Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Koordinator Kontras Mengenang Inspirasi dan Pertemuan Terakhir dengan Munir...

Kompas.com - 09/09/2019, 07:20 WIB
Deti Mega Purnamasari,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Lima belas tahun lalu, aktivis hak asasi manusia (HAM) Munir Said Thalib tewas di pesawat Garuda Indonesia dalam perjalanannya ke Amsterdam, Belanda, tepatnya 7 September 2004.

Tak hanya keluarga, kepergiannya yang mendadak membuat banyak orang termasuk sahabat dan koleganya terluka.

Saat penyidikan berlangsung, Munir diketahui dibunuh dengan cara diracun. Senyawa arsenik dimasukkan ke dalam tubuhnya, diduga melalui makanan atau minuman selama dalam perjalanan Jakarta-Amsterdam yang sempat transit di Singapura itu.

Pengadilan kemudian menghukum pilot Garuda Indonesia saat itu, Pollycarpus Budihari Priyanto dengan vonis 14 tahun penjara. Vonis itu diberikan setelah melalui berbagai tahapan peradilan.

Baca juga: Ini Harapan Diva, Putri Aktivis HAM Munir, untuk Presiden Jokowi ...

Direktur Utama PT Garuda Indonesia saat itu, Indra Setiawan, juga dikenai vonis penjara 1 tahun. Sebab, Indra dinilai membantu memasukkan Pollycarpus dalam penerbanagan itu sebagai penumpang.

Akan tetapi, hingga saat ini banyak pihak menilai bahwa auktor intelektualis atau dalang di balik pembunuhan pendiri Kontras dan Imparsial itu belum diketahui.

Kepergian Munir Said Thalib yang mendadak, saat itu juga dirasakan oleh Yati Andriyani.

Yati ketika itu masih menjadi relawan di Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras), dan kini memimpin lembaga itu.

Walau pertemuannya dengan Munir bisa dihitung dengan jari, namun hal tersebut sangat berpengaruh terhadap kariernya sebagai pegiat HAM.

Baca juga: Tetap Menolak Lupa, 15 Tahun Kematian Munir di Pesawat Garuda

Saat pertama kali menjadi relawan di Kontras pada 2002, Yati dipercaya memantau persidangan di Pengadilan HAM tentang kasus Timor Leste.

Meskipun saat itu Munir sudah tidak lagi di Kontras, tetapi suami Suciwati itu tak segan memberikan nasehatnya kepada Yati untuk mengerjakan pemantauan tersebut.

"Munir memberikan petunjuk, penjelasan untuk bagaimana memantau dan tetap aman dalam pemantauan. Karena persidangan saat itu jadi polemik, banyak sekali tentara, polisi di ruang persidangan," kata Yati dalam wawancara kepada Kompas.com pada Jumat (6/9/2019).

Dalam pertemuan terakhirnya pun, Yati hanya mengingat bagaimana Munir menanyakan hasil monitoring yang dilakukannya.

"Jadi bagaimana hasil persidangan?" tanya Munir saat itu padanya.

Aktivis Jaringan Solidaritas Korban untuk Keadilan mengenang 10 Tahun Kasus Munir dalam aksi Kamisan di Istana Negara, Kamis (4/9/2014). Pegiat HAM mendesak penegak hukum untuk membuka kembali kasus Munir untuk menjerat dan menghukum auktor intelektualis di balik pembunuhan Munir. KOMPAS/AGUS SUSANTO Aktivis Jaringan Solidaritas Korban untuk Keadilan mengenang 10 Tahun Kasus Munir dalam aksi Kamisan di Istana Negara, Kamis (4/9/2014). Pegiat HAM mendesak penegak hukum untuk membuka kembali kasus Munir untuk menjerat dan menghukum auktor intelektualis di balik pembunuhan Munir.
Yati yang mulai mengenal Munir dalam sebuah diskusi di kampusnya pada 1998 itu pun menceritakan hasil pantauannya.

"Saya ceritakan, di luar persidangan banyak tentara, polisi. Persidangan kayaknya cuma semacam ruang prosedural saja karena tidak banyak ruang bagi korban untuk memberikan keterangan secara terbuka, banyak intimidasi dan seterusnya," tutur Yati.

Yati mengatakan, dirinya dipercaya untuk mengawal persidangan kasus Timor Leste itu karena Munir menjadi salah satu tim penyelidiknya.

Kasus itu pula yang menjadi perkara yang dibawa untuk kali pertama ke Pengadilan HAM di Indonesia.

Baca juga: Idealisme Munir dan Ironi Kematian di Pesawat Garuda...

Secara pribadi, Yati menyebutkan bahwa Munir adalah seseorang yang tegas, lugas, berani dan bisa membantu menarasikan persoalan politik, bahasa HAM yang rumit menjadi lebih mudah dicerna.

Kemampuan Munir yang luar biasa itu membuat orang lain mudah mengerti dan memahami hingga akhirnya terlibat untuk mendukung upaya-upaya advokasi berkaitan dengan HAM.

Yati mengaku merasakan sendiri hal tersebut sehingga tekadnya untuk terjun melakukan dukungan tersebut semakin membulat.

Munir Said Thalib memberi inspirasi bagi seorang Yati Andriyani, yang merupakan Koordinator Kontras saat ini.

"Saya salah satu 'korbannya'," ucap Yati, sembari tertawa.

Baca juga: Kios Kecil dan Sayup Suara Dokumen TPF Pembunuhan Munir

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com