Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Penjelasan Lengkap Dirut PLN dan Dialog yang Membuat Jokowi Marah

Kompas.com - 05/08/2019, 14:50 WIB
Ihsanuddin,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pelaksana Tugas Direktur Utama PT PLN (Persero) Sripeni Inten Cahyani memberi penjelasan kepada Presiden Joko Widodo mengenai pemadaman listrik yang terjadi di wilayah Jabodetabek dan sebagian besar pulau Pulau Jawa pada Minggu (4/8/2019).

Namun, penjelasan Sripeni itu justru membuat Jokowi tampak marah.

Penjelasan itu diberikan saat Jokowi mendatangi kantor pusat PT PLN Persero, Senin (5/8/2019) pagi ini.

Sebelum memberi kesempatan Sripeni untuk berbicara, Jokowi lebih dulu meminta agar penjelasan disampaikan secara simpel dan blak-blakan.

"Pagi hari ini saya ingin mendengar langsung, tolong disampaikan yang simpel-simpel saja, kata Jokowi saat membuka pertemuan.

"Kemudian kalau ada hal yang kurang ya blak blakan saja. Sehingga bisa diselesaikan dan tidak terjadi lagi untuk masa masa yang akan datang," tuturnya.

Baca juga: Usai Dengar Penjelasan Plt Dirut PLN, Jokowi Marah dan Langsung Pergi

 

Jokowi bicara selama dua menit. Setelah itu, Sripeni lalu memberikan penjelasan panjang lebar mengenai masalah teknis yang menyebabkan padamnya listrik.

Sripeni bicara selama 11 menit 34 detik. Berikut penjelasan lengkap Sripeni:

Atas nama direksi kami mohon maaf atas kejadian hari Minggu, 4 Agustus 2019 kemarin.

Mohon izin Pak Presiden, kami laporkan bahwa pada sistem kelistrikan di Jawa-Bali ini terdapat dua sistem yaitu utara dan selatan, di mana sistem transmisi ini masing-masingnya memiliki dua sirkuit.

Jadi dua sirkuit di utara dan dua sirkuit di selatan. Jadi totalnya 4 sirkuit/jaringan, yang menjadi backbone yaitu jaringan 500kv.

Kalau dari utara adalah Rembang, Ungaran, Mandiraja. Kemudian yang selatan Kediri, Kasugihan, kemudian Tasik. Dua-nya adalah 500kv, dua sirkuit.

Kemudian yang terjadi pada hari Minggu posisinya sebagai berikut.

Jadi pada utara pada titik di jaringan Ungaran-Pemalang, itu di Kecamatan Gunung Padi, terjadi gangguan di mana gangguan pertama terjadi 11.48 WIB. Kemudian sirkuit kedua juga mengalami gangguan.

Nah, kemudian secara otomatis pasokan listrik dari timur ke barat, ini dalam rangka efisiensi, pasokan listrik murah ditransfer dari timur ke barat.

Baca juga: Memahami Istilah Orang-orang Pintar Saat Jokowi Marah di Depan Pejabat PLN... 

Sejak Listrik Padam, Sejumlah Penumpang KRL Pilih Tetap Berada di Kereta, Jatinegara, Jakarta Timur, Minggu (4/8/2019).KOMPAS.com/DEAN PAHREVI Sejak Listrik Padam, Sejumlah Penumpang KRL Pilih Tetap Berada di Kereta, Jatinegara, Jakarta Timur, Minggu (4/8/2019).
Salah satu mitigasi yang telah dilakukan oleh kami adalah membangun PLTU murah, di pusat beban yaitu di wilayah barat, sekarang sedang berjalan.

Salah satunya yang akan beroperasi pada tahun ini adalah jawa 3. Sebesar 1000 mV akan masuk pada 2019, kemudian 2020 1000 mV, dan selanjutnya 2023 akan ada 1000 mV dari Suralaya 9 dan kemudian 2024 1000 mv lagi dari Suralaya 10.

Dari kondisi seperti itu, maka secara otomatis transfer daya dari timur ke barat sebesar 2000 mv pindah jalur menuju ke jalur selatan.

Pada minggu ini sudah jadi rutin, beban rendah, sehingga kami PLN melakukan perbaikan/pemeliharaan jaringan. Yang dipelihara adalah yang di selatan di Kediri, Kasugihan, satu sirkuit dipelihara. Sirkuit yang pertama. Sehingga itu tinggal satu sirkuit saja.

