Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anggap Media Perusak Demokrasi, Prabowo Dinilai Anti-Kritik

Kompas.com - 02/05/2019, 13:46 WIB
Haryanti Puspa Sari,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Ace Hasan Syadzily, mengatakan, tuduhan calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto bahwa media ikut merusak demokrasi adalah tuduhan yang kasar. Menurut dia, Prabowo tak mengerti fungsi pers dalam demokrasi.

Hal ini disampaikan Ace, menanggapi pernyataan Prabowo yang memperingatkan media dalam acara hari buruh internasional, di Tennis Indoor Senayan, Jakarta, (1/5/2019).

"Tuduhan kasar seperti itu semakin menunjukkan bahwa Prabowo sebagai pemimpin politik tidak pernah mau mengerti fungsi pers dalam demokrasi," kata Ace dalam keterangan tertulis, Kamis (2/5/2019).

Ace mengatakan, sikap Prabowo itu mencerminkan watak pemimpin yang otoriter dan anti kritik terhadap media.

Baca juga: Prabowo: Para Media, Hati-hati, Kami Mencatat Kelakuanmu Satu-satu

"Sangat jelas mencerminkan watak seorang pemimpin otoriter yang sangat anti kritik dan juga anti pada suara kritis media. Jika media tidak menyuarakan kepentingan politiknya maka media dianggap merusak demokrasi," ujarnya.

Ace mengatakan, media bekerja berdasarkan prinsip-prinsip jurnalisme. Apa yang dilakukan media tentu mengedukasi publik.

"Dengan cara kerja media seperti itu jelas hoaks, kebohongan, dan juga ujaran kebencian tidak mendapatkan tempat di media kita," tuturnya.

Selanjutnya, Ace mengatakan, kebebasaan pers adalah penyangga demokrasi. Oleh karena itu, menurut dia, upaya mengancam tugas jurnalis jelas perilaku diktator yang bertentangan dengan nilai-nilai demokrasi.

"Dan sangat disayangkan, sebagai politisi yang menikmati ruang kebebasan dalam alam demokrasi, Prabowo justru ingin membunuh salah satu elemen paling dasar dari demokrasi yakni kebebasan pers," pungkasnya.

Baca juga: Hadiri Peringatan Hari Buruh, Ini Sindiran-sindiran dari Prabowo...

Sebelumnya, Calon presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto, memperingatkan media yang hadir di acara peringatan Hari BuruhInternasional agar berhati-hati.

Saat itu, Prabowo sedang memberikan sambutan di acara peringatan Hari Buruh 2019 di Tennis Indoor Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (1/5/2019).

"Para media, hati-hati, kami mencatat kelakuan-kelakuanmu satu-satu," kata Prabowo yang langsung disambut riuh pada buruh.

"Kami bukan kambing yang bisa kau atur-atur. Hati-hati kau yah. Hati-hati kau, suara rakyat adalah suara Tuhan," sambung dia.

Prabowo membicarakan bahwa kebohongan, kecurangan, kekayaan Indonesia diambil, penindasan terhadap rakyat, perlu disudahi.

Lalu, Prabowo menyambungnya dengan menyebutkan bahwa media sebagai pihak yang ikut merusak demokrasi.

"Itu media-media juga, gue salut sama lu masih berani ke sini. Akan tercatat dalam sejarah, hai media-media kau ikut merusak demokrasi di Indonesia," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Eks Penyidik Ingatkan KPK Jangan Terlalu Umbar Informasi soal Harun Masiku ke Publik

Eks Penyidik Ingatkan KPK Jangan Terlalu Umbar Informasi soal Harun Masiku ke Publik

Nasional
Polri Sebut Penangkapan Pegi Setiawan Tak Gampang, Pindah Tempat hingga Ubah Identitas

Polri Sebut Penangkapan Pegi Setiawan Tak Gampang, Pindah Tempat hingga Ubah Identitas

Nasional
Kisruh PBB, Afriansyah Noor Disebut Tolak Tawaran Jadi Sekjen Fahri Bachmid

Kisruh PBB, Afriansyah Noor Disebut Tolak Tawaran Jadi Sekjen Fahri Bachmid

Nasional
Ikuti Perintah SYL Kumpulkan Uang, Eks Sekjen Kementan Mengaku Takut Kehilangan Jabatan

Ikuti Perintah SYL Kumpulkan Uang, Eks Sekjen Kementan Mengaku Takut Kehilangan Jabatan

Nasional
Antisipasi Karhutla, BMKG Bakal Modifikasi Cuaca di 5 Provinsi

Antisipasi Karhutla, BMKG Bakal Modifikasi Cuaca di 5 Provinsi

Nasional
Hargai Kerja Penyidik, KPK Enggan Umbar Detail Informasi Harun Masiku

Hargai Kerja Penyidik, KPK Enggan Umbar Detail Informasi Harun Masiku

Nasional
Polri: Ada Saksi di Sidang Pembunuhan Vina yang Dijanjikan Uang oleh Pihak Pelaku

Polri: Ada Saksi di Sidang Pembunuhan Vina yang Dijanjikan Uang oleh Pihak Pelaku

Nasional
Siapa Cawagub yang Akan Dampingi Menantu Jokowi, Bobby Nasution di Pilkada Sumut 2024?

Siapa Cawagub yang Akan Dampingi Menantu Jokowi, Bobby Nasution di Pilkada Sumut 2024?

Nasional
Kementan Beli Rompi Anti Peluru untuk SYL ke Papua

Kementan Beli Rompi Anti Peluru untuk SYL ke Papua

Nasional
Polri Tolak Gelar Perkara Khusus bagi Pegi Setiawan

Polri Tolak Gelar Perkara Khusus bagi Pegi Setiawan

Nasional
Soal Target Penangkapan Harun Masiku, KPK: Lebih Cepat, Lebih Baik

Soal Target Penangkapan Harun Masiku, KPK: Lebih Cepat, Lebih Baik

Nasional
Golkar: Warga Jabar Masih Ingin Ridwan Kamil jadi Gubernur 1 Periode Lagi

Golkar: Warga Jabar Masih Ingin Ridwan Kamil jadi Gubernur 1 Periode Lagi

Nasional
Menko Polhukam Sebut Situs Judi “Online” Susupi Laman-laman Pemerintah Daerah

Menko Polhukam Sebut Situs Judi “Online” Susupi Laman-laman Pemerintah Daerah

Nasional
Pengacara Staf Hasto Klaim Penyidik KPK Minta Maaf

Pengacara Staf Hasto Klaim Penyidik KPK Minta Maaf

Nasional
SYL Disebut Minta Anak Buah Tak Layani Permintaan Atas Namanya

SYL Disebut Minta Anak Buah Tak Layani Permintaan Atas Namanya

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com