Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polri: Kami Ingatkan Demonstran, Waspadai Penyusup!

Kompas.com - 24/09/2019, 15:32 WIB
Devina Halim,
Fabian Januarius Kuwado

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Polri mengingatkan mahasiswa yang menggelar aksi demonstrasi di sejumlah daerah agar mengenali temannya dan mewaspadai penyusup.

Peringatan itu diungkapkan Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen (Pol) Dedi Prasetyo di Gedung Humas Mabes Polri, Jakarta Selatan, Selasa (24/9/2019).

"Sudah kami ingatkan kepada seluruh peserta demo, para koordinator lapangan, Anda harus betul-betul mengenali teman-teman Anda," kata Dedi.

Baca juga: Demo di DPR, Mahasiswa Panjat Pembatas dan Masuk ke Tol Gatsu

Alasannya, kata Dedi, demo tersebut rawan disusupi kelompok anarki, apalagi atribut mahasiswa mudah didapatkan.

"Mereka juga harus waspadai penyusup-penyusup yang masuk ke dalam kelompok mereka karena atribut mahasiswa bisa didapat mudah oleh siapa saja, ini yang kami khawatirkan," kata dia.

Polisi juga mengimbau mahasiswa untuk menyuarakan tuntutan mereka secara damai.

Jika situasi memanas, koordinator lapangan diminta mengendalikan dan meminta massa menahan diri.

Baca juga: Demo Mahasiswa di Gedung DPRD Malang Ricuh, Petugas Semprotkan Water Canon

Dedi menuturkan, aparat akan menggunakan pendekatan lunak atau soft approach melalui dialog dan komunikasi dalam menghadapi demonstran.

Aparat yang bertugas tidak dibekali peluru tajam.

"Seluruh anggota kepolisian pengaman demo hanya dibekali tameng, water canon, dan gas air mata," tutur Dedi.

"Water canon dan gas air mata digunakan ketika eskalasinya sudah membahayakan tindakan-tindakan anarkis pengerusakan fasilitas publik," kata dia.

Baca juga: DPR Tunda Pembahasan 4 RUU, RKUHP Salah Satunya

Diberitakan, mahasiswa dari sejumlah universitas kembali turun ke jalan di Gedung DPR untuk menolak pengesahan Undang-Undang KPK dan Rancangan Undang-Undang Hukum Pidana (RKUHP).

Aksi serupa juga digelar mahasiswa di sejumlah kota besar di Indonesia. 

 

Kompas TV Kericuhan terjadi dalam aksi protes menolak pengesahan sejumlah rancangan undang-undang yang dianggap kontroversial termasuk RUU KUHP dan Revisi Undang-Undang KPK yang telah disahkan pekan lalu. Polisi beberapa jam lalu akhirnya membubarkan paksa aksi mahasiswa yang berlangsung di depan Gedung DPRD Jawa Barat, Bandung. Aksi berlangsung sejak siang hari. Langkah membubarkan pengunjuk rasa ditempuh lantaran para pengunjuk rasa mencoba memaksa masuk ke dalam gedung DPRD Provinsi Jawa Barat yang di jaga ketat oleh petugas kepolisian. Akibat bentrokan yang terjadi antara mahasiswa dengan polisi tercatat sejumlah korban luka berjatuhan. Para korban kini telah mendapat penanganan petugas kesehatan. Dari sisi polisi ada 6 orang yang terluka. #DemoMahasiswa #DPRDJawaBarat
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Ratas Evaluasi Mudik, Jokowi Minta Rest Area Diperbanyak

Ratas Evaluasi Mudik, Jokowi Minta Rest Area Diperbanyak

Nasional
Dugaan TPPU Hakim Gazalba Saleh: Beli Alphard, Kredit Rumah Bareng Wadir RSUD di Jakarta

Dugaan TPPU Hakim Gazalba Saleh: Beli Alphard, Kredit Rumah Bareng Wadir RSUD di Jakarta

Nasional
Anggota Bawaslu Intan Jaya Mengaku Disandera KKB Jelang Pemilu, Tebus Ratusan Juta agar Bebas

Anggota Bawaslu Intan Jaya Mengaku Disandera KKB Jelang Pemilu, Tebus Ratusan Juta agar Bebas

Nasional
Dalam Sidang MK, KPU Ungkap Kontak Senjata TNI-OPM Jelang Hitung Suara, Satu Warga Sipil Tewas

Dalam Sidang MK, KPU Ungkap Kontak Senjata TNI-OPM Jelang Hitung Suara, Satu Warga Sipil Tewas

Nasional
Sinyal Kuat Eko Patrio Bakal Jadi Menteri Prabowo

Sinyal Kuat Eko Patrio Bakal Jadi Menteri Prabowo

Nasional
Yakin Presidential Club Sudah Didengar Megawati, Gerindra: PDI-P Tidak Keberatan

Yakin Presidential Club Sudah Didengar Megawati, Gerindra: PDI-P Tidak Keberatan

Nasional
Taruna STIP Meninggal Dianiaya Senior, Menhub: Kami Sudah Lakukan Upaya Penegakan Hukum

Taruna STIP Meninggal Dianiaya Senior, Menhub: Kami Sudah Lakukan Upaya Penegakan Hukum

Nasional
Gejala Korupsisme Masyarakat

Gejala Korupsisme Masyarakat

Nasional
KPU Tak Bawa Bukti Noken pada Sidang Sengketa Pileg, MK: Masak Tidak Bisa?

KPU Tak Bawa Bukti Noken pada Sidang Sengketa Pileg, MK: Masak Tidak Bisa?

Nasional
PDI-P Mundur Jadi Pihak Terkait Perkara Pileg yang Diajukan PPP di Sumatera Barat

PDI-P Mundur Jadi Pihak Terkait Perkara Pileg yang Diajukan PPP di Sumatera Barat

Nasional
Distribusikan Bantuan Korban Longsor di Luwu Sulsel, TNI AU Kerahkan Helikopter Caracal dan Kopasgat

Distribusikan Bantuan Korban Longsor di Luwu Sulsel, TNI AU Kerahkan Helikopter Caracal dan Kopasgat

Nasional
Hakim MK Cecar Bawaslu Terkait Kemiripan Tanda Tangan Pemilih

Hakim MK Cecar Bawaslu Terkait Kemiripan Tanda Tangan Pemilih

Nasional
Waketum Gerindra Nilai Eko Patrio Pantas Jadi Menteri Prabowo-Gibran

Waketum Gerindra Nilai Eko Patrio Pantas Jadi Menteri Prabowo-Gibran

Nasional
MKD Temukan 3 Kasus Pelat Nomor Dinas DPR Palsu, Akan Koordinasi dengan Polri

MKD Temukan 3 Kasus Pelat Nomor Dinas DPR Palsu, Akan Koordinasi dengan Polri

Nasional
Paradoks Sejarah Bengkulu

Paradoks Sejarah Bengkulu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com