Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dukung Bambang Soesatyo Jadi Ketum Golkar, Yorrys Raweyai Kritik Kepimimpinan Airlangga

Kompas.com - 08/07/2019, 08:19 WIB
Devina Halim,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Politikus Partai Golkar, Yorrys Raweyai, menilai bahwa ada beberapa penyimpangan peraturan organisasi selama kepemimpinan Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto.

Yorrys merupakan anggota tim sukses Bambang Soesatyo dalam pencalonan ketua umum Partai Golkar periode 2019-2024.

"Kepemimpinan Airlangga selama hampir 2 tahun ini telah menyimpang dari ketentuan-ketentuan organisasi, sebagaimana diatur, disepakati, baik itu anggaran dasar/anggaran rumah tangga (AD/ART), peraturan-peraturan organisasi, dan sebagainya," kata Yorrys saat konferensi pers di Restoran Batik Kuring SCBD, Jakarta Selatan, Minggu (7/7/2019).

 Baca juga: Dedi Mulyadi: 400 Pemegang Suara Munas Dukung Airlangga Jadi Ketum Golkar

Salah satu pelanggaran itu, menurut dia, mengenai adanya 9 pelaksana tugas dalam kepengurusan di Golkar yang belum melaksanakan musyawrah daerah secara definitif.

"Dalam 2 tahun kepengurusan bertentangan dengan AD/ART, masih ada 9 Plt yang dibentuk atau ditetapkan dlm kepengurusan DPP sekarang ini yang blm melaksanakan musyawarah daerah definitif. Ini melanggar ketentuan AD/ART," ujar Yorrys.

Selain itu, ia menilai pencalonan kembali Airlangga sebagai ketua umum Partai Golkar melanggar aturan tak tertulis partai.

Aturan tersebut memang tidak tertuang langsung dalam AD/ART partai, tetapi lebih dianggap sebagai fatsun yang dipahami bersama.

Yorrys mengatakan bahwa hal tersebut demi mendorong terjadinya regenerasi kader dalam partai.

"Kita berbicara tentang kepemimpinan Golkar sebagai satu kekuatan politik orang yang senantiasa melakukan kaderisasi dari waktu ke waktu secara alamiah berjenjang. Itulah tradisi Golkar yang dibangun sejak berdirinya Golkar. Ketum itu hanya sekali, tidak boleh dua kali," ujar dia.

Baca juga: Ketua DPD Golkar Kota Cirebon Dipecat, Ini Alasannya

Kritik lain yang disampaikan terkait kepemimpinan Airlangga yakni mengenai berkurangnya perolehan kursi Golar di tingkat DPR pada Pemilu 2019.

"Hasil inilah yang kita sendiri pahami bahwa satu-satunya partai, pendukung 01 yang mengalami penurunan kursi atau perolehan. Tidak mendapatkan coattail effect atau efek ekor jas," kata Yorrys.

Maka dari itu, ia pun mendukung dan mengharapkan Bambang dapat menjadi ketua umum Golkar yang baru.

Ia menyebut Bambang Soesatyo meraup 400 dukungan dari para pemilik suara sah dalam Musyawarah Nasional Golkar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Isu Tambah Kementerian dan Bayang-bayang Penambahan Beban Anggaran

Isu Tambah Kementerian dan Bayang-bayang Penambahan Beban Anggaran

Nasional
Eks Wakil Ketua DPR RI Azis Syamsuddin Mangkir dari Panggilan KPK

Eks Wakil Ketua DPR RI Azis Syamsuddin Mangkir dari Panggilan KPK

Nasional
Kementan Era SYL Diduga Beri Auditor BPK Rp 5 Miliar demi Opini WTP, Anggota DPR: Memalukan

Kementan Era SYL Diduga Beri Auditor BPK Rp 5 Miliar demi Opini WTP, Anggota DPR: Memalukan

Nasional
Sekjen DPR Indra Iskandar Minta KPK Tunda Pemeriksaan

Sekjen DPR Indra Iskandar Minta KPK Tunda Pemeriksaan

Nasional
Pansel Capim KPK Masih Digodok, Komposisinya 5 Unsur Pemerintah dan 4 Wakil Masyarakat

Pansel Capim KPK Masih Digodok, Komposisinya 5 Unsur Pemerintah dan 4 Wakil Masyarakat

Nasional
Bukan Pengurus Pusat PDI-P, Ganjar Disarankan Bikin Ormas agar Tetap Eksis di Politik

Bukan Pengurus Pusat PDI-P, Ganjar Disarankan Bikin Ormas agar Tetap Eksis di Politik

Nasional
Korlantas Polri Kerahkan 1.530 Personel BKO untuk Agenda World Water Forum Bali

Korlantas Polri Kerahkan 1.530 Personel BKO untuk Agenda World Water Forum Bali

Nasional
Program Deradikalisasi BNPT Diapresiasi Selandia Baru

Program Deradikalisasi BNPT Diapresiasi Selandia Baru

Nasional
Kirim Surat Tilang Lewat WA Disetop Sementara, Kembali Pakai Pos

Kirim Surat Tilang Lewat WA Disetop Sementara, Kembali Pakai Pos

Nasional
Polri Setop Sementara Kirim Surat Tilang Lewat WhatsApp, Bakal Evaluasi Lebih Dulu

Polri Setop Sementara Kirim Surat Tilang Lewat WhatsApp, Bakal Evaluasi Lebih Dulu

Nasional
Selain Eko Patrio, PAN Juga Dorong Yandri Susanto Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran

Selain Eko Patrio, PAN Juga Dorong Yandri Susanto Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Fahira Idris Kecam Serangan di Rafah, Sebut Israel dan Sekutu Aib Peradaban Umat Manusia

Fahira Idris Kecam Serangan di Rafah, Sebut Israel dan Sekutu Aib Peradaban Umat Manusia

Nasional
PELNI Buka Lowongan Kerja Nahkoda dan KKM Periode Mei 2024

PELNI Buka Lowongan Kerja Nahkoda dan KKM Periode Mei 2024

Nasional
Ungkit Kasus Firli dan Lili, ICW Ingatkan Jokowi Tak Salah Pilih Pansel Capim KPK

Ungkit Kasus Firli dan Lili, ICW Ingatkan Jokowi Tak Salah Pilih Pansel Capim KPK

Nasional
Biaya Ibadah Umrah dan Kurban SYL pun Hasil Memeras Pejabat Kementan

Biaya Ibadah Umrah dan Kurban SYL pun Hasil Memeras Pejabat Kementan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com