Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jaga Etika, Tim Hukum Jokowi Tak Libatkan Pengacara di Luar Koalisi

Kompas.com - 27/05/2019, 18:42 WIB
Jessi Carina,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Tim Hukum Jokowi-Ma'ruf, Arsul Sani, mengatakan, pihaknya menjaga etika dalam menyusun tim hukum yang menangani gugatan sengketa pilpres di Mahkamah Konstitusi (MK). Salah satunya adalah dengan tidak melibatkan pengacara di luar koalisi.

Hal ini dia sampaikan ketika ditanya tanggapannya soal kader partai koalisi Jokowi-Ma'ruf yang menjadi pengacara Prabowo-Sandiaga dalam gugatan di MK. Kader yang dimaksud adalah Dorel Almir dari Partai Golkar.

"Kita jaga etika-etika. Kalau dia itu katakanlah di luar partai yang berkoalisi dengan kita, meskipun dia advokat kondang, enggak akan kita masukan," ujar Arsul di Gedung Mahkamah Konstitusi, Jalan Medan Merdeka Barat, Senin (27/5/2019).

Baca juga: Ketua TKN Jokowi Yakin MK Profesional Tangani Sengketa Hasil Pilpres

Arsul mengatakan, sejak awal calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo berpesan untuk tidak menyerang Prabowo-Sandiaga secara pribadi. Sikap yang diambil dalam menyusun tim hukum ini merupakan salah satu upaya untuk itu.

Dia mengatakan etika semacam ini juga dipakai dengan tidak menanggapi isu miring terkait susunan tim hukum Prabowo-Sandiaga. Misalnya seperti terhadap Ketua Tim Hukum Prabowo-Sandiaga, Bambang Widjojanto, yang diungkit kembali kasus masa lalunya.

"Kami enggak akan berkomentar soal itu. Tadi Pak Yusril mengatakan itu bagian dari penghormatan kami terhadap rekan sejawat advokat dan itu kita kembalikan kepada masyarakat," ujar Arsul.

Baca juga: TKN Jokowi Akan Konsultasi ke MK Terkait Gugatan Prabowo-Sandi

"Karena yang akan kita serang adalah dalil hukumnya, argumentasi mereka, bukan pribadi mereka," tambah dia.

Sebelumnya, Tim Hukum Prabowo Subianto-Sandiaga Uno secara resmi telah mendaftarkan gugatan sengketa hasil pilpres 2019 ke Mahkamah Konstitusi, Jalan Medan Merdeka Barat, Jumat (24/5/2019) pukul 22.44 WIB. Mereka mendaftarkan gugatannya sekitar 01.21 jam sebelum pendaftaran ditutup.

Kompas TV Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma&rsquo;ruf Amin dan Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno saling berpelukan usai Komisi Pemilihan Umum (KPU) menetapkan hasil pilpres 2019.<br /> <br /> Hasil rapat pleno dari KPU, capres cawapres nomor urut 01, Joko Widodo-Ma&rsquo;ruf Amin unggul dari pasangan capres-cawapres nomor urut 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Joko Widodo-Ma&rsquo;ruf Amin mendapatkan suara sebesar 85.607.362 juta atau total 55,50 persen. Sedangkan pasangan capres-cawapres Prabowo Subianto-Sandiaga Uno mendapatkan suara 68.650.239 suara atau sebesar 44, 50 persen. Total suara sah yang telah dihitung KPU sebanyak 154.257.601. #RekapitulasiSuara #KPU #PenetapanPilpres
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Nasional
PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

Nasional
Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Nasional
PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

Nasional
ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

Nasional
Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasional
PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

Nasional
Demokrat Tak Ingin Ada 'Musuh dalam Selimut' di Periode Prabowo-Gibran

Demokrat Tak Ingin Ada "Musuh dalam Selimut" di Periode Prabowo-Gibran

Nasional
Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Nasional
Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Nasional
Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Nasional
Gugat Dewas ke PTUN hingga 'Judicial Review' ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Gugat Dewas ke PTUN hingga "Judicial Review" ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Nasional
Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Nasional
Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com