Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketua DPP PDI-P: Jangan Sampai Ada Tambahan atau Koalisi Tidak Solid

Kompas.com - 23/07/2019, 19:24 WIB
Haryanti Puspa Sari,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua DPP PDI-P Andreas Pariera mengatakan, partai-partai koalisi Jokowi-Ma'ruf telah solid sehingga, jika ada penambahan partai baru dikhawatirkan koalisi tidak solid.

"Bahwa di luar itu ada suara-suara yang ingin bergabung, tapi yang penting pertama itu koalisi solid. Sehingga jangan sampai ada penambahan atau ini justru membuat koalisi tidak solid," kata Andreas di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (23/7/2019).

Andreas mengatakan, dukungan partai-partai koalisi Jokowi-Ma'ruf sudah cukup sehingga dalam politik yang demokratis diperlukan partai-partai di luar pemerintah untuk menjaga sistem check and balance.

Baca juga: Mardani: Tak Elok Partai Koalisi KIK Dikte Presiden

Andreas mengatakan, pihaknya ingin menghindari kegemukan dalam koalisi pemerintah. Sebab, koalisi yang gemuk justru tidak akan efektif dalam menjalankan roda pemerintahan.

"Dan saya kira kekuasaan itu kalau terlalu gemuk itu justru menjadi tidak lincah. Ya kita menghindari terjadinya obesitas kekuasaan," tuturnya.

Baca juga: Sekjen PDI-P Minta Pertemuan Megawati-Prabowo Tak Dikaitkan Pembentukan Koalisi

Selanjutnya, Andreas mengatakan, selama ini upaya partai-partai yang pernah mendukung Prabowo-Sandi untuk pindah ke koalisi Jokowi-Ma'ruf mungkin memang ada. Namun, menurut partai-partai tersebut tetap ingin menjadi oposisi.

"Saya kira selama ini upaya-upaya seperti itu (gabung koalisi pemerintah) mungkin ada, tapi secara jelas juga mereka saya kira temen-temen Gerindra kebanyakan lebih suka ada di luar. Mungkin ada satu dua partai yang lain, tapi itu tadi posisi menjaga soliditas itu jauh lebih penting," pungkasnya.

Kompas TV Ketua Dewan KehormatanPartai Amanat Nasional lagi-lagi membuat pernyataan kontroversi. Amien Raismengusulkan pembagianjatah kursi kekuasaan sebesar 55:45 persen sebagai syarat rekonsiliasi. Pernyataan Amien Rais ini dianggap aneh dan tidak masuk akal oleh Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Ketua DPP PKB, Jazilul Fawaid menilai transaksi yang diminta Amien layaknya seperti dagang sapi dan bukan wujud dari rekonsiliasi. Jazilul meyakini, Jokowi tidak akan suka syarat rekonsiliasi dari Amien Rais. Namun, PKB meyerahkan sepenuhnya keputusan tersebut kepadaPresidenJokowi. Sementara meski berada dalam satu biduk, Ketua Umum Partai Amanat Nasional, Zulkifli Hasan, enggan menanggapi penyataan Ketua Dewan Kehormatan PAN, Amien Rais, tentang pembagian porsi 55:45 terkait rekonsiliasi Joko Widodo dan Prabowo Subianto.<br /> <br /> Zulkifli Hasan malah menegaskan dukungan yang diberikan kepada Jokowi adalah tanpa syarat. Menurut Zulkifli Hasan,Jokowi memiliki hak prerogatif untuk menentukan siapa saja yang akan menjadi pembantunya dalam kabinet. Tarik ulur koalisi partai politik masih terus berlanjut. Publik menanti siapakah parpol yang tergiur masuk dalam koalisi atau konsisten menjadi oposisi. #AmienRais #Jokowi #MenteriJokowi
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Gibran Beri Sinyal Kabinet Bakal Banyak Diisi Kalangan Profesional

Gibran Beri Sinyal Kabinet Bakal Banyak Diisi Kalangan Profesional

Nasional
Menag Bertolak ke Saudi, Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji

Menag Bertolak ke Saudi, Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji

Nasional
Ide 'Presidential Club' Prabowo: Disambut Hangat Jokowi dan SBY, Dipertanyakan oleh PDI-P

Ide "Presidential Club" Prabowo: Disambut Hangat Jokowi dan SBY, Dipertanyakan oleh PDI-P

Nasional
Ganjar Pilih Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Hampir Dipastikan Berada di Luar Pemerintahan Prabowo

Ganjar Pilih Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Hampir Dipastikan Berada di Luar Pemerintahan Prabowo

Nasional
Jemaah Haji Kedapatan Pakai Visa Non Haji, Kemenag Sebut 10 Tahun Tak Boleh Masuk Arab Saudi

Jemaah Haji Kedapatan Pakai Visa Non Haji, Kemenag Sebut 10 Tahun Tak Boleh Masuk Arab Saudi

Nasional
BNPB Tambah 2 Helikopter untuk Distribusi Logistik dan Evakuasi Korban Longsor di Sulsel

BNPB Tambah 2 Helikopter untuk Distribusi Logistik dan Evakuasi Korban Longsor di Sulsel

Nasional
Luhut Ingatkan soal Orang 'Toxic', Ketua Prabowo Mania: Bisa Saja yang Baru Masuk dan Merasa Paling Berjasa

Luhut Ingatkan soal Orang "Toxic", Ketua Prabowo Mania: Bisa Saja yang Baru Masuk dan Merasa Paling Berjasa

Nasional
Mahfud Kembali ke Kampus Seusai Pilpres, Ingin Luruskan Praktik Hukum yang Rusak

Mahfud Kembali ke Kampus Seusai Pilpres, Ingin Luruskan Praktik Hukum yang Rusak

Nasional
[POPULER NASIONAL] Eks Anak Buah SYL Beri Uang Tip untuk Paspampres | Ayah Gus Muhdlor Disebut dalam Sidang Korupsi

[POPULER NASIONAL] Eks Anak Buah SYL Beri Uang Tip untuk Paspampres | Ayah Gus Muhdlor Disebut dalam Sidang Korupsi

Nasional
Ganjar: Saya Anggota Partai, Tak Akan Berhenti Berpolitik

Ganjar: Saya Anggota Partai, Tak Akan Berhenti Berpolitik

Nasional
Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Nasional
Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Nasional
Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com