Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Diminta Tempatkan Sosok Profesional di Kementerian Bidang Ekonomi

Kompas.com - 12/07/2019, 17:01 WIB
Christoforus Ristianto,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Peneliti dan pengamat politik Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Arya Fernandes menuturkan, beberapa pos kementerian pada periode kedua Presiden Joko Widodo seharusnya tetap diisi oleh profesional non politisi. 

"Beberapa pos kementerian itu memang harus diisi oleh kalangan profesional murni. Terutama di bidang ekonomi karena tantangan ekonomi domistik dan global ke depan itu tidak mudah," ujar Arya kepada Kompas.com, Jumat (12/7/2019).

Baca juga: TKN: Menteri Muda di Kabinet Kerja Jokowi Bisa Saja dari Non Partai

Arya menjelaskan, perang dagang pada kondisi ekonomi global saat ini menjadi tantangan bagi calon menteri ke depannya. Maka dari itu, menurutnya Presiden Jokowi perlu menunjuk seorang profesional murni menjadi menteri di sektor tertentu.

Akan tetapi, lanjutnya, ada beberapa pos kementerian yang kemungkinan akan tetap diisi oleh politisi partai politik. Apalagi, beberapa partai pendukung Jokowi-Ma'ruf dalam Pilpres 2019 juga mengincar posisi kementerian tertentu.

"Sejak awal pemerintahan Pak Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) begitu ya, misalnya kementerian desa, olahraga, menko politik hukum, dan keamanan. Itu pos kementerian yang kerap diisi menteri berlatar politisi," ungkapnya.

Sementara di kabinet kerja Jokowi-Jusuf Kalla saat ini, ada sejumlah pos kementerian yang diisi politisi, seperti Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi (PKB), Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo (PDI-P), Menteri Perindustrian Airlangga Hartato (Golkar), dan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani (PDI-P).

Sebelumnya, Jokowi mengaku sudah mempersilakan parpol untuk mengusulkan sebanyak-banyaknya nama calon menteri. Dari nama-nama yang diusulkan itu ia akan menyeleksi mana yang layak untuk menjadi pembantunya.

Baca juga: Dalang yang Bikin Menteri Jonan dan Rini Terancam dari Kabinet Jokowi

"Ya enggak apa-apa, mau minta 10, mau minta 11, mau minta 9, kan enggak apa-apa, wong minta saja," kata Jokowi.

Namun Jokowi juga sudah mencari dan mempertimbangkan nama-nama dari kalangan profesional yang akan membantu pemerintahannya.

"Kalau enggak ada dari partai kita cari sendiri dari profesional," kata politisi PDI-P ini.

Kompas TV Presiden terpilih Joko Widodo menyebut telah mengantongi nama-nama menteri dalam kabinet di periode pemerintahan mendatang bersama Ma'ruf Amin. Joko Widodo memastikan akan memasukkan sejumlah nama yang telah diusulkan partai politik pengusung. Presiden terpilih Joko Widodo menjabarkan persentase menteri antara kalangan partai politik dan profesional diperkirakan 60 berbanding 40 atau masing-masing 50 persen dengan mengakomodasi menteri berusia muda. Joko Widodo juga mempersilakan parpol koalisi mengusulkan sebanyak-banyaknya nama kandidat menteri. Selain sejumlah nama baru menurut Jokowi ada banyak juga menteri kabinet kerja yang akan tetap membantunya pada periode mendatang. #JokoWidodoMarufAmin #Kabinet #Menteri
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Soal Pernyataan Prabowo, Pengamat: Ada Potensi 1-2 Partai Setia pada Jalur Oposisi

Soal Pernyataan Prabowo, Pengamat: Ada Potensi 1-2 Partai Setia pada Jalur Oposisi

Nasional
Pakar Nilai Ide KPU soal Caleg Terpilih Dilantik Usai Kalah Pilkada Inkonstitusional

Pakar Nilai Ide KPU soal Caleg Terpilih Dilantik Usai Kalah Pilkada Inkonstitusional

Nasional
Pakar Pertanyakan KPU, Mengapa Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada

Pakar Pertanyakan KPU, Mengapa Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada

Nasional
Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Ogah Kerja Sama, Gerindra: Upaya Rangkul Partai Lain Terus Dilakukan

Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Ogah Kerja Sama, Gerindra: Upaya Rangkul Partai Lain Terus Dilakukan

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Nasional
Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Nasional
Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com