kini pasukan yang dikenal dengan nama Kopassus itu tercatat sebagai salah satu satuan elite terbaik di dunia.
Catatan Redaksi:
Dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun ke-74 Tentara Nasional Indonesia pada 5 Oktober, Kompas.com menuliskan kembali sejumlah operasi yang pernah dilakukan TNI. Operasi ini menjadi catatan emas TNI dalam mempertahankan kedaulatan atau misi penting di luar negeri.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.