Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ma'ruf Amin Harap Anggota TNI yang Menyimpang Kembali ke Sumpah Prajurit

Kompas.com - 21/06/2019, 16:01 WIB
Ihsanuddin,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Calon wakil presiden nomor urut 01 Ma'ruf Amin berharap prajurit TNI yang menyimpang bisa kembali kepada sumpah prajurit. Hal itu disampaikan Ma'ruf dalam ceramah idul fitri di acara halal bihalal purnawirawan TNI yang digelar Mantan Kepala BIN Hendropriyono.

"Tentara juga harus minal aidin. Kembali juga ke sumpah prajurit dan sapta marga. Kalau ada yang merasa sudah keluar dari jalur sumpah prajurit, ya kita harus kembali lagi," kata Ma'ruf dalam acara yang digelar di Hotel Dharmawangsa, Jakarta, Jumat (21/6/2019).

Sebelumnya, Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu menyebut ada sekitar 3 persen prajurit TNI yang terpapar radikalisme.

Ma'ruf menilai para prajurit yang menyimpang harus kembali kepada sumpahnya. Ma'ruf mengatakan, sumpah prajurit adalah hal yang sudah disepakati sejak awal.

Baca juga: Keluarga dan 102 Purnawirawan TNI/Polri Jadi Penjamin Penangguhan Penahanan Soenarko

Sama halnya dengan Pancasila dan UUD 1945 yang sudah disepakati oleh para pendiri negara. Apabila ada ideologi dan paham lain yang bertentangan, itu tidak sesuai dengan kesepakatan.

"Kalau ditanya khilafah boleh atau tidak, tidak boleh. Bukan karena Islam atau tidak Islam tapi karena menyalahi kesepakatan. Bukan ditolak tapi tertolak secara otomatis karena ada kesepakatan," kata Ma'ruf.

Baca juga: Menhan Prihatin Ada Prajurit TNI Terpapar Radikalisme

Dalam kesempatan tersebut, Ma'ruf Amin pun mengingatkan para purnawirawan yang hadir untuk terus mengabdi kepada bangsa dan negara. Sebab, tak ada kata pensiun dalam pengabdian.

"Prajurit kalau sudah purna tugas tidak purna pengabdian kepada bangsa dan negara," kata Ketua Umum MUI itu.

Selain Hendropriyono sebagai tuan rumah, hadir dalam acara ini puluhan purnawirawan TNI lain. Di antaranya Wakil Presiden keenam RI Try Sutrisno dan Ketua Umum Persatuan Purnawirawan Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Pepabri) Agum Gumelar.

Kompas TV Berikut ini tiga berita terpopuler hari ini: <ol> <li>Sejumlah saksi dari pihak Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno menyampaikan keterangan dalam sidang sengketa hasil pilpres 2019 di Mahkamah Konstitusi. Salah satu saksi, Agus Muhammad Maksum mengatakan pihaknya menemukan lebih dari 1 juta KTP palsu.</li> <li>Menteri Pertahanan menyebut sebanyak 3 persen anggota TNI terpapar radikalisme. Selain itu, lebih dari 23 persen mahasiswa setuju dengan khilafah dan lebih dari 18 persen pekerja menyatakan tak setuju dengan ideologi Pancasila.</li> <li>Presiden Joko Widodo akan mengangkat sejumlah isu pada KTT Ke-34 Asean. Salah satu isu yang diangkat mengenai pemberantasan sampah di laut dan mengangkat isu perang dagang antara Amerika dan Tiongkok.</li> </ol> #top3news #sidangMK #sengketahasilpilpres
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Nasional
Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Nasional
Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Nasional
Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

Nasional
Jokowi Sebut Penyusunan Kabinet Mendatang Hak Prerogatif Prabowo

Jokowi Sebut Penyusunan Kabinet Mendatang Hak Prerogatif Prabowo

Nasional
Temui Warga Aceh Usai Pilpres, Cak Imin Janji Lanjutkan Perjuangan

Temui Warga Aceh Usai Pilpres, Cak Imin Janji Lanjutkan Perjuangan

Nasional
Timnas Akan Hadapi Guinea untuk Bisa Lolos ke Olimpiade, Jokowi: Optimistis Menang

Timnas Akan Hadapi Guinea untuk Bisa Lolos ke Olimpiade, Jokowi: Optimistis Menang

Nasional
KPK Sebut Penyidik Bisa Jemput Paksa Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

KPK Sebut Penyidik Bisa Jemput Paksa Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

Nasional
TNI AD Mulai Tanam Padi di Merauke, KSAD: Selama Ini Hasilnya Kurang Baik

TNI AD Mulai Tanam Padi di Merauke, KSAD: Selama Ini Hasilnya Kurang Baik

Nasional
KPK Mengaku Bisa Tangkap Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Kapan Saja

KPK Mengaku Bisa Tangkap Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Kapan Saja

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com