Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Verry Surya Hendrawan, Habiskan Rp 250 Juta untuk Kampanye

Kompas.com - 13/04/2019, 17:00 WIB
Fitria Chusna Farisa,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Pemilu 2019 menjadi tahun pertama bagi Verry Surya Hendrawan maju sebagai calon anggota legislatif (caleg).

Di bawah Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI), Verry mencalonkan diri di Dapil Jawa Barat 5, Kabupaten Bogor, bersaing dengan sejumlah petahana seperti Fadli Zon dan Adian Napitupulu.

Verry memang baru setahun terjun di kancah politik. Namun, dirinya langsung dipercaya menjabat sebagai Sekretaris Jenderal (Sekjen) PKPI. Ia saat ini juga menjabat sebagai Wakil Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf.

Baca juga: Cerita Caleg: Dian Fatwa Pening Saat Ongkos Politik Membengkak...

Kepada Kompas.com, Verry buka-bukaan soal dana yang ia habiskan selama masa kampanye Pemilu 2019.

Nominal uang yang Verry keluarkan terbilang tidak terlalu besar dibanding pengeluaran caleg lain. Verry mengaku menghabiskan Rp 250 juta untuk kampanye.

"Terus terang saya anggarkan itu di angka Rp 250 juta. Itu sudah maksimal. Saya enggak mau lebih," kata Verry saat dihubungi, Kamis (11/4/2019).

Baca juga: Cerita Caleg: Dijuluki Pembawa Hujan, Daniel Johan Sampai Diminta Padamkan Kebakaran Hutan

Angka tersebut dianggarkan untuk mencetak logistik pemilu seperti spanduk dan bendera. Namun, alokasi yang lebih besar justru untuk sosialisasi ke warga.

Di luar itu, Verry juga menganggarkan untuk dana saksi.

"Yang paling banyak itu justru untuk kegiatan sosialisasi dengan warga, kan tidak satu kali dua kali, tapi lebih rutinlah ya. Kami ketemu dengan warga kemudian makan bareng-bareng," ujar Verry.

Baca juga: Cerita Caleg: Dian Fatwa Perjuangkan Rp 2 Triliun untuk Partai Politik Per Tahun

"Jadi roughly-nya mungkin di APK termasuk distribusi, pemasangan, pelepasan, itu sekitar Rp 75 (juta), Rp 125 (juta) untuk sosialisasi, Rp 50 (juta) untuk dukungan ke parpol untuk saksi," katanya.

Verry mengaku, seluruh dana kampanye itu berasal dari kantong pribadinya. Namun, tak jarang pula saudara dekatnya ikut menyokong dana konsumsi sosialisasi.

Ia dan caleg lain juga mendapat bantuan dari partai berupa alat peraga kampanye (APK).

Baca juga: Cerita Caleg: Vasco Ruseimy, Antara Passion dengan Realita Biaya Kampanye Mahal

Ia juga mengaku kerap kampanye bersama caleg-caleg PKPI yang lain, baik caleg DPR yang satu dapil maupun caleg DPRD provinsi dan caleg DPRD kabupaten/kota.

Bahkan, jika dikalkulasi, Verry lebih sering berkampanye secara kolektif dibanding kampanye mandiri.

"Saya lebih banyak yang (kampanye) tandem karena di PKPI lebih banyak mengedepankan untuk proses pileg itu adalah coblos lambang partai. Jadi misalnya di dapil saya ada tiga orang (caleg), kami tiga-tiganya kampanye untuk coblos lambang partai, jadi bukan coblos nomor urut 20, cari nomor 1 atau 2, kami tidak begitu. Sifatnya kami kolektif kolegial," kata dia.

Baca juga: Cerita Caleg: Dian Fatwa, Wasiat dari Ayah Menuju ke Senayan...

Verry juga mengaku banyak membuat APK kolektif. Dalam hal ini, biaya ditanggung secara proporsional sesuai kesepakatan.

Misalnya, caleg DPRD kabupaten kota menanggung 20 persen, caleg DPRD provinsi 30 persen, dan 50 persen ditanggung caleg DPR RI.

Meski sudah berkomitmen untuk tak mengeluarkan dana kampanye lebih dari Rp 250 juta, Verry mengatakan, tak jarang godaan muncul ketika ia melihat APK caleg-caleg lain yang lebih masif.

Baca juga: Cerita Caleg: Sarifuddin Sudding, dari Advokat Menuju ke Senayan

"Godaan itu selalu datang, ketika melihat baliho besar, temen-temen dari caleg lain, saudara-saudara kita yang kebetulan pendanaannya kuat, bisa sosialisasi sehari empat titik, itu kadang-kadang kami tergoda juga," ujar Verry.

"Ah masa dia bisa, saya enggak bisa, tapi bagi saya kembali ke masing-masing. Yang kedua saya optimistis saya sudah punya basis masa yang jelas, temen-temen yang saya bangun ketika saya dulu sering atau lebih hanyak berinteraksi di kegiatan sosial kemasyarakatan," katanya.

Baca juga: Cerita Caleg: Anggiasari, Penyandang Disabilitas yang Ingin Berjuang di Parlemen

Verry sendiri mengaku tidak ngoyo untuk menduduki kursi DPR.

Terpilih atau tak terpilih, Verry percaya hal itu sudah ditakdirkan oleh Tuhan. Bagi Verry, tugas utamanya adalah berikhtiar. Sementara hasilnya ia serahkan kepada Sang Kuasa.

Namun, sekalipun tak lolos ke Parlemen, Verry mengaku tidak kapok dan akan tetap bersama partainya.

"Kalau saya sudah berikhtiar hasilnya belum maksimal, enggak papa, ini berarti proses dari pembelajaran saya, toh saya juga baru setahun di politik," katanya.

Kompas TV Tersangkut kasus penipuan pengurusan surat ijin peluasan pelabuhan Benoa Bali. Calon legeslatif untuk DPR dari Partai Gerindra diamankan oleh Polisi. Ditangkap di Jakarta tersangka atas nama anak Agung Alit Putra ini langsung diterbangkan ke Bali dan kemudian digiring masuk ke ruang pemeriksaan Polda Bali. #CalegPenipu #Gerindra #KasusCaleg
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Nasional
Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Nasional
Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Nasional
Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Nasional
Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Nasional
Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Nasional
Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com