BADUNG, KOMPAS.com - Muktamar V Partai Kebangkitan Bangsa menghasilkan satu keputusan, yakni memilih kembali Muhaimin Iskandar menjabat sebagai ketua umum.
Cak Imin, sapaan akrab Muhaimin, didapuk menjadi ketua umum PKB periode 2019-2024.
Namun, terpilihnya Muhaimin juga diwarnai dengan keluhan sejumlah pengurus yang merasa tak dilibatkan dalam pelaksanaaan Muktamar V PKB.
Meski demikian, Muktamar V PKB tetap berlangsung meriah lantaran dihadiri oleh Presiden Joko Widodo dan sejumlah ketua umum partai politik seperti Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri hingga Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan.
Baca juga: Cak Imin Minta Maaf ke Kader PKB Karena Gagal Jadi Cawapres
Berikut sejumlah hal menarik yang terjadi sepanjang pelaksanaan Muktamar V PKB.
1. Aklamasi Cak Imin
Hal tersebut diputuskan setelah laporan pertanggungjawabannya diterima serta diminta melanjutkan kepemimpinan oleh seluruh pengurus PKB di tingkat provinsi.
"Memperhatikan surat dukungan yang sudah diserahkan oleh seluruh 34 DPW PKB kepada Bapak Dr H Abdul Muhaimin Iskandar untuk kembali menjadi Ketua Umum DPP serta hasil secara aklamasi memutuskan, menetapkan, Dr H Abdul Muhaimin Iskandar sebagai Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat (DPP) Partai Kebangkitan Bangsa periode 2019-2024 sekaligus sebagai mandataris tunggal Partai Kebangkitan Bangsa," kata pemimpin sidang sekaligus steering committee Ida Fauziyah, dalam rapat pleno.
Baca juga: Aklamasi, Muhaimin Iskandar Resmi Jabat Ketum PKB Periode 2019-2024
Muhaimin menerima amanah tersebut. Ia menyatakan kesediaannya terpilih kembali.
"Saya bersedia memimpin kembali PKB 2019-2024. Semoga Allah memberikan kekuatan kepada saya dan kita semua," ujar Muhaimin.
2. Sejumlah pengurus merasa tak dilibatkan
Ketua DPP PKB Lukman Edy mengatakan, dia dan sejumlah pengurus partai tak diundang dan tidak dilibatkan dalam pelaksanaan Muktamar V PKB.
Lukman menambahkan pengurus DPP yang tak dilibatkan ialah yang dikenal dekat secara personal dengan Abdul Kadir Karding.
Karding merupakan eks Sekjen PKB yang diganti beberapa bulan lalu.
"Beberapa di sekretariat DPP yang portofolio (dekat dengan) Mas Karding juga tidak diundang dan tidak dilibatkan," kata Lukman saat dihubungi, Selasa (20/8/2019).
Ia menduga, tidak dilibatkannya sejumlah pengurus yang dekat dengan Karding merupakan imbas adanya perbedaan sikap politik di internal PKB saat penentuan capres dan cawapres pada Pemilu 2019.
Baca juga: Ketua DPP Sebut Sejumlah Pengurus PKB Tak Dilibatkan pada Muktamar
Selain itu, menurut Lukman, hal tersebut dipicu pula perbedaan sikap antara mereka yang tidak dilibatkan dalam Muktamar V dan para peserta dan panitia dalam memandang kepemimpinan PKB ke depan.
Lukman mengatakan ia dan Karding serta sejumlah pengurus menginginkan adanya rekonsiliasi total di internal PKB seusai Pilpres 2019.
Selain itu, mereka menginginkan adanya penguatan kepemimpinan secara kolektif dan kolegial.
"Semuanya dianggap mengganggu konsolidasi dan memperlemah kepemimpinan sekarang," tutur Lukman.
Saat ditanya apakah ada upaya untuk mengarahkan Muktamar V PKB berujung pada aklamasi, Lukman membenarkan.
"Bukan hanya indikasi (mengarahkan aklamasi), tapi seperti itu adanya," ujar Lukman.
3. Cak Imin membantah
Ia membantah pernyataan Ketua DPP PKB Lukman Edy.
"Dia kan pengurus, mestinya sama Hanif (Sekjen PKB Hanif Dhakiri) enggak usah diundang. Di grup juga teknis keberangkatan juga sudah didetailkan. Semua panitia tuan rumah," ujar Muhaimin.
Baca juga: Muhaimin Bantah Ada Pengurus DPP yang Tak Dilibatkan dalam Muktamar PKB
Cak Imin menyatakan, tak ada pengurus DPP yang datang karena undangan ke Muktamar V.
Sebab, menurut dia, pengurus DPP datang ke Muktamar V PKB karena kesadaran diri, bukan karena undangan.
"Semua DPP enggak ada yang diundang," ucap Muhaimin.
4. "Kecurigaan" Jokowi
Dia menilai wajar apabila PDI-P menggelar kongres di Bali. Sebab, Pulau Dewata memang merupakan daerah basis massa mereka.
"Saya mikir kalau PDI-P ada alasan kuat di Bali karena basis kuat di Bali," ujar Jokowi dalam pidato sambutannya.
Mendengar pernyataan demikian, peserta Muktamar PKB sontak tertawa. Mereka seolah mampu menebak ke mana arah pernyataan Kepala Negara selanjutnya.
Benar saja. Setelah itu, Jokowi mengaku heran, mengapa PKB juga menggelar Muktamar di Bali.
Jokowi pun mempertanyakan maksud PKB menggelar muktamar di Bali yang bukan merupakan daerah dengan basis massa terbesar mereka.
Ia berseloroh bahwa PKB menggelar Muktamar di Bali lantaran ingin menyamakan perolehan suaranya dengan PDI-P di Bali pada pemilu berikutnya.
"Saya menebaknya (PKB) ingin peroleh suara besar di Bali," ujar Jokowi yang langsung disambut tawa peserta Muktamar V PKB.
Baca juga: Saat Jokowi Curiga Kenapa PKB Ikuti PDI-P Gelar Muktamar di Bali...
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.