Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wiranto: Jangan Biarkan Masyarakat Keluar Daerah Menuju Jakarta

Kompas.com - 16/05/2019, 18:08 WIB
Rakhmat Nur Hakim,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto meminta Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) mencegah pergerakan massa dari daerah ke Jakarta.

Hal itu disampaikan Wiranto menyikapi rencana people power yang kerap didengungkan kubu pendukung pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno pada saat penetapan Presiden dan Wakil Presiden 22 Mei nanti.

"Dari daerah tolong, Forkopimda, Pangdam, Kapolda, jangan biarkan masyarakat keluar daerah menuju Jakarta, selesaikan di sana," ujar Wiranto saat memberikan pengarahan di acara Rapat Koordinasi Tim Terpadu Penanganan Konflik Sosial tahun 2019 di Hotel Grand Paragon, Jakarta, Kamis (16/5/2019).

Baca juga: Jokowi Panggil Wiranto dan Agum Gumelar ke Istana Bahas 22 Mei

"Kepala desa, Babinkamtibmas, Danramil, Babinsa ya, selesaikan di sana. Kan besaran penumpukan massa ini ketika daerah enggak bisa membendung mereka ke Jakarta. Nah, jadi sinerginya di situ," ujar Wiranto lagi.

Ia mengatakan aparat di daerah dan pusat harus bersinergi untuk memastikan agar situasi politik tetap kondusif terutama pada saat penetapan Presiden dan Wakil Presiden oleh Komisi Pemilihan Umum.

Ia meminta agar aparat kepolisian, TNI, dan pemerintah daerah memikirkan upaya yang harus dilakukan agar massa tak bergerak ke Jakarta.

Baca juga: Ibu-ibu Jangan Khawatir, Polri Pastikan Aman Penetapan Hasil Pemilu di KPU

Wiranto meminta agar para aparat menjelaskan masyarakat tak perlu berbondong-bondong datang ke Jakarta untuk berdemonstrasi sebab pemilu berlangsung aman dan sukses.

"Jelaskan ke masyarakat. Enggak perlu ke sana. Pemilu sudah selesai, sudah ada hasilnya. Percuma ke sana. Puasa lagi. Sahurnya di mana, bukanya di mana. Mereka mikir pasti. Seperti itu," ujar Wiranto.

"Kita jelaskan nanti. Ini belum selesai tapi KPU, Bawaslu menjelaskan ini sudah sesuai rencana dan rambu-rambu hukum dan tata tertib. Jika di sana-sini ada kekeliruan dan kecurangan selesaikan dengan cara-cara peraturan dan undang-undang," lanjut dia.

Kompas TV Presiden Joko Widodo memanggil Menko Polhukam Wiranto dan Anggota Dewan Pertimbangan Presiden, Agum Gumelar ke Istana Kepresidenan pada Selasa (14/5/2019) siang kemarin. Pertemuan internal itu membicarakan kondisi politik pasca-Pemilu 2019 terutama jelang penetapan pemenang Pileg dan Pilpres 2019 oleh KPU pada 22 Mei mendatang. Lalu apa saja hasilnya? Langkah apa yang diambil pemerintah untuk menjaga kondusifitas politik saat ini? Untuk membahasnya kami akan berbincang dengan Deputi IV Kantor Staf Presiden bidang Komunikasi Politik dan Diseminasi Informasi, Eko Sulistyo dan analis komunikasi politik dari UIN Syarif Hidayatullah, Gun Gun Heryanto. #Pemilu2019 #KondisiPolitik
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com