Tidak hanya itu, menurut dia, tracking terhadap rekam jejak capim KPK juga sangat dibutuhkan dari lembaga-lembaga pemerintah resmi.
Masyarakat bahkan seharusnya ikut dilibatkan untuk menilai para capim KPK tersebut. Hal itu, kata dia, dilakukannya saat ia mengikuti tes capim KPK beberapa tahun lalu.
Baca juga: Irjen Firli, Capim KPK yang Punya Harta Lebih dari Rp 18 Miliar
Hasil tracking tersebut kemudian digabungkan dengan psikotes dan profile assesment sehingga akan terlihat secara utuh apakah orang bersangkutan masuk integritas paripurna atau tidak.
"Ini harus dikuliti satu per satu, tapi pansel tidak melihat itu sebagai suatu hal penilaian untuk meloloskannya atau tidak," kata dia.
"Kalau pansel tidak berhasil, ujung-ujungnya skenario besar untuk lemahkan dan rontokkan KPK. Konsekuensinya tidak ada lagi yang bisa diharapkan dan perlindungan dari KPK," pungkas dia.
Baca juga: PPATK Siap Telusuri Rekam Jejak Keuangan 40 Capim KPK
Sebab menurut dia, seleksi capim KPK saat ini akan menentukan mereka yang terpilih dapat menjamin kelangsungan perlindungan terhadap para pegawai KPK.
"Sarapan pagi"
Bukan rahasia jika para pegawai dan penyidik KPK mendapat intimidasi atau teror dari pihak luar. Terutama yang berkaitan dengan kasus-kasus yang tengah ditangani KPK.
Samad mengungkapkan intimidasi terhadap para pegawai KPK sudah terjadi sejak sebelum ia menjabat di lembaga antirasuah itu.
Teror dan intimidasi terhadap para pegawai KPK yang tak ditemukan pelakunya, menyebabkan hal tersebut terus berulang.
Baca juga: BIN Akan Berikan Data Obyektif Terkait Rekam Jejak Capim KPK
Saat ia masih menjabat, kata dia, intimidasi terhadap para pegawai KPK diistilahkan sebagai sarapan pagi.
Bahkan mereka sudah kebal dan tidak peduli lagi atas intimidasi dan ancaman yang diterima oleh mereka.
Samad bercerita, saat Busyro Muqoddas akan memberikan jabatan Ketua KPK kepadanya, dia mendapatkan informasi bahwa ada pegawai KPK yang ditabrak hingga kakinya cedera.
"Tapi sampai saya keluar KPK, itu tidak terungkap. Saya bilang, kalau pelaku terhadap pegawai KPK tidak pernah ditemukan, maka teror itu akan terus berulang," kata dia.
Baca juga: Jokowi Diminta Evaluasi Kinerja Pansel Capim KPK
Menurut dia, adanya intimidasi dan teror tersebut sangat berkaitan dengan pimpinan KPK.
Dengan demikian, sangat penting calon pimpinan KPK dapat melindungi para pegawainya, termasuk pegiat antikorupsi.
Namun menurut dia, yang paling penting adalah seleksi calon pimpinan KPK yang saat ini sedang dilaksanakan harus diawasi oleh semua pihak.
"Ini harus jadi perhatian serius dari pemimpin negara. Bukan intervensi tapi mengarahkan penegakkan hukum secara adil," kata dia.
Baca juga: Ini Capim KPK yang Memiliki Kekayaan Rp 1 hingga 10 Miliar
Adapun jumlah 40 orang yang lolos sebagai kandidat capim KPK tersebut dipilih dari 104 orang yang mengikuti seleksi.