Untuk sementara, polisi mengidentifikasi dua akun media sosial yang diduga menyebarkan konten provokatif tersebut. Polisi terus mendalami kedua akun tersebut.
Demi mencegah terjadinya hal yang tidak diinginkan, Polri mengimbau masyarakat agar tidak terprovokasi aksi unjuk rasa, termasuk dari konten media sosial.
"Yang terpenting masyarakat kita imbau untuk tak terprovokasi, tetap tenang dan masyarakat kita imbau juga untuk sama-sama jaga situasi kondusif," kata Dedi.
Baca juga: Mabes Polri: Rusuh Manokwari Disebabkan Provokasi di Media Sosial
Meski demikian, Polri tetap berjanji akan mengusut tuntas dugaan praktik rasisme terhadap mahasiswa asal Papua di Surabaya, Jawa Timur.
Pintu masuk penyelidikan adalah dari video yang disebarkan dan viral di media sosial.
Pengamat kepolisian dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Bambang Rukminto menilai bahwa polisi kurang cermat dalam menangani insiden mahasiswa Papua di Surabaya hingga akhirnya melebar ke Papua dan Papua Barat.
"Dalam hal ini Kasatwil, Kapolrestabes Surabaya, tidak cermat bagaimana isu-isu Papua," kata Bambang, ketika dihubungi Kompas.com, Selasa (20/8/2019).
"Isu Papua ini kan bukan hal yang baru, kalau sehari sebelumnya sudah ada kejadian di Malang kan mengantisipasi, ini tidak akan berkembang luas," ujar Bambang.
Baca juga: Kawal Demonstrasi di Papua, Polri Tegaskan Tidak Gunakan Peluru Tajam
Diketahui, polisi juga sempat menembakkan gas air mata dan menjebol pintu pagar Asrama Mahasiswa Papua, Sabtu (17/8/2019) sore.
Bambang juga menilai bahwa keterangan polisi terkait penangkapan tersebut sebagai langkah pengamanan juga terlambat. Bambang menuturkan, polisi seharusnya menghalau massa ke asrama tersebut sejak awal.
"Seharusnya kepolisian menghalau massa yang datang, bukan mendobrak, mengamankan yang ada di dalam. Itu yang harus dilakukan karena sesuai undang-undang," ucap Bambang.
"Kepolisian ini menjaga keamanan, siapa pun yang ada di negeri ini harus diamankan, juga mahasiswa Papua itu," tuturnya.
Baca juga: Kapolda Jamin Keamanan Warga Papua yang Tinggal di Jawa Timur
Ke depannya, ia berharap polisi segera menginvestigasi dan meluruskan dugaan perusakan Bendera Merah Putih tersebut.
Menurut Bambang, polisi perlu melakukan penegakan hukum jika memang ditemukan pelaku yang melakukan perusakan tersebut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.