"Tentara juga harus minal aidin. Kembali juga ke sumpah prajurit dan sapta marga. Kalau ada yang merasa sudah keluar dari jalur sumpah prajurit, ya kita harus kembali lagi," kata Ma'ruf dalam acara yang digelar di Hotel Dharmawangsa, Jakarta, Jumat (21/6/2019).
Sebelumnya, Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu menyebut ada sekitar 3 persen prajurit TNI yang terpapar radikalisme.
Ma'ruf menilai para prajurit yang menyimpang harus kembali kepada sumpahnya. Ma'ruf mengatakan, sumpah prajurit adalah hal yang sudah disepakati sejak awal.
Sama halnya dengan Pancasila dan UUD 1945 yang sudah disepakati oleh para pendiri negara. Apabila ada ideologi dan paham lain yang bertentangan, itu tidak sesuai dengan kesepakatan.
"Kalau ditanya khilafah boleh atau tidak, tidak boleh. Bukan karena Islam atau tidak Islam tapi karena menyalahi kesepakatan. Bukan ditolak tapi tertolak secara otomatis karena ada kesepakatan," kata Ma'ruf.
Dalam kesempatan tersebut, Ma'ruf Amin pun mengingatkan para purnawirawan yang hadir untuk terus mengabdi kepada bangsa dan negara. Sebab, tak ada kata pensiun dalam pengabdian.
"Prajurit kalau sudah purna tugas tidak purna pengabdian kepada bangsa dan negara," kata Ketua Umum MUI itu.
Selain Hendropriyono sebagai tuan rumah, hadir dalam acara ini puluhan purnawirawan TNI lain. Di antaranya Wakil Presiden keenam RI Try Sutrisno dan Ketua Umum Persatuan Purnawirawan Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Pepabri) Agum Gumelar.
https://nasional.kompas.com/read/2019/06/21/16013521/maruf-amin-harap-anggota-tni-yang-menyimpang-kembali-ke-sumpah-prajurit