JAKARTA, KOMPAS.com - Almarhum Sutopo Purwo Nugroho dikenal publik sebagai Kepala Pusat Data dan Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) di pengujung hayat.
Namun, ternyata Sutopo tiga kali menolak untuk mengisi jabatan tersebut saat ditawari Kepala BNPB terdahulu, yakni Syamsul Maarif.
Kisah itu terungkap dalam peluncuran buku Sutopo Purwo Nugroho: Eksklusif, Terjebak Nostalgia (2019) karangan Fenty Effendy di Gramedia Matraman, Jakarta, Minggu (1/9/2019).
"Pak Topo ini kan tiga kali menolak jadi humas BNPB. Dan yang dia tolak ialah seorang Kepala BNPB yang jenderal, Pak Syamsul," ujar Fenty.
"Kalau yang mungkin mengenal Pak Syamsul orangnya tegas, tegap, matanya melotot, suaranya tegas. Dan Pak Topo berani menolak itu," tutur Fenty.
Baca juga: Saat Almarhum Sutopo Purwo Nugroho Melupakan Rasa Sakit dengan Bekerja
Fenty mengungkapkan, Sutopo enggan menjadi humas sebab khawatir hanya akan menjadi alat untuk menyampaikan hal-hal yang menyanjung atasan.
Namun, pada akhirnya Sutopo menerima tugas sebagai humas di BNPB.
Hal itu bermula dari kejengkelan Syamsul Maarif. Kepala BNPB itu sengaja tak mengajak Sutopo ke lapangan saat terjadi gempa dan tsunami di Mentawai.
Lantaran terbiasa bertugas di lapangan, Sutopo penasaran dengan kondisi di Mentawai usai gempa dan tsunami.
Oleh Syamsul, Sutopo akhirnya diperbolehkan berangkat ke Mentawai menggunakan helikopter.
Baca juga: Kepala BNPB: Ke Mana Pun Saya Pergi Selalu Ditanya Siapa Pengganti Sutopo
Usai meninjau Mentawai, ia mampir ke pulau terdekat untuk mengisi bahan bakar. Saat itu itu bertemu dengan kru salah satu televisi swasta.
Ia pun tak yakin kru televisi itu bisa sampai ke Mentawai dan kembali ke Padang, sebab helikopternya terlalu kecil sehingga tangkinya tak cukup memuat bahan bakar.
Sutopo lalu menawarkan kru televisi itu menggunakan foto dan video yang barusan ia ambil saat meninjau Mentawai.
Ia pun kembali menawarkan foto dan video miliknya kepada para wartawan yang tertahan di Bandara Minangkabau karena tak bisa terbang ke Mentawai yang aksesnya masih tertutup.
Saat itu, Sutopo memperkenalkan dirinya sebagai Direktur Risiko dan Penanggulangan Bencana BNPB. Ia pun menjadi narasumber para wartawan yang tertahan di bandara.
"Jadi dia sendiri secara enggak sadar menjalankan aktivitas kehumasan. Itulah ya yang saya bilang panggilan intelektual. Menjelaskan sesuatu berdasarkan ilmu pengetahuannya," ujar Fenty.
Baca juga: Gempa Banten, Warganet Kangen Sutopo...
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.