Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PAN, di Tengah Isu Berpaling dari Koalisi Prabowo dan Pemecatan Pendiri Partai

Kompas.com - 29/04/2019, 06:49 WIB
Jessi Carina,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

Beberapa waktu lalu, dia secara langsung mengakui bahwa dia mendukung Jokowi dalam Pemilihan Presiden 2019.

Hal ini yang dimaksud Soni terkait perbedaan sikap Bara dengan keputusan Rakernas PAN. PAN telah menentukan sikap mendukung pasangan Prabowo-Sandiaga.

"Siapapun yang tidak patuh terhadap hasil Rakernas PAN yang telah memutuskan mendukung pasangan Prabowo -Sandi sebagai capres dan cawapres 2019 maka partai harus memberikan sanksi yang tegas," ujar Soni.

Baca juga: Pertemuan Jokowi-Zulkifli Hasan, Isu PAN Merapat, dan Tanggapan BPN

 

"Apalagi kalau dia elit partai yang seharusnya memberikan contoh yang baik untuk taat terhadap keputusan partai," tambah dia.

Pendiri partai

Adapun, Bara sendiri merupakan salah satu pendiri PAN bersama ayahnya, Albert Hasibuan. Hal ini menjadi alasan Bara dalam mendukung Jokowi. Dia merasa lebih tahu tentang nilai-nilai dasar PAN berdiri.

Dengan begitu dia tahu langkah apa yang seharusnya diambil PAN jika merujuk pada cita-cita awalnya.

Wakil Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Amanat Nasional (PAN) Bara Hasibuan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (12/12/2018). KOMPAS.com/KRISTIAN ERDIANTO Wakil Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Amanat Nasional (PAN) Bara Hasibuan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (12/12/2018).

"Saya mendirikan PAN. Tidak ada satupun yang tanda tangan itu ikut mendirikan PAN. Saya paham betul platform partai ini, saya ikut menulis platform partai ini, saya paham betul jiwa partai ini, soul partai ini," ujar Bara.

Baca juga: Bara Hasibuan: Tidak Ada Satu Pun yang Tanda Tangan Petisi Itu Ikut Mendirikan PAN!

 

Dia memahami tujuan yang ingin dicapai PAN saat pertama kali berdiri.

Dengan begitu dia paham apa saja yang merupakan bentuk pelanggaran terhadap AD/ART partai. Menurut dia mendukung Jokowi bukanlah bentuk pelanggaran.

Apalagi dia juga tidak ikut berkampanye untuk Jokowi meskipun mendukung capres petahana itu.

"Jadi saya merasa apa yang saya lakukan tidak salah ya. Saya lakukan ini semua untuk mengembalikan roh PAN itu sendiri," ujar Bara.

Baca juga: Bara Hasibuan: Saya Kan Tidak Pernah Berkampanye untuk Jokowi...

 

"Saya minta mereka semua ini belajar dulu sejarah sebelum mereka memberikan judgement kepada saya, penilaian, atau tuntutan untuk meminta saya dipecat," tambah dia.

Komentar TKN Jokowi-Ma'ruf

Meski demikian, kisruh pada internal PAN ini tidak mendapatkan perhatian khusus dari Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf.

Wakil Ketua TKN Jokowi-Ma'ruf, Arsul Sani mengatakan internal TKN belum membahas peluang untuk menerima dukungan partai pendukung calon presiden dan wakil presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

Baca juga: TKN: Tanpa PAN, Kekuatan Partai Koalisi Jokowi-Maruf Sudah Cukup

"Partai-partai Koalisi Indonesia Kerja (KIK) belum tertarik untuk mendiskusikan di internal KIK tentang wacana di atas. Bagi kami masih terlalu pagi untuk mendiskusikan soal itu," ujar Arsul.

Arsul menilai wacana tersebut sebagai diskursus internal PAN saja. TKN Jokowi-Ma'ruf tidak ingin terlalu jauh menyikapi perdebatan itu. Menurut dia, hal yang lebih penting saat ini adalah mengawal penghitungan suara.

"Fokus kami saat ini adalah mengawal penghitungan suara pilpres yang secara konsisten menunjukkan keunggulan paslon 01 dalam perolehan suara," ujar Arsul.

Kompas TV Sebuah petisi beredar di internal Partai Amanat Nasional untuk meminta DPP PAN memecat Bara Hasibuan dari jabatan wakil ketua umum sekaligus anggota PAN. Salah satu nama yang mengusulkan ada petis tersebuat adalah Ketua DPP PAN Yahdil Abdi Harahap, Yahdil menyebut petisi pemecatan untuk Bara muncul karena bara mendukung pasangan calon nomor urut 01 Joko Widodo dan Ma&#39;ruf Amin. #BaraHasibuan #PAN<br /> <br />

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya

Jokowi Tak Lagi Dianggap Kader, PDI-P: Loyalitas Sangat Penting

Jokowi Tak Lagi Dianggap Kader, PDI-P: Loyalitas Sangat Penting

Nasional
PPP Buka Peluang Usung Sandiaga jadi Cagub DKI

PPP Buka Peluang Usung Sandiaga jadi Cagub DKI

Nasional
Soal Jokowi dan PDI-P, Joman: Jangan karena Beda Pilihan, lalu Dianggap Berkhianat

Soal Jokowi dan PDI-P, Joman: Jangan karena Beda Pilihan, lalu Dianggap Berkhianat

Nasional
Surya Paloh Buka Peluang Nasdem Usung Anies pada Pilkada DKI

Surya Paloh Buka Peluang Nasdem Usung Anies pada Pilkada DKI

Nasional
Dukung Prabowo-Gibran, Surya Paloh Sebut Nasdem Belum Dapat Tawaran Menteri

Dukung Prabowo-Gibran, Surya Paloh Sebut Nasdem Belum Dapat Tawaran Menteri

Nasional
PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

Nasional
Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti Juga Kebagian

Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti Juga Kebagian

Nasional
Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Nasional
Joman: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Joman: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Nasional
Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Nasional
5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

Nasional
Deretan Mobil Mewah yang Disita dalam Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Deretan Mobil Mewah yang Disita dalam Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Nasional
[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com