Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mungkinkah PDI-P Cetak "Hatrick" Kemenangan di 2024?

Kompas.com - 03/08/2019, 15:02 WIB
Ihsanuddin,
Farid Assifa

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PDI-P mencetak sejarah di Pemilu 2019. Partai berlambang banteng itu menjadi partai pertama yang dua kali menang pemilu berturut-turut pasca-reformasi. Namun bisakah PDI-P mencetak hatrick kemenangan pada 2024 mendatang?

Pengamat politik Burhanuddin Muhtadi menilai, bukan tidak mungkin PDI-P bisa menjadi partai yang tiga kali menang pemilu berturut-turut.

Syaratnya, PDI-P harus terus melanjutkan dua upaya yang sudah dilakukan sejak kalah di Pemilu 2004 lalu. Pertama, adalah meneruskan tren mencetak kepala daerah yang populer di masyarakat.

"Sejak kalah di pemilu, PDI-P terus mencetak kader unggul di pilkada, termasuk Pak Jokowi. Dan, itu akhirnya dipanen sekarang," kata Burhanuddin dalam diskusi di kantor DPP PDI-P, Jakarta, Sabtu (3/7/2019).

Baca juga: PDI-P Juga Bakal Calonkan Kadernya Jadi Ketua MPR jika...

Kedua, tambah Burhan, PDI-P harus terus melanjutkan upaya untuk merebut hati masyarakat muslim yang merupakan pemilih mayoritas di Indonesia. Burhan mengatakan, upaya ini penting karena PDI-P sendiri berasal dari fusi Partai Nasionalis dan Partai Katolik.

Namun Burhan melihat, tren belakangan menunjukkan bahwa pemilih muslim yang memilih PDI-P terus bertambah. Hal ini terjadi karena PDI-P berhasil mencitrakan diri sebagai partai yang mendukung Islam toleran.

"Pemilih Nahdlatul Ulama yang memilih PDI-P di Pileg 2019 lalu bahkan paling gede. Dan, itu mungkin yang menjelaskan PDI-P menang di Jatim," kata Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia ini.

"Itu dua syarat utama mencetak hattrick kemenangan di 2024," sambung Burhan.

Hambatan

Kendati demikian, Burhan mengakui ada juga sejumlah tantangan yang bisa menghambat kemenangan PDI-P di 2024. Salah satunya, faktor Presiden Jokowi yang sudah tak bisa maju lagi di Pilpres 2024.

Padahal, kemenangan PDI-P di Pileg 2019 diyakini karena efek ekor jas dari Jokowi yang merupakan kader partai berlambang banteng itu.

"Sebagian yang memilih PDI-P karena ketokohan Jokowi," kata Burhan.

Baca juga: PDI-P: Tak Calonkan Napi Eks Koruptor Itu Standar Moralitas Partai

Sementara itu, Sekjen PDI-P Hasto Kristiyanto memastikan bahwa partainya akan terus bekerja maksimal untuk pemilu 2024 mendatang. Ia menyebut PDI-P akan fokus membangun kaderisasi hingga menguatkan kelembagaan partai. Oleh karena itulah PDI-P tak akan tergantung pada ketokohan orang per orang.

"Prinsipnya bagi kami 2024, kami akan menyiapkan sebaik-baiknya. Rakyat yang akan menentukan. Dan, proses terus membangun organisasi jauh lebih penting. Itu yang dilakukan PDI-P," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Nasional
Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Nasional
Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Nasional
Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

Nasional
Jokowi Sebut Penyusunan Kabinet Mendatang Hak Prerogatif Prabowo

Jokowi Sebut Penyusunan Kabinet Mendatang Hak Prerogatif Prabowo

Nasional
Temui Warga Aceh Usai Pilpres, Cak Imin Janji Lanjutkan Perjuangan

Temui Warga Aceh Usai Pilpres, Cak Imin Janji Lanjutkan Perjuangan

Nasional
Timnas Akan Hadapi Guinea untuk Bisa Lolos ke Olimpiade, Jokowi: Optimistis Menang

Timnas Akan Hadapi Guinea untuk Bisa Lolos ke Olimpiade, Jokowi: Optimistis Menang

Nasional
KPK Sebut Penyidik Bisa Jemput Paksa Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

KPK Sebut Penyidik Bisa Jemput Paksa Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

Nasional
TNI AD Mulai Tanam Padi di Merauke, KSAD: Selama Ini Hasilnya Kurang Baik

TNI AD Mulai Tanam Padi di Merauke, KSAD: Selama Ini Hasilnya Kurang Baik

Nasional
KPK Mengaku Bisa Tangkap Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Kapan Saja

KPK Mengaku Bisa Tangkap Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Kapan Saja

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com