Baca juga: Menurut Fadli Zon, PLN Tidak Cukup Hanya Minta Maaf

Pada waktu pindah dari Ungaran ke Kasugihan dan Tasik, inilah kemudian membuat goncangan dalam sistem.

Goncangan ini kemudian secara proteksi sistem ini melepas. Yang dilepas adalah Kasugihan dan Tasik, sehingga aliran dari pasokan dari timur ke barat mengalami putus.

Di timur masih bertegangan, Pak, jadi pukul 11.48 kondisi sistem kelistrikan di Jawa dan Bali; khususnya Yogyakarta, Jateng dan Jatim normal bapak. 

Penampakan remang-remang di tengah pusat Jakarta, tepatnya di salah satu gang menuju Jalan Prof Dr Satrio, Jakarta Selatan, Minggu (4/8/2019) sekitar pukul 18.30 WIB.KOMPAS.com/PALUPI ANNISA AULIANI Penampakan remang-remang di tengah pusat Jakarta, tepatnya di salah satu gang menuju Jalan Prof Dr Satrio, Jakarta Selatan, Minggu (4/8/2019) sekitar pukul 18.30 WIB.
Kemudian karena lepas maka tegangan turun, kalau turun maka secara proteksi pembangkit-pembangkit yang ada di sistem barat itu mengalami proteksi melepaskan diri dari sistem.

Karena frekuensinya drop sampai 46 hz. Kemudian ini secara proteksi kesisteman mesin pembangkit melepaskan diri. 

Dari melepaskan diri ini kemudian upaya yang dilakukan PLN adalah memaksimalkan bagaimana perbaikan atau proses transfer dari timur ke barat tetap berjalan.

Baca juga: Blackout Jakarta, IESR Tegaskan Perlunya Investigasi ke PLN

Sedikit demi sedikit. Kami memang mohon maaf pak prosesnya lambat kami akui, Pak. Kami mengharapkan sebenarnya sudah masuk ke Suralaya kembali masih dalam posisi hot start.

Artinya PLTU masih bertegangan sedikit dan tidak mati sama sekali. Dia tidak dalam kondisi dingin sehingga tidak memakan waktu sampai 4 jam untuk kemudian di start kembali. 

Kejadiannya kemarin: masuk ke Saguling kemudian dihidupkan. Ini pada pukul 14.00, Bapak. Nah, Saguling memiliki peran untuk menstabilkan daya karena sistem di Jawa Bali ini kemudian pada waktu emergency ini sangat membutuhkan pembangkit-pembangkit penstabil daya dan tegangan. 

Kemudian, dari Saguling masuk ke Cibinong-Depok-dan kemudian ke Gandul. 

Baca juga: Polri Bakal Ikut Investigasi Pemadaman Listrik PLN

Nah dari Gandul ini pasokan daya kemudian ditransfer ke Balaraja dan ke Suralaya. Namun posisinya sudah cukup lama, Pak, sehingga masuk ke Suralaya sudah cold start.

Mesin sudah dingin sehingga sampai saat ini kami bisa memprediksikan dalam waktu 4 jam, PLTU Suralaya dengan kapasitas 2.800 mv di sana, cukup untuk memasok sistem Jawa Barat dan Banten menjadi mundur, Bapak.

Karena baru tadi pagi pukul 03.00, artinya lebih dari 8 jam sudah masuk posisi dingin, ini baru masuk satu 400 mv yaitu unit 3. Kemudian dari Gandul pasokan menuju ke Muara Karang dan kemudian ke Priok. 

Priok dan Muara Karang mendukung DKI, Bapak. Dan tipe pembangkit PLTGU Priok dan muara karang ini adalah cepat untuk start. Jadi memang dirancang untuk beroperasi kembali. Baru sampe di Priok dan Muara Karang itu pukul 18.00, Bapak.

Oleh karena itu kalau kami perhatikan, Bapak, dalam masyarakat ada yang sudah masuk pukul 19.00, 20.00, 21.00 dan 22.00. Bertahap, Bapak.

Baca juga: Jokowi Sesalkan PLN Tak Belajar dari Padamnya Listrik pada 2002

Konferensi pers PLN, Minggu (4/8/2019).KOMPAS.com/Fika Nurul Ulya Konferensi pers PLN, Minggu (4/8/2019).

Karena waktu emergency, sistem harus dijaga secara tegangan maupun frekuensi karena kalau frekuensi turun, pembangkit yang sudah beroperasi dikhawatirkan akan lepas kembali. 

