Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tiga Hal yang Perlu Dievaluasi dari Pemilu Serentak Menurut Akademisi

Kompas.com - 30/04/2019, 14:18 WIB
Abba Gabrillin,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Ketua Bidang Studi Hukum Tata Negara Fakultas Hukum Universitas Indonesia Fitra Arsil mengatakan, ada tiga hal yang perlu dievaluasi dari pelaksanaan pemilihan umum serentak.

"Evaluasi yang pertama terkait sistem pemilu," ujar Fitra dalam Seminar Nasional Evaluasi Pemilu Serentak 2019 di Gedung FHUI, Depok, Selasa (30/4/2019).

Menurut Fitra, Indonesia memiliki sistem baru di mana pemilihan presiden dan pemilihan anggota legislatif dilakukan secara serentak. Sistem pemilu ini perlu dievaluasi karena baru pertama kali dilakukan.

Baca juga: KPU: Desain Pemilu Serentak 2019 Cukup Berat

Fitra mengatakan, perlu dilakukan penelitian yang menguji apakah timbulnya korban dan kecurangan pemilu betul akibat pelaksanaan pemungutan suara serentak.

Hal kedua yang perlu dievaluasi menurut Fitra adalah tata kelola manajemen penyelenggaraan. Misalnya, perlu diketahui penyebab 300 orang lebih petugas penyeleggara pemilu meninggal dunia.

Baca juga: Politisi PDI-P Sebut Pemilu Serentak 2019 Ulah MK

 

Padahal, menurut Fitra, pemilu 2019 hanya menambah satu kotak suara, yaitu kotak suara pilpres yang cenderung sederhana.

"Kita hanya tambah satu kotak pilpres yang sederhana. Tambahan beban kerja sepertinya tidak berat-berat banget mungkin, tapi perlu evaluasi apa yang salah," kata Fitra.

Kemudian, hal ketiga yang perlu dievaluasi adalah soal integritas penyelenggara atau peserta pemilu. Menurut Fitra, perlu dicari tahu apakah masalah yang timbul akibat direncanakan atau karena kelalaian.

Kompas TV Pemilu serentas pada tanggal 17 April telah dilakukan, namun proses Pemilu serentak ini nampaknya membuat para petugas KPPS kelelahan dan beberapa mendapat tindakan kekerasan hingga menyebabkan ratusan korban jiwa meninggal dunia. Berikut ulasannya dalam Catatan KompasTV pekan ini. #kpps #pemilu #pilpres
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Setiap Hari, 100-an Jemaah Haji Tersasar di Madinah

Setiap Hari, 100-an Jemaah Haji Tersasar di Madinah

Nasional
PDI-P Sebut Anies Belum Bangun Komunikasi Terkait Pilkada Jakarta

PDI-P Sebut Anies Belum Bangun Komunikasi Terkait Pilkada Jakarta

Nasional
KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan dalam Kasus TPPU SYL

KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan dalam Kasus TPPU SYL

Nasional
Prabowo Koreksi Istilah 'Makan Siang Gratis': Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Prabowo Koreksi Istilah "Makan Siang Gratis": Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Nasional
Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Nasional
Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Nasional
KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

Nasional
Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Nasional
Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Nasional
Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

Nasional
Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Nasional
Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Nasional
Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Nasional
Akui Cita-citanya adalah Jadi Presiden, Prabowo: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Akui Cita-citanya adalah Jadi Presiden, Prabowo: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Nasional
Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com