Jadi memang hati-hati dalam kondisi emergency. Semuanya turun, maka kami harus menghidupkan satu persatu dengan cermat dan hati-hati.

Kami mengakui di dalam proses kami ada beberapa hal yang harus dipngkas dalam hal penormalan kembali, terutama cascading; mulainya dari 500 kv turun ke 150 kv kemudian masuk ke 20 kv, masuk ke distribusi dan jaringan pelanggan. Ini merupakan cascading antara peran penyaluran dan distribusi.

Inilah kami mohon maaf karena cascading, inilah kami akui akan dipangkas. Kami akan satukan menjadi advance integrated control center akan mengkombinasi antara penyaluran dan distribusi dari 150 ke 20 kv.

Itulah mungkin mudah-mudahan ini bisa lebih baik dalam rangka percepatan. 

Baca juga: Saat Listrik Padam, Plt Dirut PLN Baru Menjabat Dua Hari

Namun, seperti yang kami sampaikan tadi, antara utara dan selatan, kami di dalam RKAP maupun RUPTL telah memasukkan penguatan jaringan trasmisi dengan membuat redundant untuk sistem utara maupun selatan dan sudah masuk dalam RUPTL dan sudah masuk dalam RKAP.

Demikian, Bapak, penjelasan singkat.

Jokowi Marah

Selama Sripeni berbicara, Jokowi menyimak penjelasan itu dengan raut wajah yang tampak kesal. Jokowi lalu memprotes penjelasan Sripeni itu karena terlalu panjang.

"Penjelasannya panjang sekali," ucap Jokowi.

"Pertanyaan saya, Bapak, Ibu, semuanya kan orang pintar-pintar, apalagi urusan listrik dan sudah bertahun-tahun. Apakah tidak dihitung, apakah tidak dikalkukasi kalau akan ada kejadian-kejadian sehingga kita tahu sebelumnya. Kok tahu-tahu drop," kata dia.

Sripeni yang baru diangkat oleh Menteri BUMN Rini Soemarno beberapa hari lalu itu lalu meminta waktu lagi untuk memberi penjelasan tambahan.

Ia lalu kembali memberi penjelasan teknis yang menyebabkan gangguan ini tidak terantisipasi.

Baca juga: Jokowi Minta PLN Lakukan Cara Apapun untuk Pulihkan Listrik

Kali ini ia bicara selama 1 menit 6 detik:

Mohon izin menambahkan, Bapak. Tadi yang disampaikan mengenai kalkulasi. Kami memiliki ketentuan, Bapak, N minus 1 kemudian paling emergency N minus 1 minus 1.

N itu adalah junlah sirkuit, di dalam sistem yang memasok yaitu Utara dan Selatan itu ada 2 Sirkuit di Utara dan 2 sirkuit di Selatan.

Jumlahnya 4, kemudian 2 hilang secara tiba-tiba jadi menjadi N minus 2. Kemudian, satu itu sudah ada pemeliharaan artinya pemeliharaan yang dibolehkan hanya 1 line, yaitu di Selatan.

Ini yang tidak kami antisipasi adalah terjadinya gangguan dua sirkuit sekaligus. Memang ini secara teknologi akan kami investigasi lebih lanjut, Bapak, berkaitan dengan gangguan di satu tempat tersebut mudah-mudahan dari sisi keteknisan akan jadi improvement ke depan.

Baca juga: Jokowi Heran PLN Tak Punya Contingency Plan Saat Listrik Padam

Minta perbaikan

Menanggapi itu, Presiden hanya meminta PLN segera melakukan perbaikan secepatnya.

"Yang paling penting saya minta perbaiki secepat-cepatnya. Beberapa wilayah yang belum hidup segera dikejar dengan cara apa pun agar segera bisa hidup kembali," ucap Jokowi.

"Kemudian hal-hal yang menyebabkan peristiwa besar terjadi sekali lagi saya ulang jangan sampai terulang kembali. Itu saja permintaan saya. Oke terima kasih," kata Kepala Negara.

Setelah itu, Jokowi langsung pergi meninggalkan kantor PLN. Ia menolak meladeni wawancara dengan media massa.

Jokowi juga masih menunjukkan wajah kesal saat disapa awak media. Padahal biasanya mantan gubernur DKI Jakarta itu selalu tersenyum meskipun menolak sesi wawancara.

Total, Jokowi berada di kantor pusat PLN selama hanya selama 17 menit.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com